Jaltsatul istnain Majelis Rasulullah
Senin, 6 Mei 2019
Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Alhamdulillah Wa Syukrulillah di malam hari ini malam pertama di bulan suci Ramadhan yang mudah-mudahan Allah pandang hati kita, diri kita , rohani kita, nafsu kita dengan pandangan rahmat nya Allah Swt sehingga mendapat jaminan dari Rasulullah Saw untuk tidak mendapatkan siksa Allah Swt. Tentu untuk mendapatkan rahmat Allah Swt kita harus menyodorkan ke tempat –tempat yang di rahmati oleh Allah Swt . Alhamdulillah kita berada di dalam rumahnya Allah Swt di dalam menuntut Ilmu sebelumnya kita mendengarkan Syamail nya Rasulullah, maulid nya Rasulullah Saw mudah-mudahan Allah Swt memandang kita dengan pandangan rahmat nya dan memberikan anugrah-anugrah luhurnya sebagaimana di berikan kepada kekasihnya Allah Swt para Anbiya, para Mursalim, para Muqorrobin, para Siddiqin, para Syuhada, para Sholihin, dan kepada Nabi kita Muhammad Saw.
Dan selalu kita niatkan di awal puasa kita niatkan sebagaimana yang di niatkan oleh Rasulullah, yang di niatkan oleh para sahabat dan keluarganya Rasulullah Saw, yang di niatkan oleh orang-orang Solihin dan yang di niatkan oleh para hamba-hamba Allah Swt yang dekat dengan Allah Swt para kekasih-kekasihnya para Wali nya Allah Swt di dalam niat kita mendirikan sholat, melaksanakan puasa Ramadhan, menjalankan Qiyamullail dalam berzikir kepada Allah Swt di dalam membaca Al-Qur’an di dalam mendalami Al-Qur’an di dalam menghayati Al-Qur’an, di dalam menimba Ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an kita niatkan sebagaimana yang di niatkan para orang-orang yang sempurna di sisi Allah Swt dari kalangan para Nabi dan Rasul dan di para orang-orang yang dekat dengan hamba-hamba Allah Swt yang Soleh.
Dan saya ucapan selamat datang kita masuk di dalam bulan suci Ramadhan yaitu bulan pensucian diri kita bulan Tarbiyah untuk jasadiyah kita untuk kita bener bener latih dan didik jasad kita paling tidak menimalisir dari kebiasaan-kebiasaan kita yang biasanya berlebihan atau yang biasanya keluar batas kita kurangin sedikit demi sedikit latihan dari awal puasa sampai akhir puasa sehingga kita lulus di dalam tarbiyah yang Allah Swt jadikan bulan Ramadhan ini bulan untuk ujian kita di dalam melatih badaniyah kita, di dalam sedikit tidur, di dalam sedikit makan, di dalam sedikit Minum, di dalam sedikit bergaul bersama Istri kita dan hati kitapun kita latih dan kita didik dengan Allah Swt untuk mengeluarkan dari sifat-sifat yang jelek, sifat-sifat yang di murkai oleh Allah Swt dan kita biasakan dengan sifat-sifat yang di ridhoi oleh Allah Swt, di cintai oleh Allah Swt dari sifat sabar kita, dari sifat Syukur kita, dari sifat malu kita, dari sifat takut kita dengan Allah Swt dan sifat-sifat yang sempurna di sisi Allah Swt. dari keikhlasan kita belajar bertawakkal kepada Allah, belajar mencintai Allah, belajar ridho dengan Allah Swt itu kita masukan di dalam hati kita untuk kita didik di dalam bulan Ramadhan ini bisa masuk ke dalam kalangan orang-orang yang di pilih oleh Allah untuk menjadi kekasih-kekasih Allah Swt. dan kita didik Ruhani kita untuk di sempurnakan oleh Allah Swt sehingga merasakan kenikmatan Zikir kenikmatan semua anugrah-anugrah yang Allah berikan ke dalam hati kita dari sifat-sifat Luhur kita rasakan kenikmatan nya sampai kita merasakan tingkatan yang tertinggi dari orang-orang yang sudah dekat dengan Allah di dalam Sanubari yang suci yang bersih dengan Allah Swt.
Hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah kita masuk di dalam pembahasan di dalam kitan Mukhtashor Latief di dalam kitab pembahasan tentang zakat Fitri dan bertepatan dengan bulan Puasa Ramadhan. Karena di wajibkannya zakat fitrah di dalam bulan Ramadhan. Dinamakan Fitrah karena di wajibkan nya ketika kita kembali ke asal ciptaan Allah Swt . kalau kita melaksanakan membayar zakat fitrah sebagaimana yang di katakan oleh Rasulullah Saw: zakat fitrah itu sebagai pencuci bagi orang-orang yang puasa dari hal-hal yang lalai dan kotoran-kotoran yang ada di dalam kita berpuasa. Dan sebagai memberikan makan kepada orang Miskin. Maka di namakan Zakat Fitrah sehingga kita mudah-mudahan kembali kepada kesucian ketika kita mengeluarkan zakat fitrah.
Dalam pembahasannya Al-Imam Abdullah bin Abdurrahman Bafadhol langsung kepada pembahasan kewajiban Zakat Fitrah. Dan wajib Zakat Fitrah tersebut dengan tenggelamnya Matahari di akhir hari di bulan suci Ramadhan. Bagi orang yang mendapati tenggelamnya Matahari di bulan suci Ramadhan maka wajib bagi dia untuk mengeluarkan Zakat Fitrah. Kalau sebelumnya sudah meninggal maka tidak Wajib dia mengeluarkan zakat Fitrah. Kalau dia dapetin dari pada akhir bulan Ramadhan dengan tenggelamnya Matahari dan dia dapetin setelahnya masuk bulan Syawwal maka dia wajib mengeluarkan zakat fitrah walaupun di bolehkan oleh ulama membayar Fitrah dari awal bulan suci Ramadhan. Di bolehkan untuk kita membayar zakat fitrah dari awal bulan suci ramadhan. Akan tetapi yang lebih Afdholnya adalah di malam Idul Fitri di saat sebelum kita melaksanakan dari pada sholat Idul Fitri dan itu yang paling afdhol.
Zakat fitrah ini terkadang salah pemahaman. Kalau kita sudah serahkan kepada wakil kita atau Amil Fitroh kita sudah merasa bebas padahal kalau belum di sampaikan kepada orang Miskin pada Fuqoro yang berhak menerimanya belum selesai tugas kita dalam menyerahkan zakat fitroh. Kalau kita sudah mengetahui dengan jelas bahwa zakat sudah di terima orangyang berhak menerimanya maka telah selesai dari kewajiban kita membayar zakat fitrah. Terkadang ada di tunggu sampai akhirnya telat dia membayar zakat fitrah nya, orang sudah selesai sholat Idul Fitri dia baru membayar kan zakat fitrah, makruh menundanya setelah sholat ID sampai tenggelam matahari masih makruh. Apabila di hari ID sampai tenggelam matahari dia tidak keluarkan itu Haram dia menundanya dan wajib membayar Qodho kecuali ada uzur. Dia tidak mendapati orang yang mau menerima zakat Fitrah atau ada bagian-bagian kerabat yang dia utamakan untuk menerimanya datanya telat untuk mengambilnya. Kalau ada uzur maka dosa nya tidak di dapati akan tetapi wajibnya, qodhonya tetep harus mengeluarkan zakat fitrah harus di keluarkan.
Syarat-syarat zakat fitrah adalah Merdeka maka sat itu wajib ia membayar zakat fitrah atas dirinya dan atas orang-orang yang menjadi tanggungan nya dari istri, orang tua, anak dan budak jika mereka semua Muslim dan juga orang tersebut memiliki harta untuk membayar fitrah mereka.
Zakat fitrah itu sebanyak 1 Sho’. Maka nya saya bilang tadi nyaris bilang tidak mampu karena 1 Sho itu 2,75 Kg kalau berhati hati yang 3kg. 1 sho adalah sebanyak 4 Mud dengan Mud Nabi Muhammad Saw dan Mud itu sepertiga Rithl dan tidak di anggap sah kecuali dengan ukuran yang di tentukan dan di anggap tidak sah kecuali zakat dengan makanan pokok daerah tersebut.
Penjelasan:
Kalau makanan pokoknya beras maka harus zakat dengan beras dan itu pun kalau kita biasa makan dengan beras yang mahal maka kita wajib zakat dengan beras yang mahal. Adapaun kalau kita biasa makan beras murah maka tidak apa apa kalau kita zakat dengan beras murah. Dan kalau kita terkadang makan dengan beras mahal dan terkadang beras murah maka boleh kita zakat dengan beras yang harganya pertengahan.
Zakat tidak boleh duit terkecuali duit itu boleh untuk mewakilkan si amil untuk membelikan beras dan langsung minta di niatkan dan di dalam Mazhab Imam Syafii hokum nya tidak sah zakat Fitrah pakai uang.
Wallahu ‘alam bisshowab wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.