4 Hal Yang Untuk Mencapai Derajat Muqorrobun

JALSATUL ITSNAIN MAJELIS RASULULLAH SAW

SENIN, 13 FEBRUARI 2017

-HABIB JA’FAR BIN MUHAMMAD BAGIR AL-ATTHOS-

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد

Alhamdulillah wa syukrulillah di malam hari ini  kita kembali di dalam pembahasan kitab Safinatunnajah yang di karang oleh Syekh Salim bin Saad bin Sumair, masih berkaitan dengan masalah kewajiban kita dengan Allah Swt yaitu sholat. Tadi kita dengar yang di sampaikan oleh Habib Alwi cara merubah kemunkaran yang ada, terutama dalam diri kita masing-masing, karena perubahan itu di mulai dengan diri kita sendiri. Kalau kita sudah mulai merubah diri kita, barulah kita mulai Tarbiyyah di keluarga kita, ini yang hilang sekarang. Tarbiyyah tidak akan terjadi di luar, akan tetapi di dalam rumah. Para ulama-ulama, para Aulia, para pembesar-pembesar Islam mereka mendapat didikan dari rumahnya. Kita sering mendengar biografi-biografi beliau, dia mendapat didikan dari orang tuanya, dia mendapat hafalan Qur’an dari orang tuanya, begitu lah tarbiyyahnya ulama-ulama terdahulu, paling tidak kita perhatikan sholatnya dan aturan waktunya, dari sebelum subuh,

4 hal yang di ajarkan oleh Al-Habib Abdullah Al-Haddad, 4 di antara nya kalau di jalankan bisa mengangkat derajatnya menjadi derajat orang-orang yang Muqorrobun. Yaitu sebelum subuh sampai datangnya waktu subuh. Walaupun sedikit , walaupun dengan istighfar 27 kali yang di ajarkan Rasulullah Saw, dan dulu sering di katakan beberapa ulama di didik dari kecil nya di bangunkan di waktu malam nya untuk beristighfar, untuk baca Ya Allah…Ya Allah…. Ya Allah…, di didik dari semenjak dia bayi, semenjak kecil sudah di bangunkan tengah malam oleh orang tuanya, agar terbiasa didikan itu ada di dalam rumahnya, kemudian dari waktu subuh sampai waktu Isyroq, ini Tarbiyyah nya para Sholihin dalam mendidik keluarganya, kemudian dari waktu Asar sampai Magrib, dari waktu Magrib sampai Isya, ini 4 waktu yang sangat-sangat di jaga sekali oleh ulama-ulama kita, yang terpenting untuk kita sekarang Tarbiyyah itu di jalankan di dalam rumah tangga kita, dari masalah yang paling dasarnya yaitu sholat, orang yang menjaga sholat 5 waktunya maka nanti dia di hari kiamat dia mendapatkan keselamatan dari Allah Swt, barang siapa yang tidak menjaga sholatnya maka dia tidak akan mendapatkan keselamatan dari Allah Swt, mudah-mudahan kita jaga sholat kita.

Sering kita dengar, mulailah membenahi dari diri kita sendiri, dari sholat 5 waktu yang kemarin sudah selesai kita bahas, dari rukun-rukun sholatnya , yang zohir, yang di ajarkan begitu detail dan teliti ulama-ulama kita dalam membenahi amalan-amalan kita. Yang lebih penting lagi yang batin nya, dengan kita kerjakan yang zohir Allah akan mengirim  ke dalam batin kita pemberian-pemberian Allah Swt, yang membuat nyaman dan tenang, dan nanti akan naik lagi derajatnya setelah mendapatkan semua pemberian-pemberian yang hebat di dalam hatinya dia akan naik derajatnya di sisi Allah Swt dan terus tidak ada hentinya pemberian-pemberian Allah Swt kepada hamba-hambanya yang dekat kepada Allah Swt, kata orang-orang tasawwuf, awalnya dengan instropeksi diri. Orang yang pintar di mata Allah dan Rasulnya adalah orang yang terus instrospeksi diri, dia bekerja untuk suatu tujuan yang jauh yaitu masa akhiratnya bersama Rasulullah Saw. Tujuan utama para pembesar-pembesar para auliya Allah Swt yaitu Allah dan Rasulnya. Mudah-mudahan kita punya niat untuk bersama mereka , agar bergabung dengan mereka masuk kedalam surga Allah swt, dan jauh dari pada siksa Allah Swt di dunia maupun di akhirat dan alam barzah, padang mahsyar, dan bisa selamat dari neraka nya Allah, itulah keinginan kita kepada Allah Swt di dalam menjaga diri kita. Kalau kita bisa itu semua berarti kita orang yang cerdas di mata Allah dan Rasulnya, dan kebalikannya, dia selalu mengikuti hawa nafsu dalam hidupnya, dan dia selalu berangan angan, Allah maha pengampun, tapi dia tidak ingat bahwa Allah mempunyai sifat yang apabila kita langgar aturannya Allah akan menyiksa kita dengan siksaan yang sangat pedih,

Dari muhasabah naik ke muraqqabah, perasaan kalau kita sedang di pantau oleh Allah Swt, dari muroqobah ke derajat musyahadah, penyaksian jiwa kita dengan Allah Swt  bahwa kita menyembah Allah seolah-olah Allah berada di depan kita, dalam sholat kita, berkata Imam Ghozali kalau kita tidak bisa sampai kepada yang atasnya, mulai dari yang pertama, yaitu diwaktu sholat anggap didepan kita ada orang yang kita pandang, guru kita, orang-orang yang besar di hadapan kita, dari situ mulai malu nanti kita dengan yang seperti itu, datang rasa malu ke dalam dirinya , rasanya akan naik terus sampai naik ke tingkatan tertinggi, mudah-mudahan Allah berikan ke dalam batin kita, inilah ilmu tasawwuf, inilah ajaran-ajaran para ulama kita.

Kata para ulama dari pada pengarang kitab syarahnya Imam Al-Athoillah dari syarah Al-Hikam, ilmu Tasawwuf bukan sekedar ucapan kata-kata, tapi dengan rasa yang ada di dalam Sanubari kita dan mantap kita menuju Allah Swt. Yang di katakan, islam adalah kita mengerjakan amaliah kepada Allah, ketika kita mantap dengan hukum-hukum Allah Swt , Allah akan berikan rasa untuk menuju kepada Allah, jalan kita mulai di arahkan oleh Allah Swt, dan akan naik lagi kepada derajat Al-Musyahadah. Inilah yang di anjurkan oleh para auliya kita, kita punya tujuan hidup menuju kepada Allah Swt,

Sayyidina bin ‘Arobi 20 tahun haji dia dengar dari Allah Swt tidak ada panggilan untukmu, tapi tetap dia berkata tidak ada tempat untuk ku bersandar kecuali Allah Swt maka aku lemparkan diri ku kepada Allah Swt. Sampai Allah mengatakan aku terima panggilanmu, ku sambut engkau sebagai tamu di dalam melakukan ibadah haji, begitu juga kita semuanya  tidak ada tempat untuk bersandar kecuali hanya kepada Allah, kita harus banyak-banyak minta kepada Allah Swt, banyak-banyak kita berdoa kepada Allah Swt, ini pembahasan sebenarnya sudah di kupas, makanya saya akan percepat kita ambil point-poitn nya saja.

Niat sudah kita bahas di dalam rukun sholat ada 3 bagian.

  • Kalau sholat wajib maka wajib menentukan kerjaan kita, entah itu zuhur, asar, magrib, isya, subuh. Itu namanya Qosdul Fi’li dengan kata usholli (saya melakukan sholat)
  • Watt’yin kita tentukan nama yang kita lakukan sholatnya
  • Fardhiyah sebutkan dengan kata Fardhunya.

Kalau imam sunnah mengatakan imaman kecuali sholat Jum’at, wajib dia mengatakan imaman. Imam Nawawi mengatakan  kalau Imam nya termasuk hitungan yang 41 orang,  yang sholat hanya 41 orang maka Imam tersebut  wajib niat Imaman. Kalau Imam tidak niat Imaman batal semua makmum nya. Karena makmum tergantung niat Imam nya, kecuali sholat yang lainnya. Contoh, dia sholat sendirian lalu  ada orang sholat dan bermakmum kepada dia dan dia tidak pakai niat Imam, itu sholat nya tetap sah.  Tapi Imam ketika tahu ada yang bermakmum dengannya di sunnahkan Niat Iman di dalam hatinya, agar mendapat pahala jamaah ketika dia bersambung dengan orang yang di belakangnya.

Begitu juga kalau sholat Jama’, kita harus menyebutkan Jama’nya, kata Ta’khir dan Taqdimnya Sunnah, tapi perkataan Jama’nya(jam’an) itu wajib,  contoh: usholli fardhu zuhri Jam’an Lillahi Ta’ala.

Kalau kita sholat sunnah Muaqqota, yang punya waktu, seperti: sholat sunnat qobliyah dan ba’diyah, sholat dhuha, sholat tarawih, sholat witir , sholat id, semuanya ada waktu yang di tentukan oleh Rasulullah Saw, atau sunnah yang punya sebab:

  • Sebab masuk masjid= tahhiyatul masjid
  • Sebab berwudhu = sunnatul wudhu
  • Sebab hajat = sholat hajat
  • Sebab taubat       = sholat taubah

Itu namanya sholat yang punya sebab, ada sebab awal dan ada sebab akhir.

Contoh, sholat sunnah yang sebabnya awalan adalah sholat sunnah wudhu(wudhu dulu baru sholat)

Contoh , sholat sunnah yang sebabnya akhir adalah sholat Istisqo, sholat dahulu baru sebabnya belakangan (turun hujan).

Yang wajib di dalam sunnah-sunnah tersebut yang punya waktu atau yang punya sebab adalah hanya Qosdul Fi’li Watta’yin. Contoh, hanya mengatakan Usholli Dhuha, kata ulama kalau tidak baca bilangannya atau Lillah itu sah. Karena sudah pasti ibadah kita hanya untuk Allah, semuanya sunnah,

Kalau sholatnya sunnah Nafilah yang tidak ada waktu dan tidak ada sebab, seperti sholat Istikhoroh. Tidak ada waktu dan sebab yang di tentukan oleh Rasullah Saw, sholat sunnah Awwabin ada yang mengatakan di awal magrib,  yang tidak ada waktu dan tidak ada sebab, itu namanya sholat sunnah mutlaq, contoh: di situ kita hanya mengatakan Usholli sah, bisa 2 sampai berapapun rakaatnya tidak ada batasnya, kalau malam afdholnya di akhiri dengan sholat witir. Kalau pagi berapapun jumlah rakaatnya bebas,  Afdhol nya dua-dua atau  empat-empat, kalau kita sholat Nafil Mutlaq 1000 rakaat boleh, Qosdul Fi’li adalah perkataan Usholii (aku sholat) Watta’yin adalah perkataan yang di tentukan adalah zuhur, asar, magrib, isya, dan subuh. Walfardhiyyah kata fardhu (usholli fardho) itu kalau sholat wajibnya.

Pembahasan tentang Takbiratul Ihram,  syarat-syarat Takbiratul Ihram ada 16

  • Harus di lakukan dengan berdiri dalam sholat
  • Harus dengan bahasa arab
  • Harus dengan lafadz Allah
  • Harus dengan lafadz akbar
  • Teratur antara 2 lafadz nya
  • Tidak boleh manjangin kata hamzah dalam kata Allah
  • Tidak boleh di panjang kan bar nya
  • Tidak boleh di tasydid kan ba’ nya
  • Tidak boleh di tambahkan huruf waw yang berharakat atau tidak berharakat
  • Tidak boleh di tambah kan  huruf waw sebelum kata Allah
  • Tidak boleh diam di antara kalimat Allah dan akbarnya
  • Harus di dengar seluruh huruf nya
  • Dan masuk waktu di dalam sholat-sholat yang ada waktunya
  • Di lakukan nya ketika dia menghadap kiblat dengan dada nya, walaupun kepalanya masih menoleh ke kanan dan ke kiri boleh tapi tidak beradab sama Allah, Allah Swt mengatakan kepada hambanya kalau sudah ada di tempat sholatnya dia masih menoleh, wahai hamba ku engkau menoleh kepada sesuatu yang lebih baik dari pada aku. Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad mengatakan jika sudah iqomah kita masih bicara itu termasuk tidak beradab sama Allah.
  • Tidak boleh menambahkan lahan yang merubah salah satu huruf nya,
  • Mengahirkan takbirnya makmum dari takbirnya Imam

Mudah-mudahan kita perbaiki terus sholat kita, kita minta kepada Allah Swt supaya kita di beri Istiqomah, Amin Amin Amin Ya Rabbal Alamin

Tsummassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh