Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw
14 oktober 2019
-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang sama-sama kita hormati dan kita muliakan orang tua kita dan guru kita Al-Habib Nabil bin Fuad Al- Musawa kita doakan panjang umur sehat wal Afiyah, guru kita tercinta Al-Habib Jakfar bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan panjang umur sehat wal afiyah, guru kita tercinta Al-Habib Muhammad Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan juga panjang umur sehat wal afiyah, serta para Habaib lainnya hadir bersama Habib Ahmad Al idrus, guru kita Kh Abdussalam
Bapak-bapak ibu-ibu hadirin dan hadirat baik yang hadir di Majelis Rasulullah Saw bertempat di tempat ini maupun yang mendengar dari kejauhan Live Streaming Majelis Rasulullah Saw mudah-mudahan malam ini Allah Swt merahmati kita semua, mengampuni dosa kita, memudahkan urusan kita, mengabulkan hajat kita dan ilmu yang kita pelajari bermanfaat dunia akhirat Amin Allahumma Amin.
Hadirin dan hadirat jamaah Majelis Rasulullah Saw yang di muliakan oleh Allah Swt setelah kita bersyukur atas seluruh anugrah dan karunia dari Allah Swt, sholawat salam khusus untuk makhluk teragung junjungan Rasul termulia baginda Nabi kita Muhammad Saw lalu kemudian kita akan kembali melanjutkan pelajaran kita dalam kajian Hadist Riyadhussholihin yang di karang oleh imam Nawawi sampailah kita pada Hadist yang ke 5 yang berkaitan dengan bab niat dan ketulusan kit abaca bersama
وَعَنْ أبي يَزِيدَ مَعْنِ بْن يَزِيدَ بْنِ الأَخْنسِ ، وَهُوَ وَأَبُوهُ وَجَدّهُ صَحَابِيُّونَ، قَال: كَانَ أبي يَزِيدُ أَخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتصَدَّقُ بِهَا فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ في الْمَسْجِدِ فَجِئْتُ فَأَخَذْتُهَا فَأَتيْتُهُ بِهَا. فَقَالَ: وَاللهِ مَا إِيَّاكَ أَرَدْتُ، فَخَاصمْتُهُ إِلَى رسولِ اللهِ ﷺ فَقَالَ: لَكَ مَا نويْتَ يَا يَزِيدُ، وَلَكَ مَا أَخذْتَ يَا مَعْنُ رواهُ البخاريُّ.
Dari Abu Yazid yaitu Ma’an bin Yazid bin Akhnas ra. Ia, ayahnya, dan kakeknya adalah termasuk sahabat Rasulullah SAW . Aku berkata: “Ayahku, yaitu Yazid mengeluarkan beberapa dinar untuk sedekah, dinar-dinar tersebut ia letakkan di sisi seseorang di dalam masjid. Aku datang untuk mengambilnya, kemudian aku menemui ayahku dengan dinar-dinar tadi. Ayah berkata: “Demi Allah, bukan engkau yang kuhendaki (diberi sedekah itu)”.Lalu hal itu aku adukan pada Rasulullah SAW, Beliaupun bersabda:“Bagimu adalah apa yang engkau niatkan wahai Yazid, sedang bagimu adalah apa yang engkau ambil wahai Ma’anu”. [HR Bukhori
Hadist malam ini Hadist yang ke 5 dari seorang sahabat Rasul yang bernama Ma’an. Anak dari pada Yazid anak dari pada Akhnas. Akhnas ini namanya Abi Hubeit yang di katakan mereka ini semuanya sahabat. Ma’an ini adalah salah satu sahabat Rasul Saw yang di katakan oleh Imam Bukhori beliau mengatakan Yazid atau Ma’an pernah berkata saya pernah berbaiat kepada sang Nabi bersama ayah saya bersama kakek saya dan saya mengadu kepada Nabi dan Nabi membela saya dan saya pun di nikahi oleh Rasul Saw. Sebagian ulama mengatakan Nabi yang melamar dan Nabi juga yang menikahkan. Imam Al-Baghowi bercerita Ma’an ini salah satu sahabat yang ikut perang di Medan pertempuran perang Badar bersama bapak nya dan kakeknya.
Kata Imam Al-Baghowi sudah saya telusuri dari kitab-ke kitab tidak ada sahabat Nabi yang hadir di perang Badar bersama bapaknya dan kakek nya kecuali dia. Semoga Allah Swt meridhoi mereka semua. Sang anak sahabat Nabi, sang bapak sahabat Nabi sang kakek sahabat Nabi. Apa itu sahabat? Sahabat itu yang kita ketahui manusia-manusia yang jumpa dengan Nabi, beriman ketika Nabi masih hidup di muka bumi ini secara nyata dan bukan mimpi. Walaupun hanya satu menit lalu dia meninggal dalam keadaan beriman itu di namakan sahabat. Yang kumpul dengan Nabi dari bangsa manusia, kalau yang kumpul bersama Nabi dari bangsa Jin tidak di sebut sahabat, kumpul bersama Nabi dari bangsa Malaikat tidak di sebut sahabat, dari bangsa manusia di masa hidup nya Nabi. Kalau kita saat ini malam ini di datangi sama Nabi, kita berjumpa dengan Nabi kita tidak di sebut sahabat, kenapa? Karena kita tidak hiudp di zaman Nabi.
Di bumi bukan di langit, waktu Isra’mi’raj Nabi berjumpa dengan bangsa Nabi, berjumpa dengan bangsa Malaikat, apakah mereka di namakan sahabat?bukan, karena berjumpa nya di langit. Kalau berjumpa di Bumi di sebut sahabat.
Jumpa yang nyata bukan mimpi, malam ini mudah-mudahan mimpi kita bertemu dengan Rasul karena dalam Hadist Rasul siapa orang bermimpi jumpa dengan aku sesungguh nya itu bukan mimpi tapi jumpa nyata, karena Syaithon tidak bisa menyerupai aku. Tapi kalau kita bermimpi Nabi lalu kita berkata bahwa kita sahabat tidak seperti itu. Sahabat itu harus nyumpa nyata di zaman Nabi walaupun hanya sebentar lalu sampai meninggal dalam keadaan beriman. Ada seseorang yang dahulu nya sahabat, berjuang bersama Nabi lalu pada akhirnya dia Murtad, keluar dari agama Islam setelah wafat nya Nabi apakah dia di katakan sahabat? Bukan. Dia bukan sahabat. Sahabat itu berkumpul sama Nabi ketika Nabi masih hidup beriman walaupun sebentar dan meninggal dalam keadaan iman itu di namakan sahabat.
Pemahaman lain dari ulama ahli Ushul sahabat itu siapa? Orang yang bersama Nabi bukan sebentar kalau sebentar bukan sahabat. Jadi orang yang berkumpul bersama Nabi bertahun-tahun sampai bisa dia di sebut seorang sahabat. Kalau jumpa satu atau dua kali menurut ulama ahli Ushul dia bukan sahabat dan kedudukan sahabat ini merupakan manusia-manusia tersuci setelah baginda Nabi dan keluarganya. Kenapa? Karena mereka tidak di takdir oleh Allah Swt menjadi manusia, tidak di takdir oleh Allah Swt menjadi sahabat kecuali karena Allah Swt mengetahui mereka manusia-manusia yang hati nya bersih yang layak untuk kumpul menjadi sahabat-sahabat baginda Nabi kita Muhammad Saw. Mudah-mudahan Allah Swt meridhoi mereka semua dan kita mendapatkan barokahnya amin.
Sahabat Nabi yang namanya Ma’an beliau bercerita saya punya bapak namanya Yazid. Pada suatu hari dia mengeluarkan beberapa Dinar yang di niatkan untuk bersedekah yang sedekah itu dia bawa ke Masjid dia melihat ada orang di Masjid dia beri dan di perkenankan orang yang ada di masjid itu silahkan anda bagi siapa orang yang layak untuk di bagi. Maka saat itu ada saya liat dan saya datangi. Kata Ma’an saya lihat bapak saya membawa uang ngasih ke seseorang untuk di beri sedekah kepada orang lain. Setelah bapak saya pergi saya datangi itu orang lalu saya minta saya ambil sedekah yang di keluarkan oleh bapak saya, jadi anak sendiri yang mengambil sedekah itu. Saya datang kepada ayah saya lalu ayah saya marah kata bapaknya saya mengeluarkan sedekah demi Allah tujuan nya bukan untuk kamu,mungkin ini anak merasa susah tidak punya uang melihat bapaknya bagi-bagi duit dari pada di serobot orang serobot duluan. Ketika bapaknya mendengar kata bapaknya bukan buat ente itu mungkin satu sisi kalau buat ente, ente tinggal minta atau satu sisi lain ini anak merasa tidak punya apa-apa tidak terlalu di pedulikan oleh sang ayah ketika melihat ayah nya bagi-bagi uang dari pada di ambil sama orang lebih baik di ambil oleh anak sendiri. Akhirnya mereka berselisih maka perselisihan ini saya bawa kepada baginda Nabi Muhammad Saw maka Nabi bersabda: wahai Yazid, wahai bapak ente kan sudah mengeluarkan Infak, ente tergantung apa yang ente niatin. Jangan risih, ente niat sedekahkan? Yaudah ente dapat apa yang ente niatkan yaitu niat berinfak. Lalu kata Nabi dan buat kamu wahai Ma’an itu rizki kamu Hadist riwayat Imam Bukhori.
Ibu bapak Hadirin dan hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt hadist ini mengajarkan kepada kita sedekah itu tidak ada yang namanya salah sasaran. Kenapa saya kasih dia? Tidak ada, siapapun bersedakah, apalagi sedekah ini Shodaqoh sunnah. Shodaqoh ada 2 ada shodaqoh wajib ada shodaqoh sunnah.
Shodaqoh sunnah itu adalah Infaq Shodaqoh, sedangkan Shodaqoh Wajib adalah namanya Zakat. Kalau Shodaqoh Sunnah boleh dia kasih untuk anaknya, boleh dia kasih untuk bapak nya, boleh dia kasih untuk cucu nya tapi kalau shodaqoh wajib yang namanya zakat tidak boleh di kasih untuk anak, tidak boleh di kasih untuk bapak karena itu zakat dan shodaqoh ini yang paling bernilai di sisi Allah Swt ketika kita alokasikan kita salurkan pada keluarga sendiri yang membutuhkan dari pada orang lain. Baik keluarga kita orang-orang yang wajib kita nafkahi seperti anak-anak kita atau ibu bapak kita atau sepupu kita atau family kita atau keponakan kita itu semua lebih utama dari pada kita kasih ke orang lain.
Ibu bapak hadirin hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt kenapa demikian? Karena Allah Swt mengajarkan kepada kita “kerabat orang-orang terdekat lebih utama untuk kita berbuat baik” jangan sama orang Royal sama keluarga pelit. Apalagi yang kita infaq untuk keluarga ini nilai nya double, kenapa? Karena hubungan darah dengan kita.
Dalam Hadist Bukhori Muslim dengan ke Shohihan nya bersanad kepada Imam Abi Ma’ud Al-Badri : jikalau seseorang meninfaqan sesuatu untuk kerabatnya keluarganya dia ikhlas mengharap ridho dari Allah Swt maka di kasih pahala berlimpah oleh Allah Swt.
Dalam Hadist Shohih Imam Muslim dari Imam Tsauban Rasul bersabda se afdhol-afdhol nya uang duit itu di keluar kan untuk keluarga. Yang ke dua uang di infaqan untuk beli kuda untuk jihad di jalan Allah Swt atau dinar tadi di infaqan untuk sahabat-sahabat nya untuk bertempur di jalan Allah Swt tapi yang nomor 1 dinar yang kita infaqan untuk keluarga itu nilainya berkali lipat di hadapan Allah Swt.
Oleh karenanya Imam Nawawi mengatakan kita nolong keluarga, kita nafkahi keluarga, kita bantu keluarga pahalanya lebih utama di sisi Allah Swt dari pada menafkahi orang lain. Berapa bib yang harus di nafkahi? Kata Imam Nawawi tidak bisa di ukur secukupnya, yang kamu makan dia makan, yang kamu pakai dia pakai, untuk anak-anak kita makanannya pakaiannya sama dengan yang kita pakai menurut keadaan zamannya, jangan mentang-mentang kita pakai baju karung anak kita kita pakai baju karung. Makruf berlawanan dengan makruf. Makruf itu sesuai dengan kondisi saat itu apa yang kita pakai dia pakai.
Hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt oleh karenanya Islam ini mengajarkan kita untuk berbuat bijak, jangan kita berbuat bijak kepada orang tapi sama keluarga kita tidak bijak. Apakah dosa bib? Demi Allah dosa.
Nabi kita Muhammad Saw dalam riwayat Imam Muslim beliau pernah bersabda : cukup sesorang di catat dosa dia tidak mabuk, dia tidak mencuri, dia tidak zinah, dia tidak durhaka kepada orang tua tapi dia menahan nafkah wajib yang harus di keluarkan di catat dosa oleh Allah Swt. semua tergantung kemampuan kita jangan kita tidak mampu maksain. Kalau kita mampu kasih, mampu untuk beli ayam makan ayam, mampu hanya untuk beli telur beli telur,mampu beli baju dua ya dua jangan memaksakan karena sudah di atur Allah Swt.
Dalam Al-Qur’an: kalau orang di kasih rizki nya sulit oleh Allah Swt Allah Swt tidak membebani tanggung jawab yang lebih dari pada kemampuan nya. Insya Allah setelah kesulitan ada kemudahan.
Dalam riwayat Sayyidatuna Aisyah pernah meriwayatkan dulu Hindun bin Utbah datang kepada baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dia mengeluh. Ya Rasulullah bagaimana ini saya punya Suami yaitu Abu Sufyan orang nya pelit. Tidak pernah mengasih lebih buat saya buat anak-anaknya tidak pernah kecuali saya colong dan dia tidak tahu.
Apa jawaban baginda Nabi kita Muhammad Saw? Silahkan kamu ambil untuk kebutuhan kamu yang wajib dan kebutuhan anak kamu yang pokok dengan cara yang baik. Jangan kebutuhannya 50.000 lalu ngambil nya 500.000. maksud nya jangan sampai keluarga kita kelaparan sementara kita punya harta banyak tapi tidak pernah keluarga kita senang karena sifat bakhil kita lebih baik kita perhatikan keluarga dari pada orang lain.
Dahulu Imam Abu Thalhah di katakan orang yang terkaya di Madinah. Orang Anshor yang paling kaya namanya Abu Thalhah. Abu Thalhah ini punya tanah yang paling strategis tempat nya persis di depan masjid nya Nabi kita Muhammad Saw dan tanah nya Abu Thalhah ini isinya banyak sekali pohon-pohon Kurma yang bagus dan di tanah Abu Thalhah ini ada mata air dan Nabi suka masuk kedalam sini dan minum air nya di tempat Abu Thalhah. Tiba-tba kata Sayyidina Anas bin Malik turun ayat suci Al-Qur’an
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
abu thalhah ketika mendengar ayat itu dia berfikir harta yang paling dia sukai tanah nya itu namanya Bairuha dalam riwayat yang lain di sebut Bi’runha. Langsung datang kepada Rasul Ya Rasulullah Saw kamu tahu harta saya yang paling berharga adalah tanah Bairuha dan detik ini juga saya infakan di jalan Allah Swt silahkan kau alokasikan, kau salurkan ke siapa aja yang hendak engkau kehendaki dan saya hadiahkan itu tanah.
Apa jawaban Nabi? Duhai indah sekali, duhai sangat berharganya ente punya tanah yang sangat strategis dan mahal ini saya sudah dengar apa yang engkau sampaikan tapi menurut saya kata Nabi lebih baik engkau salurkan untuk keluarga kamu. Baik Ya Rasulullah tanah ini akan saya alokasikan kepada keluarga saya. Akhirnya di bagikan kepada Family nya di bagikan kepada keponakannya di bagikan untuk sepupu-sepupu nya semuanya dapat rata karena mengikuti wasiat baginda Nabi kita Muhammad Saw. Padahal dia sudah ikhlas. Ini pelajaran penting buat kita. Kita punya kakak, adik, keponakan, paman, bibi, jangan sampe kita menjadi orang kaya buat orang lain. Kita menjadi orang kaya buat orang yang tidak mengenal kita tapi buat keluarga kita hanya seorang pecundang. Untuk keluarga kita hanya seorang yang tidak pernah perduli.
Makanya Imam Assyuyuti di dalam kitab Annashoihul Ibad karya Imam Nawawi beliau menjelaskan telah berkata Imam Assyuyuti beliau menjelaskan pahala sedekah itu ada 5: ada orang sedekah 1 di kasih pahala 10 oleh Allah, ada orang bersedekah 1 di kasih 90 pahala oleh Allah Swt, ada orang yang bersedekah 1 di kasih pahala 900 oleh Allah Swt , ada orang yang bersedekah 1 di kasih pahala 900.000 oleh Allah Swt. imam Syuyuti menjelaskan
- Orang sedekah 1 mendapatkan pahala 10 kalau kita bersedekah kepada orang yang sehat.
- Orang bersedekah 1 mendapatkan pahala 90 kalau kita bersedekah dengan orang yang matanya buta dan orang yang tertimpa musibah.
- Orang bersedekah 1 mendapatkan pahala 900 kalau kita bersedekah sama keluarga yang membutuhkan
- Orang bersedekah 1 mendapatkan pahala 9000 kalau kita bersedekah sama ibu kita, sama bapak kita
- Orang bersedekah 1 mendapat pahala 900.000 kalau kita bersedekah sama orang Alim yang Faqih
Jangankan kita bersedekah kepada manusia kepada binatang pun kalau kita bersedekah kita akan mendapatkan pahala. Mudah-mudahan yang sedikit ini ada manfaat nya .
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh