Pengurusan Jenazah

Jaltsatul istnain Majelis Rasulullah

25 Februari 2019

Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos

لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

         Hadirin-Hadirat yang di rahmati oleh Allah sebelum membaca kitab Mukhtashor Latief kita akan membaca doa Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

Alhamdulillah Wa Syukrulillah di malam hari ini kita kembali di dalam kajian Fiqih kita di dalam kitab Mukhtashor Latief yang di karang oleh Al-Imam Abdullah bin Abdurrahman Bafadhol yang mudah-mudahan Allah Swt selalu memberikan kita keberkahan dari Ilmu beliau di berikan manfaat dan cahaya Ilmu Amin Ya Rabbal Alamin. Pembahasan kita malam ini masuk di dalam kajian yang baru tentang persiapan Mayyit. Setelah kita bahas kemarin tentang kewajiban Sholat Jum’at dan yang terakhir masuk di dalam pembahasan baru yaitu tentang persiapan Mayyit. Bab Mayyit ini bab yang perlu dengan praktek. Kalau tidak di praktekan susah untuk di mengerti. Mudah-mudahan ada waktu, saya selalu ingin membawa guru-guru yang sudah berpengalaman di dalam memandikan Jenazah. Kalau saya masih belum berani. Saya perah memandikan tapi jarang. Tapi mudah-mudahan ada beberapa kawan saya nanti kita undang di Majelis Rasulullah dan kita bikin Dauroh untuk pembahasan soal persiapan Mayyit. Dan sebelum kita bahas kajian kita pada malam hari ini kita ingatkan bahwa diri kita pasti tidak ada satu pun dari kita keluar dari pada Takdir Allah yaitu kematian. 

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

innaka mayyitun wa-innahum mayyituun

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

Tidak ada satupun dari makhluk Allah Swt di muka Bumi ini yang luput dari kematian. 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)

Tinggal kita persiapkan sebelum datang nya kematian kita. Di katakan oleh Rasulullah Saw orang yang cerdas adalah orang yang selalu memperhitungkan amalnya , terus mengkoreksi dirinya. Ketika Nabi Saw di perlihatkan Sakarat dan minta kepada Allah Swt agar di ringankan. Ya Allah ringankan Sakarat Ummatku dan keraskan saja untukku. Rahmat yang begitu tinggi kepada Ummatnya . kata Nabi Sungguh di dalam kematian itu ada Sakarat . dan para ulama menganjurkan kita untuk membaca Surat Yasin ketika ada orang yang sangat susah Sakaratnya gunanya untuk mempemudah mencabut Ruhnya ketika Sakarat, dan juga di sawakan ke bibirnya. Itulah awal dari keadaan Sakarat. Sebelumnya di ingatkan dengan Talqin atau di talqinkan. Apabila dia sudah mengucapkan Talqin tinggalkan dan akan tetapi kalau dia berbicara dengan yang lain ingatkan atau Talqinkan lagi. Agar sesuai dengan Hadist Rasulullah Saw: barang siapa yang ketika sakaratul Maut mengucapkan kalimat Talqin maka akan masuk Surga dengan khusus. Mudah-mudahan Allah jadikan kita Husnul Khotimah,kita bisa mengucapkan Talqin di akhir hayat kita. Kecuali orang Kafir yang ada keinginan masuk Islam di bacakan 2 kalimat Syahadat. 

Itulah persiapan sebelum datang nya kematian. Di hadapkan ke kiblat dengan cara di miringkan dengan bagian kanannya kalau tidak bisa bagian kanannya bagian kirinya. Kalau tidak bisa juga di hadapkan ke kiblat kepalanya dan di angkat sedikit. Kata ulama ciri-ciri kalau sudah meninggal dunia biasanya kaki nya kaku kemudian pipinya mulai turun dan mata nya terbuka dan hidungnya agak miring. 

Setelah kematian di siapkan Bukhur atau pewangi untuk mewangikan dari pada oroma yang keluar dari si Mayyit. Kemudian dibuka seluruh pakaian yang ada di Mayyit walaupun Mati dalam keadaan Syahid. Kemudian di ikat dari dagu nya sampai kekepalanya untuk supaya menjaga agar jangan sampai ada yang masuk kemulutnya. Kemudian di tutup dengan lapisan yang menutup auratnya dari ujung kepada sampai ujung kakinya. Kalau orang Alim boleh semuanya orang mencium. Tapi kalau orang yang bukan Alim kata ulama keluarga nya saja yang boleh mencium nya. Itulah persiapan di awal ketika Mayyit sudah pasti meninggal dunia. 

Sekarang masuk di dalam pembahasannya. 

Pembahasan di dalam persiapan orang yang meninggal. 

Pengurusan Jenazah yaitu 

  1. Memandikan
  2. Mengkafankan
  3. Mensholatkan
  4. Mengusung nya dan kesemuanya hukumnya Fardhu Kifayah( kewajiban bagi setiap Muslim sebagian dari mereka. Kalau sudah di lakukan oleh satu orang sudah cukup dan gugur kewajiban sebagian lainnya). 
  5. Dan batas Minimal dalam memandikannya adalah meratakan air keseluruh badan, kulit dan rambutnya dengan air mutlaq setelah membersihkannya dari Najis. 
  6. Adapun mengkafaninya maka batas minimalnya adalah sekedar menutupi auratnya. 
  7. Yang utama bagi mayat lakilaki menggunakan tiga lipatan kain dan bagi wanita menggunakan sarung, kerudung,gamis, dan dua lipatan kain.

Mudah-mudahan Allah berikan pemahaman yang sempurna . wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.