السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
اللّهُمّّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه
Hadist ke-26
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللّه عَلَيْهِ وَآلِهِ وصَحْبِه وَسَلَمْ قَالَ
((أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَها الشَّا عِرُ، كَلِمَةُ لَبِيْدٍ: أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مَا خَلَا الله بَاطِلُ))۔رواه البخاري ومسلم۔
Artinya ; Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW Bersabda.
“Sya’ir yang paling benar yang pernah diucapkan penya’ir, Ialah Sya’irnya Labid “Ketahuilah segala sesuatu selain Allah adalah Bathil (sia-sia)” (H.R Bukhari & Muslim)
أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَها الشَّا عِرُ
Paling benar benarnya ucapan yang di ucapkan oleh seorang syair di sini para ulama dan mengambil hukum yaitu apa hukumnya mengucapkan syiir atau syair atau juga di sebut puisi dalam bahasa arab adalah syiir yaitu yang ada wazanya kalau kita bilang pas kalau di lagukan maka dari kalimat kalimat ini dan dari hadits hadits yang lain , bahwa syiir itu boleh di ucapkan , boleh di hafal , dan juga boleh di ketahui , akan tetapi bagaimana hukumnya ?? dan di katakan syiir itu hukumnya seperti ucapan , yang bagusnya ya bagus dan yang jeleknya ya jelek ,apabila ucapan syiir tersebut mengungkapkan atau membicarakan sesuatu yang salah atau sesuatu yang tidak sopan atau juga sesuatu yang seronok maka hukumnya adalah haram , haram mendengarkanya , haram menghafalnya , begitu juga selain syiir yaitu lagu – lagu atau ucapan – ucapan yang berbau seperti itu yang jelek , kotor ataupun ucapanya dusta atau ucapanya tidak benar dan juga perlu kita ketahui ucapan yang bagus dalam syiir itu hukumnya boleh , kenapa ?? salah satunya sabda rasul di sini
أَصْدَقُ كَلِمَةٍ قَالَها الشَّا عِرُ
Paling jujurnya ucapan yang di ucapkan oleh penyair dan juga kita ketahui bahwa Rasul Saw punya seseorang yang tukang syair yang selalu yang selalu memberikan syiir – syiirnya ketika beliau jihad ,ketika beliau ada tamu dan dalam keadaan yang lainya juga salah satu sahabat yang terkenal syair syairnya adalah sayidina hasan bin sabit yaitu salah satu penyairnya Rasulullah Saw , dan juga ada salah satu qosidahnya yang sering kita dengar
قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيك فَسَرَّ قُلُوْبُنَا ذَاكَ الْعَطَاءُ
وَأَحْسَنُ مِنْكَ لَمْ تَرَ قَطُّ عَيْنِيْ وَأَجْمَلُ مِنْكَ لَمْ تَلِدَ النِّسَاءُ
حَشَاكَ يَارَسُوْلَ اللهِ تَرْضَى وَفِيْنَا مَنْ يُعَذَّبُ أَوْ يُسَاءُ
خُلِقْتَ مُبَرَّأً مِنْ كُلِّ عَيْبٍ كَأَنَّكَ قَدْ خُلِقْتَ كَمَا تَشَاء
نَبِيٌّ هَاشِمِيُّ أَبْطَحِيٌّ شَمَائِلُهُ السَّمَاحَةُ وَالْوَفَاءُ
Dan masih banyak pujian – pujian terhadap Rasulullah Saw berarti perlu kita ketahui – ucapan atau syair syair adalah hukumnya boleh , yaitu penyanjungan terhadap Rasulullah Saw , penyanjungan terhadap syari’at , penyanjungan terhadap syari’at yang ada nasihatnya yang ada pendidikanya maka itu adalah sesuatu yang boleh bahkan banyak dari para ulama menganjurkan untuk mengahafal daripada syair syair yang terangkum di dalam ilmu tauhid seperti aqidatul awam sifatnya seperti syiir bahkan di anjurkan untuk di hafalkan karena di dalamnya adalah ilmu , mengenal sifat – sifat Allah mengenal sifat sifat Rasul dan lainya ada lagi yang membuat syiir seperti zubad dalam ilmu fikih dan siapa yang menghafal itu di anggap fakih , yaitu alim dalam ilmu fikih ada 1000 bait ini termasuk daripada syiir , dan juga ada ahli syiir yang namanya’’ labid ‘’’ labid di sini adalah seorang sahabi dia ini hidup di masa sebelum Rasulullah Saw lalu beliau bertemu dengan Rasulullah Lalu menjadi sahabatnya Rasul , dan beriman kepada Rasulullah Saw , yaitu ‘’ Labid ibnu Rabi’ah ‘’ bahkan setelah dia mengucapkan syiir – syiirnya dia masuk Islam dan setelah dia masuk Islam langsung menghafalkan surat Al Baqarah dan surat Ali Imran setelah itu dia tidak mau lagi mengucapkan syiir padahal boleh saja mengucapkan syiir akan tetapi dia tidak mau lagi dan di katakan dia pernah datang di zaman sayidina Umar bin Khatab dan sayidina Umar mengatakan wahai Umar aku ingin mendengar suatu ucapan pembicaraan atau syair pada syairmu karena terkenal syairmu bagus lalu Labid mengatakan ya amirul mu’ minin semenjak aku masuk Islam aku mengahafal surat Al Baqarah dan Ali Imran aku tidak mengucapkan syiir lagi setelah itu , dan sudah tergantikan syiir atau ucapan yang bagus dengan Al Qur’an
Dan juga kita mengambil inti dari hadits yang kita baca adalah
أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مَا خَلَا الله بَاطِلُ
‘’ segala sesuatu selain Allah adalah sifatnya bathil ‘’ yaitu akan sirna akan hilang sebagaiman firman Allah Swt كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ‘’segala sesuatu akan sirna kecuali Allah tidak akan sirna ‘’
Dan juga berkata para ulama segala sesuatu akan sirna maksudnya adalah tidak semua sebagaimana ada makhluk yang Allah ciptakan makhluk kekal abadi seperti syurga seperti neraka orang yang tinggal di syurga juga akan kekal dan abadi dan tidak akan sirna ataupun hilang
Maksud dari كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ maksudnya adalah ‘’ qo bilun lil halak ‘’ bisa untuk binasa hidupnya bukan karena dianya akan tetapi hidupnya karena Allah Swt
Adapun dzat nya Allah Swt tidak memerlukan siapapun , tidak membutuhkan siapapun adapun selain Allah , makhluk makhluknya itu semuanya membutuhkan Allah dan juga salah satu yang di ciptakan oleh Allah abadi adalah ruh insan ketika masuk surga seseorang dengan ruh dan jazadnya dia juga akan kekal abadi selama lamanya kekalnya dari mana yaitu di kekalkan oleh Allah Swt , mereka kekal akan tetapi masih ada ketergantungan dengan Allah Swt , dan kekalnya mereka tidak seperti kekalnya dzatnya Allah adapun kekalnya Allah tidak memerlukan siapa siapa , tidak membutuhkan siapa – siapa
Bahkan ulama mengatakan ‘’ segala sesuatu yang tidak di peruntukan untuk Allah Swt itu akan hilang di sini adalah bab ikhlas ‘’ segala amalan perbuatan kebaikan yang tidak karena Allah Swt maka itu semua akan bathil dan akan sirna adapun amalan yang kita tunjukan untuk Allah Swt dan tidak di maksudkan untuk mencari ridha makhluk dan juga tidak karena keinginan duniawi yaitu semata karena Allah maka amalan tersebut pun di anggap kekal
Walahua’lam wasalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh
Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah
Senin 8 Juni 2015, Masjid Raya Almunawar, Pancoran
~ Habib Ahmad Al Kaff~