السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Kembali kita kepada pelajaran kitab risalatul jami’ah sampai dengan
. وَالْبُخْلُ بِمَا أوْجَبَ الله تَعَالَى. وَسُوءُ الظَّنِّ بالله وَبِخَلْقِ الله. وَالتَّصْغِيْرُ لِمَا عَظَمَ الله مِنْ طَاعَةٍ أوْ مَعْصِيَةٍ أوْ قُرْآنٍ أوْ عِلْم أوْ جَنَّةٍ أوْ نَارٍ. وكلُّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعَاصِي الْخَبَائِثِ الْمُهْلِكَاتِ؛ بَلْ بَعْضُ ذَلِكَ مِمَّا يُدْخِلُ في الْكُفْرِ، وَالْعِيَاذُ بالله تَعَالَى مِنْ ذَلِكَ!
Hadirin hadirat dan juga pendengar website Majelis Rasulullah saw semoga kita selalu dalam rahmat Allah Swt dan dalam pandangan Allah , kasih sayang Allah Swt. Sekarang kita masuk ke dalam pembahasan
. وَالْبُخْلُ بِمَا أوْجَبَ الله تَعَالَى dan pelit dengan apa yang Allah wajibkan kepadanya .
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ
‘’ Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat’’.
Ini penyakit hati adalah dari penyakit pelit yang pada dasarnya setiap manusia ada penyakit tersebut dan Allah Swt berfirman
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
’’ Dan siapa orang yang menjaga penyakit kikir di dalam dirinya maka merekalah orang – orang yang beruntung , berbahagia ‘’
Penyakit pelit di katakan oleh para ulama di sebabkan dari 2 macam , pelit karena keinginan sahwatnya yang tidak bisa tersampaikan kecuali dengan harta di tambah lagi angan – angan yang banyak , dan di tambah lagi banyak tanggungan dari anak – anaknya dan kemudian di tambahkan lagi dengan penyakit takut fakir, ini akan menyebabkan penyakit pelit, yang ke dua adalah cinta dengan harta benda dengan zatnya kalau tadi adalah sahwatnya yang ingin kesampaian dengan harta nya kalau yang kedua dia memang cinta sekali dengan harta bendanya sehingga dia menumpuk – numpuk hartanya padahal dia tahu akan di tinggalkan itu harta dan akan di ambil oleh generasi berikutnya oleh anak – anak nya akan tetapi karena penyakit ini sangat – sangat sudah merasuk kedalam dirinya sehingga menjalar ke seluruh tubuhnya maka benar – benar tidak bisa melepaskan harta bendanya, dia perbanyak walaupun untuk kebutuhan dirinya, walaupun sakit tidak di lihat yang terpenting adalah hartanya tidak hilang, tidak mau membayar dokter, tidak mau ke rumah sakit maka ini adalah paling jeleknya penyakit pelit.
‘’Puncak orang pelit itu adalah pelit terhadap kebutuhan dirinya sendiri ‘’ bukan untuk orang lain , untuk dirinya sendiri dia pelit maka Sayidina Bisyr bin Harits mengatakan ‘’ Memandang orang pelit mengeraskan hati ‘’ makanya di katakan orang yang tidak alim baik hatinya, murah tangannya lebih baik dari orang yang alim akan tetapi pelit. ‘’
Penyakit pelit ini dari dua sumber tadi, sumber kepada keinginan – keinginan tersebut kecuali dengan hartanya di tambahkan dengan banyaknya angan – angan dan di tambahkan dengan banyak anak padahal dia tahu anak ada rizkinya masing – masing, panjang angan – angan bisa di lawan dengan sedikitnya keinginan, kemudian hauful faqr yang bisa di lawan dengan kesabaran karena Allah sudah katakan ‘’
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ’’
Sesungguhnya sayton menjerumuskan kalian dengan penyakit takut fakir ‘’ dan berkata al habib Abdullah bin Alwi Alhaddad ‘’Seburuk – buruk kefakiran adalah takut fakir ‘’ orang kalau takut fakir walaupun hartanya berlimpah takut akan kefakiran maka akan terjerumus dengan ke fakiran. Habib Umar bin Hafidz mengisahkan di dalam kitab Qobasu Nurul Mubin, ringkasan dari kitab Ihya lumudin ‘’ Ada seseorang di kota Basroh, orang kaya akan tetapi pelit di undang makan dan makananya adalah ‘’ tobahijah bid ‘’ makananya serba telor, namanya orang pelit dia rakus dan makanya banyak, setelah makan banyak maka sakit perutnya maka sakit itu semakin parah sampai di datangkan dokter kepadanya, maka di lihat oleh dokter tidak ada masalah, cuman ada satu ‘’, engkau muntahkan apa yang engkau makan ‘’, maka kata orang yang pelit tadi mengatakan biarkan saya mati saja yang penting makanan ini tidak saya muntahkan karena sangking pelitnya
البخيل بعيد من الله بعيد من الجنة، بعيد من الناس، قريب من النار.
‘’ orang yang pelit jauh dari Allah Swt, jauh dari manusia , jauh dari surganya Allah Swt dekat dengan neraka ‘’. Jadi penyakit bakhil ini adalah بِمَا أوْجَبَ الله تَعَالَى pelit dari yang Allah wajibkan ada dua kata ulama, ada wajib secara sari’at dan wajib secara muru’ah ( etika ), wajib secara sari’at di perintahkan mengeluarkan zakat dia tidak mau, bukan hanya harta saja pelit akan tetapi mengorbankan waktunya untuk melawan hawa nafsunya, dengan melawan hawa nafsunya dia tidak mau, jauh dari pada solat wajib dia pelit, maka hal ini adalah pelit dengan apa yang Allah sari’atkan. Yang ke dua adalah wajib secara muru’ah atau secara etika meninggalkan sesuatu yang pelit , irit banget sampai susah dirinya, menyusahkan dirinya itu penyakit, kemudian perhitungan banget dengan hal hal kecil dan pelit nya berbeda beda kata ulama.
Di kisahkan sayidina Bisyr bin Harits pernah di undang orang yang pelit dan jamuanya tidak lebih dari roti dan garam dan pada suatu saat teman dari Bisyr bin Harits di undang juga oleh orang yang pelit tadi maka berkata Bisir bin Harits, coba saja kamu datang pasti jamuanya tidak lebih dari roti dan garam, tidak lebih dan tidak kurang, akhirnya temanya memaksakan ingin tahu benar atau tidak dan di datangi maka jamuanya tidak lebih dari roti dan garam padahal orang kaya, kalau menjamu hanya dengan roti dan garam saja tidak lebih ‘’.
Pernah terjadi pada sahabat nabi Saw sangking mereka ingin menjauhkan dari sifat pelit mereka, mereka banyak nya adalah memiliki sifat itsar, lebih mengutamakan orang lain dari pada diri mereka sendiri , pernah terjadi pada suatu saat keadaan sulit kondisi ekonominya mereka di jamu makan bersama di waktu malam sangking mereka ingin itsar kepada teman – temanya di sediakan makanan dan di matikan lampu itu makanan seolah olah di makan padahal masih tetap pagi – pagi di lihat makan itu masih utuh dan tidak ada yang berani menyentuh makanan tersebut karena itsar terhadap temanya, karena lebih mengutamakan temanya mereka tidak mau memakan makanan tersebut ‘’.
Dan juga pernah di lakukan oleh sayidina Ali dan sayidah Fatimah Azahra putri Rasulullah Saw, datang tamu kepada mereka hanya tersisa makanan satu roti akhirnya di hidangkan kepada tamunya dan di tidurkan anak mereka sayidina Hasan dan sayidina Husein waktu makan di matikan lampu seolah olah sayidina Ali dan Fatimatuzahra mengunyah makanan padahal mereka tidak mengunyah makanan, selesai makan maka tidur mereka dan pagi – paginya datang Rasulullah Saw membawa berita dari sayidina Jibir A.s, Rasulullah katakan kepada sayidina Ali dan sayidah Fatimah, ‘’ Allah sungguh takjub dengan apa yang kalian lakukan semalam ‘’ apa yang kalian lakukan ? lalu mereka ceritakan ya Rasulullah ada orang yang datang kepada kami dengan keadaan yang susah padahal kami hanya memiliki satu roti dan itu untuk anak kami Hasan dan Husein akan tetapi kami berikan roti tersebut untuk tamu kami dan ketika tamu akan memakan, khawatir takut malu kalau tuan rumah tidak makan maka kami matikan lampunya dan kami seolah – olah makan di depan beliau ‘’, lalu turun ayat
وَيُؤْثِرُونَ عَلى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كانَ بِهِمْ خَصاصَةٌ’’
mereka mendahulukan orang lain walaupun mereka dalam keadaan lapar sekali ‘’ Sayidina Abdullah bin Ja’far pada suatu saat berjalan melewati suatu tempat yang sedang di rawat oleh seorang budak ketika dia jalan di dekat budak tersebut dan di lempari makananya maka di lihat terus oleh Abdullah bin Ja’far sekali di lempari maka anjing tersebut masih meminta lagi dan sampai makanan nya itu habis, kemudian Abdullah bin Ja’far saking heran nya mendatangi budak tersebut, “siapa engkau?” kata Abdullah bin Ja’far, maka budak itu berkata ‘’ aku ghulam ‘’ aku pekerja di sini, aku di bayar, maka di tanya lagi, apa bayaran mu ? roti – roti tadi, kenapa engkau berikan roti – roti bayaran mu di berikan kepada anjing anjing tersebut? maka budak itu mengatakan ‘’ ini anjing bukan dari kampung kami, aku melihat dia dalam keadaan lapar, aku tidak mau aku makan kenyang sedangkan di sebelah ku ada anjing kelaparan, maka ketika Abdullah bin Ja’far melihat akhlak ini bocah dan berkata ya Allah ini anak lebih dermawan dari pada aku padahal Abdullah bin Ja’far terkenal dengan manusia yang dermawan, akhirnya di beli itu halaman nya yang budak tersebut kerja, kemudian di beli semua alat alat yang ada di dalamnya dan di bebaskan itu budak kemudian di berikan semua kepada budak itu dan di suruh ambil itu semua untuknya, berkah dari kedermawananya tadi.
Jadi penyakit pelit ini harus di lawan dengan belajar mengorbankan diri untuk keperluan orang lain, belajarlah sedekah walaupun berat dan ulama dahulu mengatakan kita beribadah untuk siapa ? untuk Allah dan di tanya lagi, engkau beribadah untuk Allah mengharap pahala ? maka di jawab lagi pasti kalau begitu engkau bukan bersedekah dengan Allah akan tetapi engkau jual beli terhadap Allah Swt, kalau engkau bagaimana wahai imam ? ‘’ kalau aku beribadah aku merasakan lezat dan menikmati ibadah tersebut dan tidak mengharapkan apapun kecuali yang Allah kehendaki untuk aku ‘’ ini kelas yang hebat akan tetapi kalau seperti kita maka mulailah dulu belajar sedekah , dan lain lain. Kalau kita membeli satu akan di bayar 10 dan Allah akan lipat gandakan
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ
‘’ Allah ganti dengan berlipat – lipat ganda orang yang meminjamkan karena Allah Swt ‘’ dan kalau kita sedekah
ما نقص مال من صدقه بل تزده بل تزده
tidak akan berkurang harta yang di sedekahkan bahkan bertambah , bertambah , bertambah ‘’ penyakit pelit dan penyakit sukh, di katakan oleh nabi ‘’ hati – hati dari penyakit kikir karena dia membinasahkan orang – orang sebelum kalian, mereka menghalalkan darah mereka dan mengorbankan kehormatan mereka sebabnya adalah kikir ‘’ kikir bertambah rakus, kikir beserta penyakit rakus inilah yang di namakan sukh kata Allah Swt وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ’’ orang yang menjaga dirinya dari penyakit kikir maka merekalah orang – orang yang berbahagia ‘’,
Harta semuanya ada tujuan dan hikmahnya di ciptakan oleh Allah Swt kita harus benar benar mengaturnya ‘’ menahan sesuatu yang wajib harus di keluarkan itu yang di namakan pelit dan mengeluarkan di mana dia tidak wajib untuk di keluarkan maka itulah yang di sebut mubadzir , boros keadilan di antara ke duanya ‘’ orang – orang yang berinfak tidak terlalu berlebihan dan tidak terlalu pelit juga dan itulah ciri umatnya Rasulullah Saw umat yang selalu di tengah tengah ‘’ mudah mudahan kita di jadikan umat umat yang di pilih oleh Allah Swt , di muliakan oleh Allah , dan di berikan sifat isar dan di angkat penyakitnya dan di sembuhkan dan semoga Allah selalu pandang kita aminn fa qulu jami’an … ya Allah …………………………….. ya Allah ………………………….. ya Allah ………………………………. Ya Allah ………………………………… ya Allah ………………………….. ya Allah ………………………… ya Allah ………………………. Ya Allah ……………………………………….. ya Allah ……………………………… ya Allah ……………………………. Ya Allah ………………………… ya Allah ………………………….ya Allah ……………………… ya Allah ………………… ya Allah ……….
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah
Senin 26 Oktober 2015, Masjid Almunawar Pancoran
~ Habib Ja’far bin Muhammad Bagir ~