Senin, 15 Maret 2010
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
( صحيح البخاري )
” Demi dzat ( yang ) jiwaku berada di genggaman-Nya, belum (sempurna) iman seorang diantara kalian sampai aku lebih dicintainya dari orangtuanya dan anaknya “. (Shahih Al Bukhari )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنْ أَحْبَابِ رَسُوْلِ الله أجْمَعِيْنَ…
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Maha Raja penguasa tunggal sepanjang waktu dan zaman, Maha memandang setiap getaran perasaan, Maha mengubah ketentuan yang akan datang pada hamba-hamba-Nya, Maha menawarkan perubahan yang indah dan lebih luhur di masa-masa mendatang sang hamba, tiada kehidupan yang lebih cerah dan lebih mngharapkan akan mendapatkan kemuliaan, melebihi kehidupan hamba-hamba yang cerah dengan cahaya Allah. Hamba-hamba yang menginginkan Allah, hamba-hamba yang mendambakan Allah, hamba-hamba yang mengagungkan Allah ,
مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ
” Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya”
Alangkah indah bibir yang banyak menyebut nama Allah, adakah bibir yang lebih agung sepanjang Allah mencipta alam hingga akhir keturunan Adam, adakah bibir yang lebih bercahaya dari bibir yang paling banyak menyebut nama Allah, adakah bibir yang lebih agung dan lisan yang lebih suci dari yang memanggil nama-Nya, adakah tangan yang lebih terhormat dari tangan yang terangkat memohon kepada-Nya, adakah perasaan yang lebih tenang dan sejuk dari perasaan para pendoa kehadirat-Nya?!.
Hadirin hadirat, Maha Raja pemilik alam semesta melihat sebelum aku dan kalian lahir, hingga aku dan kalian dibimbingnya di alam rahim, dalam pengawasan tunggal Yang Maha Melihat sampai kita lahir ke muka bumi dengan kehendak-Nya, kemudian akan wafat dan kembali kepada-Nya, seraya berfirman Allah subhanahu wata’ala:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، أَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
( الزمر : 68-69 )
” Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing), Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”.( QS. Az Zumar: 68-69 )
Di saat itu manusia berdiri dan melihat setiap nafasnya yang pernah dilewati dalam kehidupan berupa pahala dan dosa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا
( الكهف : 49 )
” dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis) “. ( QS. Al Kahfi : 49 )
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Allah subhanhau wata’ala berfirman:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ،أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
( البقرة : 156-157 )
” Orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan “inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun”,Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ” . ( QS. Al Baqarah: 156-157 )
Hadirin hadirat, semoga jiwaku dan jiwa kalian terang benderang dengan cahaya tawakkal dan pasrah kepada Allah subhanahu wata’ala.
Selanjutnya akan diteruskan oleh guru kita yang kita cintai dan kita muliakan Al Habib Musa Kazhim Ja’far As Saggaf, falyatafaddal..
بسم الله الرحمن الرحيم
اَلْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلَأنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَبَعْدُ
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala Yang telah memberikan kita taufiq sehingga kita bisa hadir di masjid yang penuh barakah ini, untuk mendapatkan bagian dari curahan rahmat Allah subhanahu wata’ala. Sesungguhnya rahmat Allah subhanahu wata’ala dicurahkan di setiap tempat, akan tetapi rahmat Allah subhanahu wata’ala lebih banyak lagi dicurahkan di masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kita bagaimana menerima curahan rahmat Allah subhanahu wata’ala di masjid, diantara yang diajarkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu: hendaklah mendahulukan kaki kanan ketika masuk kedalam masjid, kemudian membaca doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika akan masuk kedalam masjid :
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
” Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu “
Sesungguhnya pintu-pintu rahmat Allah subhanahu wata’ala dibukakan di setiap masjid, adapun pintu segala rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang mana telah mengajarkan kita ketika akan memasuki masjid hendaklah kita membaca doa yang diawali dengan bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan kemudian kita meminta kepada Allah agar dibukakan untuk kita pintu-pintu rahmat Allah subhanahu wata’ala, bukan hanya satu pintu rahmat saja yang kita minta, tetapi pintu-pintu rahmat Allah subhanahu wata’ala. Dan rahmat Allah yang dicurahkan di dalam masjid itu adalah rahmat khusus untuk seorang muslim yang masuk kedalam masjid, karena rahmat Allah terbuka dan dicurahkan untuk semua manusia muslim atau non muslim.
Kalaulah bukan karena rahmat Allah yang dicurahkan untuk mereka yang non muslim di muka bumi ini, niscaya mereka akan mendapat limpahan azab dari Allah subhanahu wata’ala. Dan jika bukan karena rahmat Allah subhanahu wata’ala kepada semua manusia baik muslim atau non muslim, niscaya syaitan akan selalu mengelilingi dan menggoda kita .
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ” bahwa setiap manusia diberi kepadanya 360 malaikat yang mengelilinginya dan menjaganya dari syaitan”. Yang mana hal ini merupakan ujian bagi mereka apakah mereka mau mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah atau jalan yang ditempuh oleh syaitan. Maka Allah memberikan penjagaan kepada manusia baik muslim atau non muslim agar mereka mengetahui mana jalan yang baik dan jalan yang buruk, dan apabila Allah tidak memberikan penjagaan kepada mereka niscaya syaitan akan terus mengganggu dalam kehidupan dunia mereka.
Oleh karena itu rahmat Allah subhanahu wata’ala tidak hanya untuk muslimin saja, akan tetapi diberikan untuk orang non muslim juga agar hikmah Allah subhanahu wata’ala terlihat di muka bumi ini. Lihatlah, nikmat kesehatan tidak hanya ada pada muslimin tetapi non muslim pun merasakannya.
Jika Allah mencabut nikmat kesehatan dari muslimin atau non muslim, niscaya kekufuran akan terus menerus pada mereka yang non muslim karena mereka tidak melihat bentuk rahmat Allah subhanahu wata’ala di bumi ini. Dan sebagian rahmat Allah diberikan kepada semua manusia walaupun bukan muslimin baik yang bersungguh-sungguh, baik yang bersabar atau tidak, baik yang selalu mengikuti hawa nafsunya, maka Allah mengatur untuk mereka peredaran matahari dan bulan, malam dan siang, air dan udara, sebagai ujian bagi mereka siapakah yang paling baik amalnya diantara mereka, siapakah yang mau berkhidmah kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Akan tetapi ada rahmat Allah yang hanya khusus diberikan untuk orang-orang mukmin, untuk muslimin, untuk orang-orang yang benar-benar mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak diberikan sama sekali kepada orang kafir yaitu rahmat yang dicurahkan tatkala kita masuk kedalam masjid dan memohon kepada Allah agar membukakan untuk kita pintu-pintuh rahmat-Nya. Yang mana rahmat yang Allah curahkan di masjid itu khusus dari Allah yang tidak kita temukan di tempat lain. Maka para wali Allah dan para shalihin mengetahui akan rahmat Allah yang diturunkan di setiap masjid. Maka di kota kami ( Tarim ) yang mana tempat Al Habib Munzir dan santri-santri yang lainnya menuntut ilmu, disana terdapat 400 masjid, padahal Tarim adalah kota kecil tetapi disana terdapat 400 masjid.
Mengapa, di kota kecil ini ada 400 masjid?, karena penduduk dan para ulama dan shalihin di kota itu sangat mencintai masjid, mereka tidak mencintai masjid hanya dengan sekedar dengan membangunnya saja, akan tetapi mereka suka duduk didalamnya, beri’tikaf dan beribadah disana. Dan orang shalih di Tarim yang mempunyai harta maka ia akan membangun masjid kecil disamping rumahnya dan dia habiskan semua waktunya di masjid, belajar dan mengajarnya di dalam masjid, sesekali pulang kepada keluarga di waktu senggang kemudian kembali lagi ke masjid.
Sebagian oarng berkata: ” Mengapa engkau membangun masjid di samping rumahmu, padahal sudah ada masjid yang tidak jauh dari tempatmu ?”, maka ia menjawab: ” jika aku berjalan ke masjid yang disana maka langkah-langkahku ke masjid akan mengurangi waktuku untuk berada di masjid, akan tetapi jika masjid berada di samping rumahku aku tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk melangkah kesana”. Dan banyak orang-orang disana yang tidak mau melewatkan atau kehilangan waktu mereka untuk berada di masjid, mereka ingin waktu-waktu mereka dihabiskan di masjid, karena itulah terdapat banyak masjid di kota Tarim. Jika Allah memberikan taufik kepada kalian semua untuk pergi kesana, maka dalam jarak kurang dari 1 km kalian akan menemukan tiga masjid, karena para shalihin dan para penduduk di Tarim mengetahui kemuliaan masjid, bahwa rahmat yang diturunkan di masjid adalah rahmat khusus untuk muslimin. Semoga Allah subhanahu wata’ala menerima amal ibadah kita di dalam masjid ini, amin.
Ketika kita masuk kedalam masjid berarti kita telah memasuki rumah Allah dan menjadi tamu Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana yang telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نزَلًا مِنَ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).”
Berapa banyak jamuan yang akan kau dapatkan di surga, masa penjamuan ketika engkau di dunia mungkin hanya terbatas satu jam, dua jam, atau sehari, dua hari atau tiga hari. Akan tetapi masa penjamuan oleh Allah di surga selama tiga ribu tahun, maka setiap kali seseorang memasuki masjdi maka dia akan mendapatkan jamuan dari Allah kelak di surga selama tiga ribu tahun. Kita memohon kepada Allah agar Allah menerima kita setiap kita memasuki masjid, dan Allah menjadikan kita semua orang-orang yang memakmurkan masjid.
Maka dari itulah rahmat khusus ini hanya diberikan di dalam masjid, dan juga rahmat yang khusus itu Allah berikan pula di bulan Ramadhan, sebagaimana yang disabadakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ
” Jika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu rahmat “
Dan jika telah dibukakan pintu-pintu rahmah maka sudah pasti akan dibuka pintu-pintu surga, maka tidak akan terbuka pintu-pintu neraka dan tidak akan ada tipu daya syaitan, oleh karena itu di bulan Ramadhan ada rahmat khusus yang Allah berikan, mulai dari malam pertama bulan Ramadhan hujan rahmat dari Allah mulai turun, yang mana pengaruhnya ada di muka bumi, di surga dan juga di neraka. Adapun pengaruhnya terhadap neraka adalah Allah memerintahkan kepada neraka agar pintu-pintu neraka tertutup di bulan Ramadhan. Dan pengaruh bulan Ramadan terhadap surga adalah Allah menghiasi surga dengan seindah-indahnya mulai dari awal malam ramadhan untuk menghormati bulan Ramadhan, dan para malaikat yang berada di tempat yang agung bersiap-siap untuk mendatangi orang muslim yang berpuasa dan turun ketika lailatul qadr.
Jika telah dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, maka sebagian Ulama berkata: “apabila seseorang meninggal di bulan Ramadhan maka ia tidak akan masuk kecuali kedalam surga”,karena pintu-pintu neraka tertutup sebagaimana yang telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan pintu-pintu surga terbuka, serta syaitan-syaitan dibelenggu, maka kemana ruh orang mukmin itu pergi jika ia meninggal di bulan Ramadhan ??, maka ruh itu akan dipegang oleh para malaikat dan kemudian dimasukkan kedalam surga yang pintu-pintunya telah terbuka untuk menyambutnya, dan Allah subhanahu wata’ala akan memuliakannya.
Maka pintu-pintu surga terbuka dan pintu neraka tertutup, inilah rahmat-rahmat yang Allah turunkan ketika masuk bulan ramadhan. Dan ketika kita memasuki masjid pintu-pintu rahmat pun akan terbuka untuk kita. Adapun rahmat yang paling banyak Allah turunkan adalah di Ka’bah Al Musyarrafah, sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
يُنْزَلُ عَلَى هَذَا اْلبَيْتِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةُ وَعِشْرُوْنَ رَحْمَةً سِتُّوْنَ لِلطَّائِفِيْنَ وَأَرْبَعُوْنَ لِلْمُصَلِّيْنَ وَعِشْرُوْنَ لِلنَّاظِرِيْنَ
” Diturunkan atas Baitil ‘atiq ( Ka’bah ) setiap hari 120 rahmat, 60 rahmat untuk orang-orang yang thawaf, 40 rahmat untuk orang-orang yang shalat, dan 20 rahmat untuk orang-orang yang memandang Ka’bah”
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk sampai ke tanah haramain Makkah dan Madinah, serta ziarah ke makam nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sesungguhnya nabi Muhammad hidup di dalam kuburnya. Para nabi itu hidup didalam kubur mereka, para syuhada’ juga hidup di dalam kuburnya. Dan barangsiapa yang mengucapkan salam kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau akan menjawab salam itu karena nabi Muhammad hidup didalam kuburnya, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
( آل عمران : 169 )
” Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rezki.”.( QS. Ali Imran: 169 )
Jasad mereka memang telah mati, karena mereka tidak melihat, tidak juga mendengar, akan tetapi ketahuilah bahwa ruh mereka ada, mereka hidup dengan ruhnya, ruh mereka melihat, mendengar dan berbicara. Ruh nabi Muhammad mendengar dan menjawab salam orang-orang yang mengucapkan salam kepadanya, begitu pula ruh para syuhada’ jika kita mengucapkan salam kepadanya ruh mereka pun akan menjawab salam kita, sebagaimana sayyidina Hamzah bin Abdul Mutthalib yang mana beliau menjadi pemimpin para syuhada’ begitu juga 70 shahabat yang terbunuh bersama sayyidina Hamzah di perang Uhud yang kemudian dikuburkan di kaki gunung Uhud, maka mereka telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا يُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ أَحَدٌ إِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ إِلَّا عَرَفُوْهُ وَرَدُّوْا عَلَيْهِ السَّلَامَ
” Demi Dzat ( yang) jiwaku berada dalam genggamannya, tidaklah seseorang mengucapkan salam kepada mereka hingga hari kiamat, kecuali mereka mengenalnya dan menjawab salamnya”.
Dan mereka mengetahui kita yang hadir di tempat ini, dan mendengar serta menjawab salam kita, jika kita mengucapkan ” Assalamu’alika ya Hamzah Ibn Abdul Mutthalib”, atau ” Assalamu’alaika ya sayyidina Abdullah bi Zubair ” ,maka mereka akan menjawab : ” wa ‘alaika as assalam”. Maka bagiamana jika kita mengucapkan salam kepada pemimpin para nabi dan rasul?!. Oleh karena itu hendaklah kita mengambil bagian dari rahmat Allah, dan ketahuilah bahwa dari rahmat Allah yang paling besar yang Allah turunkan kepada kita orang muslim adalah tatkala kita bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alihi wasallam :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهَا بِهَا عَشْرًا
” Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali “
Shalawat dari Allah yang dimaksud adalah rahmat yang Allah berikan. Seandainya ada orang yang beribadah kepada Allah selama sejuta tahun, melaksanakan shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari, dan malaikat menuliskan semua ibadahnya selama sejuta tahun dalam limpahan kebaikan, kemudian ditimbang dengan satu rahmat shalawat dari Allah subhanahu wata’ala , maka rahmat shalawat dari Allah subhanahu wata’ala yang ada di timbangan saat itu melebihi dari ibadah selama satu juta tahun.
Kita memohon kepada Allah agar dibukakan pintu rahmat untuk kita, baik rahmat yang khusus atau yang umum. Yang mana rahmat yang umum itu diberikan oleh Allah kepada orang muslim ataupun kafir, orang baik ataupun orang fasik. Akan tetapi rahmat yang khusus seperti ada hubungan batin dengan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan menghidupkan sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan membantu dakwah sang nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam serta bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana hal-hal ini tidak diberikan oleh Allah kecuali kepada orang muslim saja.
Maka jika kalian nanti pulang ke rumah kalian, maka hendaklah kalian mengamalkan sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun satu dari sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kalian hendak tidur, maka amalkanlah satu atau tiga sunnah yang diajarkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kita dalam hidup ini melakukan sunnah-sunnah nabi Muhammad dalam segala segi kehidupan kita, maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam akan rindu kepada kita. Dan Rasulullah pernah suatu saat berkata dihadapan para sahabat: ” Alangkah rindunya aku kepada para saudaraku”, maka para sahabat berkata: ” bukankah kami ini semua adalah saudaramu wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : ” kalian adalah sahabatku “, lalu para sahabat berkata : ” kalau begitu, siapa saudara-saudaramu itu wahai Rasulullah? “, maka Rasulullah menjawab: ” Mereka adalah kaum yang datang setelah aku, mereka berangan-angan memandang wajahku, walaupun harus mengorbankan diri mereka dan keluarga mereka “.
Apabila kita berkeinginan untuk memandang wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan betul-betul tulus dalam keinginan itu maka ketahuilah bahwa nabi juga akan rindu kepada kita. Maka jika kalian berwudhu kemudian bershalawat kepada nabi Muhammad dan mengerjakan shalat dua rakaat sebelum tidur dan engkau berkeinginan untuk melihat Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, apabila engkau tidak melihatnya di malam itu maka janganlah bersedih, karena engkau telah berkeinginan berjumpa dengannya, maka rasul pun berkeinginan untuk berjumpa dengan orang yang merindukannya.
Terkadang keinginan kita bertemu dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ditunda oleh Allah subhanahu wata’ala sebagai ujian seberapa besar kejujuran untuk berjumpa dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dunia dan seisinya tidak sebanding dengan kerinduan kepada sayyidina Muhammad. Semoga Allah menghidupkan hari-hari kita dengan kehidupan yang baik, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
( النحل : 97 )
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS.An Nahl : 97 )
Semoga Allah menjaga kita dari segala kejahatan sebagaimana perlindungan yang diminta oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Allah memberi manfaat kepada kita dengan manfaat yang mulia atas keberkahan majelis yang agung ini , karena dalam majelis seperti ini memiliki keberkahan yang agung di sisi Allah. Setidak-tidaknya seseorang yang mengadiri majelis seperti ini, Allah akan memberikan kepadanya wafat dengan mengucap ” Laa ilaaha illallah ” yang mana hal ini adalah kenikmatan yang paling agung yang diharapkan oleh para shalihin agar mereka wafat dalam keadaan mengucap ” Laa ilaaha illallah” , dan ada lagi pemberian-pemberian dari Allah subhanahu wata’ala yang akan Allah limpahkan kepada kita di dalam majelis seperti ini .
Semoga Allah subhanahu wata’ala karuniakan kepada kita untuk selalu dekat kepada Allah, untuk selalu mengikuti sunnah-sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam, dan Allah menerima setiap amal ibadah kita, dan Allah panjangkan umur kita dalam kebaikan, dan semoga Allah selalu melindungi saudara kami Al Habib Munzir Al Musawa dan Allah panjangkan umurnya dalam ketaatan, Allah angkat segala kesusahan dan digantikan dengan kesempurnaan dan kesehatan zhahir dan bathin , semoga Allah berikan kekuatan dan pertolongan untuk beliau, Allah menjaganya dalam setiap keadaan di dalam hidupnya, amin ya rabbal ‘alamin..