لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ
Alhamdulillah kita kembali dalam pengajian dari mutiara mutiara hikmah dari al Imam al Habib Ahmad bin Zein al Habsyi di dalam kitabnya Risalatul jami’ah yang masih berkaitan dengan hal penyakit – penyakit hati bahkan yang di utarakan disini adalah paling jeleknya
Sebagaimana Al Habib Abdullah bin Alwi al Haddad dalam kitabnya Adab Sulukil Murid dan di utarakan dalam kitab Risalatul Jami’ah adalah penyakit – penyakit yang paling berbahaya, yang paling buruk dan sebagai induk – induk segala penyakit hati yang kemarin kita sudah masuk kedalam pembahasan ‘’ Sombong terhadap hamba – hamba Allah Swt ‘’ takabur adalah perbuatan nya sedangkan kibir adalah sifatnya ,
Sombong kita sudah bahas kemarin adalah membesarkan dirinya seolah olah lebih tinggi dari pada orang lain, dan orang – orang yang sombong di yaumil kiyamat akan di tindas seperti bintang – bintang kecil, di jadikan oleh Allah Swt seperti bintang – bintang kecil dan di injak – injak di hari kiyamat kelak itu balasan orang – orang yang kibir di dunia,
Lalu masuk kedalam sifat yang kedua ria, maka ria ini adalah saudara dari kibir, Al Imam Ghazali mengatakan di dalam kitabnya Ihya Ulumudin menerangkan tentang ria ini kemudian di nukil dalam kitab Qobasu nurul mubin oleh Al Habib Umar bin salim bin Hafidz, hakikatnya ria adalah mencari – cari mengharap , menuntut kedudukan di hati manusia dengan memperlihatkan kebaikan – kebaikan dirinya, memperlihatkan nya. Ria di bagi menjadi dua, bisa dengan faktor ibadah atau dengan faktor lainya selain ibadah, sedangkan yang paling buruk adalah ria dengan dasar keimanan, di hadapan orang Islam dia seperti orang Islam akan tetapi di belakangnya menggenggam ke kafiran , di dalam hatinya menyembunyikan ke kafiran , mengingkari terhadap Allah Swt ini adalah ria yang paling dahsyat yang di namakan anifaq,
Kemudian ria yang ke dua adalah kepada dasar –dasar ibadah yang fardu ‘ain, kalau didepan orang dia sembahyang lima waktu akan tetapi kalau tidak ada orang dia tidak pernah sembahyang, di depan orang dia berpuasa akan tetapi di belakang orang dia tidak pernah berpuasa, yang wajib – wajib di tinggalkan. Kalau di depan orang supaya orang tidak cela dia, supaya orang puji dia, kalau ada orang dia shalat, dia puasa, dia zakat, dia haji akan tetapi kalau di luarnya wal iya dubillah tidak melakukan perbuatan yang wajib kepada Allah Swt. Yang ke tiganya adalah dengan sunah sunah nabi besar Muhamad Saw dia perhatian dengan sunah – sunah nabi akan tetapi hanya di hadapan manusia, akan tetapi kalau tidak kelihatan orang tidak pernah, kalau di depan orang tandanya dalam kitab ihya ulumudin ‘’Rajin kalau ada orang banyak dan malas jika sendirian ‘’ itulah tanda – tanda orang yang ria dan akan di tambahkan perbuatan baiknya kalau di puji dan di kurangi kalau dia di cela ‘’ dan di yaumil kiyamat maka orang yang ria akan di panggil dengan panggilan , wahai orang yang bejad , wahai orang yang fajir , wahai penipu , wahai orang yang ria‘’ .
Maka hal yang tercela tujuan nya orang dengan beribadah kepada Allah Swt ini hanya kita ambil definisi – definisinya saja dan kecaman Allah Swt dan di katakan dalam hadits qudsi Allah Swt berfirman ‘’Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan di masukin sesuatu dalam niatnya maka amalan itu semuanya untuk dia dan aku lepas tangan darinya dan Akulah dzat yang maha kaya dengan ke musrikan ‘’ penyakit ria , penyakit kibir yang harus benar – benar kita perhatikan ,
Kemarin kita sudah katakan kalau seseorang tidak merasa dirinya terkena penyakit hati maka dia sesungguhnya terkena penyakit hati , seseorang yang tidak merasa dirinya sombong maka dirinya telah sombong, orang yang tidak merasa dirinya tidak ria maka dia itu ria, maka kita waspada dan kita wajib mengobatinya jangan di diamkan, kalau seseorang melihat luka di tubuhnya cepat cepat di sembuhkan, bagaimana dengan luka dalamnya , karena penyakit ini tidak hanya berbahaya kepada bathinya akan tetapi berbahaya kepada dhahirnya juga maka akan berbahya ini yang biasa, bagaimana yang kronis – kronis , na’udzubillah. Sepak terjangnya pun menyeramkan , menakutkan , mengerikan bahkan melebihi daripada binatang , lebih daripada syaitan, kita renungkan iblis yang begitu hebat ibadahnya, jangan kira iblis itu hanya makhluk yang di kutuk oleh Allah Swt, dulunya paling banyak ibadahnya sangat hebat ibadahnya di bumi semuanya tidak ad setapak di dunia ini melainkan iblis pernah ibadah di atasnya akan tetapi karena sifat sombongnya tadi dan mencari – cari pujian dari makhluk Allah Swt, Allah melempar dia hanya dengan perkataanya ‘’Ana khorum minhu kholaqtani min nar wa kholag tahu min tin ‘’ Aku lebih baik darinya, aku engkau ciptakan dari api sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah ‘’. Dengan hanya perkataan ‘’ANA’’ saja habis ibadahnya iblis semuanya, bagaimana dengan para auliya dan para muqorobin, mereka kalau sedang berhadapan dengan dzat Allah Swt tidak lagi melihat amaliyah yang mereka kerjakan akan tetapi mereka hanya berharap besar kepada Allah Swt.
Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah SAW
Masjid Raya Almunawar Pancoran
Senin 5 Oktober 2015
~ Habib Jafar bin hud Alatas ~