Rasulullah SAW menegur orang yang makan dengan tangan kiri

HABIB ALWI BIN ABDURAHMAN AL HABSYI
SENIN, 29 NOVEMBER 2016

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

Guru-guru kita yang kita hormati yang kita cintai Al Habib Hud Bin Baghir Alathos, Al Habib Ja’far Bin Baghir Alathos, Al Habib Muhammad Baghir Bin Yahya, kita doakan kepada guru-guru kita senantiasa panjang umur sehat afiyah, juga kepada Al Habib Muhammad Alaydrus maupun Al Hasan Al Hamid, Hadirin-Hadirat Rahimakmullah.

Memanfaatkan waktu yang masih tersisa kita baca hadits bersama :
Dari Imam Abu Muslim, Salamah bin umar Al Aqwa

أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ بِشِمَالِهِ فَقَالَ: كُلْ بِيَمِيْنِكَ. قَالَ: لاَ أَسْتَطِيْعُ. قَالَ: لاَ اسْتَطَعْتَ. مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ، فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ

“Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dia menjawab, “Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa?” padahal tidak ada yang mencegah dia makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong. Setelah itu tangannya tidak bisa dia angkat sampai ke mulutnya.” (HR. Muslim)

Berkatalah Al Murotib Sayyidil Al Habib Umar Bin Salim Bin Hafidz dalam kitabnya Qutuful Falihin semoga Allah SWT panjangkan usia beliau, Allah Murahkan Rizkinya, Allah Qabulkan hajatnya, dan senantiasa Allah SWT kumpulkan kita bersama beliau di dunia & di Akhirat.

Hadits yang 31 dari Imam yang memiliki julukan Abi Salamah atau Abi Muslim ada lagi yang mengatakan julukannya adalah Abi Iyyas namanya Salamah Bin Umar Al Aqwa, beliau adalah salah satu sahabat Nabi SAW yang memiliki kelihaian di medan pertempuran, beliau ahli dalam melempar tombak, ahli didalam menarik anak panah dengan busurnya yang selalu tepat, sehingga sering dan selalu di ajak oleh Baginda Rasul SAW untuk berGhazwah, tinggal di kota madinah beberapa waktu tinggal di kota madinah ketika beliau sadar bahwa tubuhnya sudah mulai sakit-sakitan, maka beliau buru-buru kembali ke kota madinah pada usia 80 tahun beliau meninggal dunia dan di maqamkan di madinah al munawarah.

Beliau bercerita ada seseorang datang duduk dengan Nabi SAW ikutan makan, lalu orang tersebut makan dengan tangan kiri, lalu Nabi SAW menegurnya “Makanlah dengan Tangan kanan mu”, nama orang tersebut saya tidak sampaikan kepada hadirin tetapi sahabat juga, ketika disuruh makan dengan tangan kanan jawabannya tidak sopan “Saya tidak bisa makan dengan tangan kanan saya wahai Rasul”, maka Nabi pun mengeluarkan satu kalimat “Kalau begitu maka tidak akan bisa tangan kanan mu sampai ke mulut”. Ini salah satu kalimat yang keluar dari lisan yang suci yaitu Baginda Nabi Kita Muhammad SAW.

Hadirin-Hadirat Rahimkumullah, Nabi itu di utus oleh Allah SWT kepada kita adalah sebagai teladan, sebagai juru kunci selamat, sebagai guru, sebagai seorang mualim.

 

لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S Ali ‘Imran – Ayat 164)
Sungguh Allah SWT telah kasih anugerah kepada orang yang beriman utusan guru besar yang mengajarkan kepada umat manusia tanda-tanda kebesaran Allah SWT, orang-orang yang tadinya kotor menjadi suci, dikenalkan oleh utusan Allah SWT yaitu Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga tidak ada keraguan dari kita sedikit pun, orang yang paling alim di dunia ini adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dekat dengan Allah SWT ialah Rasulullah SAW, tidak ditemukan nabi manapun/Rasul Manapun/malaikat siapapun yang pernah berjumpa dengan Allah SWT kecuali Baginda Rasulullah SAW, sehingga beliau ialah orang yang paling mengerti apa yang baik dan apa yang tidak baik/buruk, kalau ada tingkah laku yang tidak baik maka di sampaikan oleh Rasul SAW karena misi Dakwahnya Rasul SAW bukan untuk berperang saja tapi :

“إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق”

(Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq)
“Aku Di Utus Untuk menyempurnakan Akhlak”

Segala apa yang di perintah, yang di anjur maupun yang di larang oleh perintah Rasul SAW untuk kita semuanya ada hikmahnya, karena beliau orang yang paling sayang kepada kita, melebihi sayangnya ibu bapak kita kepada kita. Sehingga kalau kita serap Hadist ini ada 2 kandungan pelajaran, yang pertama yaitu larangan makan/minum dengan tangan kiri. Yang kedua lebih luas maknanya yaitu menghormati tunduk patuh apa yang di perintah oleh Nabi SAW dalam hal perintah apapun, karena tuduk patuh nurut sama Nabi SAW itu syarat. Kalau kita belajar Fiqih Dari Habib Ja’far itu tidak pernah yang namanya setiap fasal-fasal Fiqih yang namanya lepas daripada Syarat, syarat itu penting, waktunya luas karena kalau waktunya di sempit-sempitin takut nanti kitanya kurang faham.
Syarat nurut sama Allah SWT, syarat jadi hamba yang baik yaitu taat sama Rasulullah SAW.

 

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah”. [An-Nisaa/4 : 80]

Jadi makna yang kedua dari Hadits ini lebih luas dari pada yang pertama makan dengan tangan kanan, makan dengan tangan kanan kalau tidak nurut sama Nabi maka akan Cuma-Cuma apalagi kalau Nabi SAW memberikan perbedaan kepada kita dengan syaiton. Syaiton itu kalau makan dengan tangan kiri, minum dengan tangan kiri.

“Jangan sekali-kali kalian makan/minum dengan tangan kiri” Berarti kalau kita makan/minum dengan tangan kiri sama seperti syaiton. Contoh Namanya Bagus “Abdullah/Abdurrahman” tapi kalau makan dengan tangan kiri tanpa udzur, maka di punya sifat yaitu sifatnya syaiton. Apalagi kita dengar dalam riwayat Sayyidah Aisyah Ra “Nabi itu paling senang melakukan sesuatu hal selalu memulainya dengan tangan kanan, Selalu memulainya dengan yang sebelah kanan, selalu itu yang di dahulukan. Dalam bersuci bagian yang kanan didahulukan, pakai sendal, berjalan ketempat yang baik selalu diawali dengan yang kanan”.

Imam Nawawi menjelaskan itu kalimat Rasul cinta sama yang kanan itu ialah Qoidah, sehingga muncul ungkapan Nabi SAW kalau pakai siwak diawali dengan yang kanan dulu, masuk masjid dengan yang kanan, bersuci dengan yang kanan, menyisir rambut dengan yang kanan, salman dengan tangan kanan, mengucapkan assalammualaikum didalam sholat dimulai dengan yang kanan, anggakat tangan ke Hajar Aswad dengan tangan kanan, pakai baju/celana semua di mulai dengan yang kanan. Ini qoidah imam Nawawi mengikuti bahwa Nabi SAW itu gemar suka kepada yang kanan.

Kenapa kok Nabi SAW senang dengan tangan kanan, didalam Al Qur’an kanan itu dinamakan Ashabul Yamin “penghuni ketempat yang kanan”, dan bagian yang kiri dinamakan Ashabussima “penghuni ketempat yang kiri”. Ashabul Yamin “penghuni ketempat yang kanan” yaitu adalah surganya Allah SWT, sedangkan bagian yang kiri itu ialah Nerakanya Allah SWT. Makanya Nabi SAW suka kepada yang kanan karena yang kanan ialah Ashabul Yamin berarah kepada surganya Allah SWT.

Kata Rasulullah SAW “Apa yang saya larang maka jauhilah”. Larangan Nabi SAW terbagi menjadi dua ada mana’tahrim ada mana’tharohah, yaitu ada larang yang kita kerjakan menjadi dosa, ada larangan yang kita kerjakan menjadi makruh. Contoh yang kita lakukan menjadi haram/dosa, dalam Riwayat Abu Daud dan lainnya “Jangan kau siksa orang dengan api, karena siksa dengan api ialah Haknya Allah SWT”. Dan contoh larangan yang menjadi makruh, dalam riwayat imam Baihaqi “Jangan makan bawang yang masih mentah”, kalau kita makan bawang masih mentah kalau masuk kemasjid maka jadi makruh. Ada larangan kita tidak boleh makan dengan tangan kiri, kalau kita makan dengan tangan kiri tidak haram, walaupun ada ulama mengatakan haram tapi lebih condong kepada makruh.

Apa yang di suruh kerjakan sama Nabi SAW ada 2 ada Tholab Wajib ada Tholab Sunnah, yang pertama yang mengandung unsur wajib seperti “kejakan bagi kalian ummat ku 6 perkara saya jamin kalian masuk surga,yaitu Sholat, Zakat, jaga amanah, jaga kemaluan, jaga perut dari makanan yang haram, jaga lisan. Saya jamin kalian masuk surga, maka kerjakanlah”. Ada lagi Tholab Sunnah, kalau kita kerjakan tidak dosa “banyakin kalian mengingat mati, maka Allah SWT akan rontokkan dosanya dan Allah SWT jadikan dirinya Ahli Zuhud di dunia”.

Kembali kepada Hadits, kalau Nabi SAW suruh kita makan dan minum pakai yang kanan, maka berusahalah kita makan pakai tangan kanan. Pakai tangan lebih afdhol daripada sendok, sebelum makan cuci tangan.

Itu saja Wallahu alam Bishowab

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ