Forum Replies Created
-
AuthorPosts
-
FauzanParticipant
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]Limpahan Cahaya Keagungan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
1. siapapula yg mengingkari shalat awwabin ini wahai saudaraku?, rujuk :
shahih Muslim hadits no.748, satu bab khusus dalam shahih muslim itu Bab Shalat Awwabin)
shahih Ibn Khuzaimah hadits no.1223, 1224, 1227
Shahih Ibn Hibban hadits no.2539
Mustadrak Ala shahihain hadits no.1182,
dan masih puluhan hadits shahih lainnya yg menjelaskan bahwa Rasul saw melakukan shalat awwabin,
ada dua riwayat mengenai shalat awwabin ini, sebagian riwayat mengatakannya adalah shalat dhuha, riwayat lain mengatakannya antara magrib dan Isya,Ibn Abbas ra mengatakannya antara magrib dan isya, demikian diriwayatkan dalam Sunan Imam Baihaqy alkubra Juz 3 hal 19. bahwa tafsir surat Assajdah ayat 16 adalah untuk orang yg melakukan shalat awwabien antara magrib dan isya.
Guru saya dan para ulama di Tarim dan sebagian besar ulama kita melakukannya antara magrib dan isya, walau ada pendapat lain bahwa itu adalah waktu dhuha, sebagaimana dalam shahih muslim..[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=1709&lang=id#1709Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]Saudaraku yg kumuliakan,
jumhur seluruh madzhab untuk menguburkan tubuh / jenazah, dan semua bagian tubuh yg terpotong dari manusia, apakah tangan yg terpotong, kaki, termasuk ari ari.mengenai diberi pelita itu, entahlah apa maksudnya karena syariah tak pernah mengajarkannya, dan syariah mengajarkan kita menguburkan ari ari dan tentunya agak dalam agar tak dimakan kucing atau anjing yg membaui baunya.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dalam semua cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a’lam[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=7483&lang=id#7483Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai dalilnya talqin ini dikeluarkan oleh Imam Attabrani dan Abdul Aziz Al Hambali dari Abi Umamah ra berkata : \"Jika aku wafat maka perbuatlah sebagaimana kita diperintah oleh Rasul saw berbuat pada yg wafat pada kita, Rasul saw memerintahkan kita : jika wafat salah satu dari kalian setelah selesai penguburannya, dan berdirilah salah seorang diantara kalian diarah kepalanya, lalu ucapkanlah : wahai fulan bin fulan.., maka berkatalah si mayyit : bantulah tuntun kami wahai yg disayangi Allah!, akan tetapi kalian tak mendengarnya, maka ucapkanlah ketika engkau keluar dari dunia ini kesaksian Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba Nya dan utusan Allah…. dst (maaf hadits ini panjang). teriwayatkan pada Talkhishulkhabiir hal 242-243, dari Al Majmu\’ Linnawawiy hal 243, dikeluarkan pula oleh Attabraniy dalam Alkabir no.7979, dan ALhaitsamiy pada Majmu\’ zawaid no.4248, dan Addhiya\’ telah menguatkannya pada Ahkamnya.riwyat lainnya adalah dikeluarkan oleh Alhafidh Sa\’id bin Masnhur yg berkata : jika telah selesai penguburan mayyit, dan orang orang mulai meninggalkan kubur maka para sahabat senang mentalqin mayyit di kuburnya : wahai fulan, katakanlah Laa ilaha illallah, …wahai fulan.. katakanlah…dst ..dst.. hingga akhir hadits. lalu mereka meninggalkan kubur, dan berkata Imam Assyaukaniy bahwa hal ini dsiebutkan oleh ALhafidh Ibn Hajar dalam Attalkhish dan ia tidak menentangnya (Talkhiishulhabiir hal 243, dari Almajmu\’ oleh Imam Annawawi)
berkata Imam Nawawi : diriwayatkan oleh ALbaihaqiy dg sanad hasan bahwa Ibn Umar ra menyukai pembacaan awal dan akhir surat Albaqarah dikubur setelah penguburan, mengenai Talqin mayyit setelah penguburan telah dikatakan Jamaah yg banyak dari kita (Madzhab Syafii) bahwa hal itu dicintai dan baik dilakukan. (Al Adzkar hal 123)
dan memang telah jelas bahwa orang mati itu mendengar suara mereka yg masih hidup.
Dan Rasulullah saw memerintahkan kita untuk mengucapkan salam untuk ahli kubur dengan ucapan “Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmu’minin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As’alullah lana wa lakumul’aafiah..” (Salam sejahtera atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yg terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian) (Shahih Muslim hadits no 974, 975, 976). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan ucapan “Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian”.
Rasul saw berbicara kepada yg mati sebagaimana selepas perang Badr, Rasul saw mengunjungi mayat mayat orang kafir, lalu Rasulullah saw berkata : “wahai Abu Jahal bin Hisyam, wahai Umayyah bin Khalf, wahai ‘Utbah bin Rabi’, wahai syaibah bin rabi’ah, bukankah kalian telah dapatkan apa yg dijanjikan Allah pada kalian…?!, sungguh aku telah menemukan janji tuhanku benar..!”, maka berkatalah Umar bin Khattab ra : “wahai rasulullah.., kau berbicara pada bangkai, dan bagaimana mereka mendengar ucapanmu?”, Rasul saw menjawab : “Demi (Allah) Yang diriku dalam genggamannya, engkau tak lebih mendengar dari mereka (engkau dan mereka sama sama mendengarku), akan tetapi mereka tak mampu menjawab” (shahih Muslim hadits no.6498).
Makna ayat : “Sungguh Engkau tak akan didengar oleh yg telah mati”.
Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya makna ayat ini bahwa yg dimaksud orang yg telah mati adalah orang kafir yg telah mati hatinya dg kekufuran, dan Imam Qurtubi menukil hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa Rasul saw berbicara dengan orang mati dari kafir Quraisy yg terbunuh di perang Badr. (Tafsir Qurtubi Juz 13 hal 232).Berkata Imam Attabari rahimahullah dalam tafsirnya bahwa makna ayat itu : bahwa engkaua wahai Muhammad tak akan bisa memberikan kefahaman kepada orang yg telah dikunci Allah untuk tak memahami (Tafsir Imam Attabari Juz 20 hal 12, Juz 21 hal 55, )
Berkata Imam Ibn katsir rahimahullah dalam tafsirnya : “walaupun ada perbedaan pendapat tentang makna ucapan Rasul saw pada mayat mayat orang kafir pada peristiwa Badr, namun yg paling shahih diantara pendapat para ulama adalah riwayat Abdullah bin Umar ra dari riwayat riwayat shahih yg masyhur dengan berbagai riwayat, diantaranya riwayat yg paling masyhur adalah riwayat Ibn Abdilbarr yg menshahihkan riwayat ini dari Ibn Abbas ra dg riwayat Marfu’ bahwa : “tiadalah seseorang berziarah ke makam saudara muslimnya didunia, terkecuali Allah datangkan ruhnya hingga menjawab salamnya”, dan hal ini dikuatkan dengan dalil shahih (riwayat shahihain) bahwa Rasul saw memerintahkan mengucapkan salam pada ahlilkubur, dan salam hanyalah diucapkan pada yg hidup, dan salam hanya diucapkan pada yg hidup dan berakal dan mendengar, maka kalau bukan karena riwayat ini maka mereka (ahlil kubur) adalah sama dengan batu dan benda mati lainnya. Dan para salaf bersatu dalam satu pendapat tanpa ikhtilaf akan hal ini, dan telah muncul riwayat yg mutawatir (riwayat yg sangat banyak) dari mereka, bahwa Mayyit bergembira dengan kedatangan orang yg hidup ke kuburnya”. Selesai ucapan Imam Ibn Katsir (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 3 hal 439).
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=11361&lang=id#11361Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
Sarankan agar ia banyak bertasbih (mengucapkan subhanallahu wabihamdihi) karena ini adalah kalimat yang paling dicintai Allah swt.
mengenai kakak teman anda itu saudaraku doakanlah, dan teruslah berusaha, maka anda mewarisi perjuangan Rasul saw, pahala anda besar sekali dg terus mengajaknya shalat, terlepas ia shalat atau tidak, namun perbuatan anda itu adalah sangat mulia,
saudaraku bujuklah ia pelahan lahan, sungguh setiap muslim akan terpanggil untuk taat kepada Allah swt, karena Allah telah memuliakannya dg Iman, tinggalllah kita menggalinya sekaligus termuliakan dg memperjuangkannya agar diamalkan.
Mengenai hadits dan doa, Insya Allah guru mulia kita Habibana yang akan menjawabnya.
Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]mengenai perbedaan hindu, sebenarnya hindu yg berada di Indonesia memang berbeda dengan Hindu yg ada di India, kini hindu yg ada di tanah jawa masih tersisa yaitu hindu bali, jauh berbeda dengan hindu India, namun apapun perbedaannya kita di Indonesia menamakan mereka animis, dan perbedaan yg muncul pada masing masing ajaran memang akan selalu ada karena jauhnya jarak dan sulitnya perhubungan dimasa itu, dan masing masing ajaran hindu yaitu hindu Bali dan hindu India mempunyai ajaran ajaran suci yg mirip dengan ajaran para nabi, demikian pula Budha Gautama, bahkan konon Budha adalah seorang Nabi dimasa lalu.[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=13357&lang=id#13357[quote]saudaraku yg kumuliakan, Poligami merupakan bukti kesempurnaan Islam, lihat kesempurnaan ajaran Islam yg sangat sesuai dengan keadaan zaman, sebagaimana sensus dunia membuktikan saat ini perbandingan jumlah pria dan wanita sudah 1 banding 4, dan hadits mengatakan kelak di akhir zaman perbandingan pria dan wanita akan 1 banding 40,
maka pengingkaran terhadap poligami berarti mendukung banyaknya wanita yg tak bersuami, banyaknya wanita yg melacur, wanita penghibur dll, karena wanita wanita itu tak mendapatkan suami, suami yg membimbingnya pada kemuliaan, hal ini muncul sebab pengingkaran manusia pada hukum Allah,
mereka yg mengingkari hukum Allah itu bagaikan ibu yg melarang anaknya menyentuh Bara Api, dan anaknya tak percaya dan merasa harus membuktikannya, maka anak itu menelan bara api lalu menjerit menyalahkan ibunya..!, ibunya tak bersalah karena telah mengingatkannya.
Jumlah wanita lebih banyak dari pria, dan diwaktu yg bersamaan muncullah ajaran Muhammad saw yg memperbolehkan berpoligami. Sesuai bukan?,
Jelaslah bahwa ajaran Muhammad saw adalah ajaran yg paling sempurna mengatasi masalah bertambahnya jumlah wanita daripada pria di masa kini,
dan tak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini kecuali dengan ajaran Allah yg disampaikan Nya pada Muhammad saw dengan Poligami.
Coba beri solusi dari logika musuh islam, bagaimana mengatasi jumlah wanita yg semakin banyak dari pria dengan melarang poligami..?, apakah dibunuh?,
pengingkaran atas poligami akan mengacaukan ekosistem dunia, merekalah perusak dan pembuat kerusuhan, dan didalam Islam poligami dibolehkan, dan bukan diwajibkan, bila mereka merasa mampu berpoligami maka boleh, bila mereka takut tidak adil maka cukup satu (Annisa-3).
Dan dalam kitab merekapun diceritakan bahwa Ibrahim as telah menikahi dua Isteri dalam kehidupannya, dan pada alkitab mereka bercerita tentang Daud as dan Sulaiman as yang memiliki isteri-isteri lebih banyak dari Rasulullah saw.
saudaraku, terus bertanyalah bila ada sanggahan dari mereka tentang syariah2 islam, insya Allah akan saya jawab.
wallahu a\’lam[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=1912&lang=id#1912Mengenai Poliandri (bersuami lebih dari satu) tak dibenarkan dalam syariah, karena berhubungan dengan nasab sang anak. Lebih jelasnya, Insya Allah habibana yang akan menjawabnya.
Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana perihal yang sama yang ada di forum :
[quote]saudaraku yg kumuliakan,
ada diantara mereka yg tak mau kaya, karena kaya bertanggungjawab atas kekayaannya, bertanggungjawab untuk bersedekah, pula harus menyisakan banyak waktu untuk mengatur hartanya, menjaganya agar suci dari haram, menjaganya agar tak merusak dan menghancurkan usaha orang lain, dan banyak lagi segala permasalahan yg muncul pada orang kaya.namun banyak pula para shalihin yg kaya raya, diantaranya Utsman bin Affan ra, Abdurrahman bin Auf ra, Abu Thalhah Al Anshariy ra, dan banyak lagi para sahabat Rasul saw yg kaya raya, mereka tak menolak dan membuang semua hartanya atau menginfakkan seluruh hartanya, namun terus berusaha dan terus dalam kekayaaannya, dan Rasul saw memuji dan tak mencela mereka.
bahkan Rasul saw mendoakan Anas bin Malik ra : \"Wahai Allah, banyakkanlah hartanya, dan banyakkanlah keturunannya, dan limpahi keberkahan pada harta dan anak anaknya\" (Shahih Bukhari), maka dijelaskan bahwa kemudian Anas bin Malik ra menjadi kaya raya, perkebunan buah buahan milkinya bisa panen dua kali setahun, dan ia tinggal di Istana di Baghdad, dan cucunya mencapai seratus orang lebih.
mengenai sosok Nabi Muhammad saw, beliau sebenarnya kaya raya, lebih kaya dari semua orang saat itu, beliau saw berkata pada seorang Badui non muslim : \"kau lihat Unta yg memenuhi bukit ini..?\", badui itu mengangguk, lalu Rasul saw bersabda : \"Ambillah semua untukmu..\", maka orang itu tak percaya, namun Rasul saw benar benar memberikannya,
saudaraku, harga seekor unta itu seharga 40 ekor kambing, kira kira 20 juta rupiah atau lebih, bisa dibayangkan berapa milyar rupiah jika unta memenuhi sebuah bukit, semua diberikan untuk seorang non muslim…
demikian kejadian seperti ini terjadi beberapa kali, dan jelas bahwa harta itu bukan milik Baytulmaal (baitulmaal = penyimpanan harta muslimin), namun itu milik pribadi Rasul saw, karena mustahil Rasul saw memberikan sebanyak itu dari harta muslimin.
menunjukkan bahwa beliau kaya raya, namun beliau tak mau menggunakannya untuk pribadi beliau dan keluarga beliau, beliau saw memberikan dan membagi bagikannya pada orang lain, demi membuat orang miskin tak merasa rendah diri dan terkucilkan, mereka terhibur dengan kesederhanaan Nabi saw.
banyak pula para shalihin yg kaya raya.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=14862&lang=id#14862Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]saudaraku yg kumuliakan,
lafadh niat (ucapannya) sunnah dilakukan sebelum takbiratul Ihram, dan niatnya adalah didalam hati, yaitu antara lafadh Allahu akbar pada takbiratul ihram, maka niat itu mesti ada antara huruf Alif dan Raa pada kalimat Allahu Akbar.niat sebenarnya kurang dari satu detik saja, yaitu lintasan pikiran bahwa ia akan melakukan shalat dhuhur fardhu misalnya. maka hal itu mudah saja, namun baiknya dibantu dengan lafadh sebelum takbiratul ihram agar lebih mudah mengingat niat tsb
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu, [/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=14597&lang=id#14597[quote]tak pernah ada yg mengatakan lafadz niat shalat itu wajib.., cuma mereka saja ngada ada sendiri..lalu mencaci maki muslimin tanpa sebab yg jelas..
Masalah lafadh niat itu adalah demi Ta’kid saja, (penguat dari apa yg diniatkan), itu saja, mudah bukan?, berkata shohibul Mughniy : Lafdh bimaa nawaahu kaana ta’kiidan (Lafadz dari apa apa yg diniatkan itu adalah demi penguat niat saja) (Al Mughniy Juz 1 hal 278), demikian pula dijelaskan pd Syarh Imam Al Baijuri Juz 1 hal 217 bahwa lafadh niat bukan wajib, ia hanyalah untuk membantu saja.
Tak adapula yg mengeraskan suara dalam lafadh niat shalatnya, mengeraskan suara hingga mengganggu khusyu orang lain itu adalah berteriak dalam melafadhkanya,
tentunya tak pernah ada ustaz manapun yg mengajarkan lafadh niat itu harus mengganggu orang lain maka wajib dg suara keras,
Tidak adapula yg mengatakannya wajib,
tak ada pula yg melarang lafadh niat dengan suara pelahan demi menguatkan niat, kecuali wahabi dan orang orang yg dangkal pemahamannya dalam ilmu fiqih,
tak perlu berdalil Imam Nawawi dalam Minhajuttalibin, silahkan tampilkan ucapan imam nawawi yg melarang lafadh niat dalam shalat?
Sabda Rasulullah saw : “Allah tak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hamba hamba Nya, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, hingga tak lagi tersisa ulama pada suatu kaum, maka mereka mengambil guru dari orang orang jahil, lalu mereka (guru guru jahil itu) ditanya (pelbagai masalah), maka mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka itu sesat, dan menyesatkan” (shahih Bukhari)[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=5979&lang=id#5979Wassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]1. Mengenai ayat pertama, bahwa maknanya adalah kedekatan Allah, diriwayatkan ketika para sahabat bertanya pada nabi saw : “dimanakah Tuhan kita?”, maka turunlah ayat : “Bila hamba Ku bertanya tentang aku katakanlah aku dekat..dst” (Tafsir Imam Attabari Juz 2 hal 158, Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 1 hal 219),
mengenai ayat Allah lebih dekat dari urat leher bahwa Allah swt itu membatasi setiap celah dalam diri kita, antara leher dan jantung terdapat pembatas, antara hati dan tubuh terdapat pembatas, antara hati dan ruh terdapat pembatas, dan Allah menguasai setiap batasan batasan itu, hingga bisa saja yg dikehendaki hati tidak mampu dilaksanakan akal, atau yg dikehendaki akal tak mampu dilaksanakan tubuh, atau yg diinginkan hati tak mampu dilakukan ruh, karena kekuasan Allah ada diantara batas batas itu, Allah mampu menghalangi atau merubahnya dg takdir Nya swt, saat hati berniat jahat bisa saja Allah memurnikan akal tuk menolaknya, saat akal berniat jahat bisa saja Allah melumpuhkan tubuh tuk melakukannya, demikian pula firman Nya swt : Allah membatasi antara manusia dan hatinya . (Tafsir Imam Attabari Juz 9 ha 217)
Bila kaum salafi menafsirkan kalimat Aku menjadi malaikat dan pengabulan doa?, maka mereka mendapat sumber darimanakah?
2. Allah dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak, Allah tak bisa dikiaskan bagaikan manusia, bila jauh jaraknya maka jauh pula wujudnya, bila dekat maka dekat pula wujudnya, Allah berbeda dengan makhluk yg terikat dengan jarak dan tempat, Allah tak terikat dg jarak dan tempat, Allah menguasai seluruh Hamba Nya swt dan menguasai seluruh Alam semesta tanpa membutuhkan jarak dan tempat.
Zaman dahulu, orang yg jaraknya 500km dari kita akan merasa sangat sulit jumpa dg anda, mungkin ia akan sedih dan menangis bila teringat temannya, namun masa kini saat A rindu dg B, maka B masuk kamar mandi dan saat ia selesai mandi temannya yg jaraknya 500km darinya sudah didepannya, ini bisa terjadi masa kini, karena pesawat udara masa kini hanya butuh 30 menit tuk mencapai jarak 500km.
A menjerit menangis dalam kesusahan, ia butuh dana 10 juta untuk membayar kontrak rumahnya pada B, maka zaman dulu ia harus kalangkabut berhari hari mencari teman yg bisa menolongnya, masa kini ia cukup sms C lewat hp nya, maka C mentransfer uang lewat Layanan Banking di hp nya, 3 detik saja maka A sudah punya uang 10 juta, lalu ditransfer ke rek B lewat hp nya pula, maka Cuma 6 detik uang 10 juta sampai ke C.
Demikian cepatnya uang bisa didapat, demikian cepatnya dapat jumpa, dan sekarang A ingin namanya dikenal di seluruh dunia, maka A cukup ke warnet, ia masukkan namanya di salah satu web manasaja : Namaku si A. cukup dg uang 1000 rupiah atau kurang, dalam sekejap namanya sudah tersebar keseluruh dunia, lalu adakah jarak yg masih membatasi kita dengan penduduk di seluruh dunia?, seakan akan tak ada jarak lagi….
Bagaimana dengan Allah.. maha Raja Alam semesta, Yang Maha menciptakan waktu dan tempat, akankah baginya ada jarak pula yg membatasi Nya?.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,[/quote]
berikut linknya:
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=15032&lang=id#15032Wassalam,
AdminIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]Saudaraku yg kumuliakan,
Taubat adalah perbuatan yg termudah dari seluruh perbuatan kita dalam kehidupan ini saudaraku, taubat hanya butuh kurang dari sekejap.. maka kita telah terangkat dari jurang hina menuju puncak cahaya keridhoan Nya swt, padahal dengan ibadah lain mungkin kita butuh masa ribuan tahun untuk mencapai derajat mulia sebagai hamba yg dicintai Allah.dengan taubat hanya butuh kurang dari sekejap, tanpa berbuat apa apa, tanpa mesti menggerakkan satu sel tubuh pun..
sabda Rasulullah saw : \"Allah tiada akan bosan sampai kalian yg bosan\" (Shahih Bukhari).
Allah tidak punya sifat bosan saudaraku, seperti ibu yg bersabar dikotori dan dinajisi oleh bayinya, Allah lebih dari itu..
syaitan ingin mengalahkan anda agar anda berhenti bertobat, maka balikkanlah..
jadikan setiap harimu tobat.., berdoalah pada Allah agar dijadikan setiap nafasmu Taubat.., dan semoga Allah mengumpulkan kita dengan nafas nafas ahli taubat, amiin..[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=13097&lang=id#13097[quote]Rasul saw didatangi seorang pria yg telah banyak berdosa besar, lalu mengadukan setelah ia tobat lalu ia harus berbuat apa agar dosa dosanya terhapus?, maka Rasul saw memerintahkannya banyak beramal shalih, karena amal pahala itu menghapus dosa dosa
Kemuliaan malam Isra Mi’raj dan Cahaya kemuliaan shalat semoga selalu mengiringi hari hari anda,Demikian pula firman Allah swt dalam surat Al Furqan : “kecuali mereka yg bertobat, beriman, dan beramal shalih, maka mereka itu Allah gantikan dosa dosanya dengan pahala, dan Allah Maha Pengampun dan Maha Berkasih sayang”
saudaraku, doa doa anda akan dikabul oleh Allah, Allah mencintai orang orang yg bertobat lebih dari hamba yg lain Nya swt, oleh sebab itu Rasul saw bertobat lebih dari 100X setiap harinya, padahal beliau saw tidak berdosa, karena Rasul saw tahu betapa dekatnya Allah swt kepada hamba Nya yg bertobat,[/quote]
berikut linknya:
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=5911&lang=id#5911bagaimanakah orang telah dikatakan taubat nasuha.?
Senang beribadah kepada Allah swt dan enggan berbuat salah pada Allah swt, jika terjebak dalam dosa kita beristighfar.bagaimanakah adabnya menuntut ilmu?
[quote]guru adalah ayahnya secara batin, yaitu bukan ayah nasab, namun ayahnya dalam iman dan tuntunan agama, sebagaimana para sahabat radhiyallahu\’ahum mereka bergurukan pada Rasul saw, mereka tak berguru pada buku buku, namun pada sosok Guru mulia mereka, demikian pula para Tabiin, mereka tak mendalami dari buku buku tapi dari guru mereka yaitu para sahabat Rasul saw, demikian pula generasi berikutnya, mereka berjumpa dan menimba ilmu dari guru guru mereka, dan boleh saja sambil mempelajari buku buku, namun mereka mempunyai penuntun yg menjadi tempat mereka bertanya jika mereka dalam ketidak fahaman.dalilnya adalah firman Allah swt : \"Tanyalah pada Ahluddzikir (ulama yg shalih) jika kalian tidak tahu\" (QS Annahl 43, dan QS Al Anbiya 7)[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=15018&lang=id#15018bagaimana niat kita bila memasuki majelis atau ketika akan melaksanakan amalan,wirid,ataupun sholawat?
Innamal a\’malu binniyat (setiap amal tergantung niatnya) semata-mata hanya ingin mendekatkan diri pada Allah swt dan mencintai sang idola Nabiyyuna Muhammad saw.wallahu a\’lamWassalam,
AdminIIIFauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut kutipan jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]saudaraku yg kumuliakan,
Selamat datang di ajang para pecinta Rasulullah saw didunia maya..
1. Khusyuk adalah suatu kemuliaan yg ada awalnya namun tiada pernah ada akhirnya, dan awal dari khusyuk adalah konsentrasi pada Allah swt atau apa apa yg mengingatkan kita pada Allah, apakah neraka, sorga, kematian, kemuliaan alam, atau apa saja dafri lintasan pemikiran yg mengarah pada Allah sematalalu tingkatan khusyuk yg lebih tinggi adalah konsentrasi pada makna apa apa yg kita ucapkan dalam bacaan shalat itu, dan tingkatan lebih tinggi lagi adalah tenggelam dalam makna makna itu dengan melupakan seluruh pemikiran yg lainnya,
lalu tingkat selanjutnya adalah sirnanya seluruh nama, seluruh pemikiran, seluruh warna dan bentuk, seluruh keinginan, kesedihan dan kegembiraan dan semua keduniawian, yg ada hanyalah hamba yg sedang berhadapan dengan Pencipta Nya swt, ia merasa tak ada alam semesta, hanya berdua dg Allah semata, dan lalu tingkatan khusyuk makin meningkat dan meningkat..
2. sebagian ulama berpendapat demikian, namun bukan mustahil orang menemukan khusyuknya ditengah atau di akhir shalat,
3. salah satu caranya adalah dimulai dengan saat berwudhu, jangan berbicara dg siapapun saat berwudhu, tenanglah saat berwudhu, hadirkan hati anda untuk menyucikan jiwa dan raga dg mutiara dan berlian yg diciptakan Allah untuk bersuci yaitu air,
dan adapula teriwayatkan doa doa dalam berwudhu, bila tidak hafal maka usahakanlah hati terus berdoa dalam wudhu, terus bermunajat, mensucikan nama Allah dan memuji Allah dg berbagai kenikmatan, lalu berdoalah lagi selepas wudhu, lalu masuklah dalam shalat dan usahakan jangan bercanda, jangan berbicara dg siapapun kecuali seperlunya saja, dan bila ada pakailah siwak, asesoris shalat lainnya, minyak wangi bila ada, sajadah, dan hal hal yg bersifat religius lainnya yg menambah kekhsuyuan dan konsentrasi kita, lalu mulailah shalat, dengan menafikan dan melupakan segala pemikiran, runtuhkan semua nama dan pemikiran, tinggalkan semuanya, sisakan Nama Nya yg Maha Tunggal..
ingatlah anda akan terbujur kaku, diusung dan dishalatkan dg berkafan putih semata, dan ditanamkan di kuburan dan ditimbun sendiri, bayangkan tubuh anda diusung oleh teman teman dan keluarga yg menangisi anda untuk diantar kepemakaman, tanah yg basah dan ditinggalkan sendiri… maka bertakbiratul ihram lah.. mulailah shalat, anda akan menemukan kemudahan untuk terus asyik berduaan dg Allah swt, teruslah asyik dalam rukuk dan sujud, ingatlah bahwa nanti pun anda akan berduaan dengan Nya swt saja, tanpa ditemani seluruh kekasih ataupun musuh, jadikanlah Dia swt sebagai kekasih..
nah.. umumnya kemuliaan khusyuk dicapai dg yg demikian ini..[/quote]
berikut linknya:
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=5265&lang=id#5265Mengenai Ijazah, Insya Allah guru mulia kita Habibana Munzir yang akan menjawabnya.
Wassalam,
AdminIII -
AuthorPosts