Jalan Menuju Allah SWT

لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ

Berkata al habib ahmad bin zein al habsyi

وَمِنْ طَاعَةِ الْقَلْبِ: الإيْمَانُ بالله. والْيَقِيْنُ. وَالإخْلاَصُ. وَالتَّوَاضُعُ. والنَّصِيْحَةُ لِلْمُسْلِمِيْنَ. وَالسَّخَاءُ. وَحُسْنُ الظَّنِّ وَتَعْظِيْمُ شَعَائِرِ الله
. وَالشُّكْرُ عَلَى نِعَمِ الله: كَالإسْلاَمِ وَالطَّاعَةِ وَسَائِر النِّعَمِ وَالصَّبْرُ عَلَى الْبَلاَءِ: مِثْل
الأمْرَاضِ، وَالمِحَنِ، وَمَوْتِ الأحِبَّةِ
وَفَقْدِ الْمَالِ، وَتَسَلُّطِ الْنَّاسِ

Alhamdulillah wa syukurilah di malam hari ini kita kembali mengkaji kitab risalatul jami’ah di dalam kesempatan saat ini kita di dalam pembahasan ke taatan hati, beberapa minggu yang lalu kita sudah bahas, kita kaji dengan ringkas mudah – mudahan penuh dengan manfaat, penuh dengan barakah, penuh dengan nur dari Allah swt yang benar benar kita renungkan setiap penyakit – penyakit hati yang kemarin di bahas, dari kemaksiatan – kemaksiatan hati yang kita urai, mudah – mudahan Allah angkat penyakit – penyakitnya dari diri kita, keluarga kita, anak istri kita, kerabat kita, saudara – saudara kita, kaum muslimin dan kaum muslimat, di angkat oleh Allah Swt segala penyakit – penyakit hatinya, di sembuhkan oleh Allah Swt, di berikan hidayah dan taufik selalu amin ya rabal ‘alamin.

Karena tidak mungkin di berikan oleh Allah Swt pemberian yang mulia, pemberian yang agung kalau wadahnya itu penuh dengan penyakit. Gelas kalau masih kotor tidak mungkin di tuangin air, gelas kalau masih najis tidak mungkin di kasih sesuatu di dalamnya, pasti di bersihkan dulu, begitu juga Allah Swt, di muka buminya ada wadah – wadahnya tempat pandangan Allah dan ilmu yang Allah wariskan pada orang – orang nya yang di jadikan oleh Allah Swt, mereka pandangan Allah di muka buminya, mereka mengambil semua kemuliaan , ke agungan , kebesaran dari Allah Swt setelah mereka berhasil mensucikan wadah yang di berikan oleh Allah Swt

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا*وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
‘’ Sungguh beruntung orang – orang yang mensucikan nafsunya ‘’

Berapa waktu yang lalu sudah kita berkumpul dengan guru kita yang mulia di dalam munajat kepada Allah Swt, tidak lain untuk membersihkan diri kita sehingga kita terus menerus menuju kepada istiqomah, menuju Allah Swt, setelah wadahnya beliau dan para ulama – ulama yang hadir dan guru – guru kita yang hadir, para arwah shalihin yang hadir, bersama bergemuruh bermunajat kepada Allah Swt untuk mengembalikan diri kita paling tidak seperti anak bayi yang baru di lahirkan , bersih dan mendapat ampunan yang besar dari Allah Swt.

Mudah – mudahan Allah jaga setelah Allah maafkan kita kemudian Allah jaga, maka itulah pengampunan yang hakiki dari Allah Swt , Allah ampuni yang telah lalu, Allah jaga di masa yang akan datang di kehidupan kita dan kemudian Allah jaga selalu diri kita sampai kita berhadapan dengan Allah Swt, Allah ridha dengan kita, penuh dengan ampunan dan kasih sayangnya, kita di jumpakan dengan nabi besar Muhammad Saw, masuk ke dalam surga Allah Swt dan bersama para kekasih – kekasihnya.

Kita masuk ke dalam pembahasan kita yang baru di dalam ke taatan kepada Allah Swt, setelah kita tahu jalan menuju Allah, setelah pembersihan baru kita masukin kepada hal – hal yang baik, yang dulu kita pernah katakan dari makna tasawuf mengosongkan diri dari sifat – sifat tercela dan dari perbuatan – perbuatan tercela, kemudian setelah kita kosongkan diri kemudian kita bersihkan dan sucikan baru kita  isi dan hiasi dengan sifat – sifat yang mulia , perbuatan – perbuatan yang mulia terutama dari sifat – sifat hati yang mulia dari ketaatan – ke taatan hati kepada Allah Swt di tambahkan , kita kuatkan sehingga kita benar – benar menuju Allah Swt, bukan sekedar basa – basi, karena taubat yang sodiqoh , taubatan nasuha setelah kita kosongkan dengan kesalahan kita, dengan ke kurangan kita, dengan dosa – dosa kita , dengan noda – noda kita , kita menyesali segalanya kemudian kita bertekad untuk tidak kembali kepadanya dan berusaha keras menuju Allah Swt dengan ketaatan hati kita.

Kita berusaha agar kita di terima oleh Allah Swt, ini semuanya usaha kita semuanya menuju Allah Swt , menuju keridhaanya Allah Swt yang lebih besar dari segalanya , lebih indah dari segalanya , lebih dari apapun yang Allah ciptakan bukan hanya di dunia bahkan di akherat, di surga Allah Swt. Allah katakan ‘’ ridha Allah Swt lebih besar dari kenikmatan – kenikmatan syurganya ‘’, kalau orang – orang yang beriman berusaha keras dia dengan amal ibadahnya, dia mencari – cari derajat , kedudukan di sisi Allah Swt di dalam surganya, akan tetapi orang – orang yang muqorobun indallah, ‘’ orang – orang yang dekat dengan Allah Swt mengejar keridhaan Allah Swt yang merupakan tujuan utama mereka.

Al Habib Ahmad bin Zein Al Habsyi menguraikan وَمِنْ طَاعَةِ الْقَلْبِ: الإيْمَانُ بالله’’ dan dari ketaatan ketaatan hati yaitu iman dengan Allah Swt , faham kita iman dengan Allah , mengerti kita iman dengan Allah Swt , faham kita dengan makna iman billah, makna dari kata iman kepada Allah Swt, mempercayainya dengan kokoh , kuat pasti. Di katakan oleh al imam Nawawi al Bantani beliau mengatakan Rukun iman ada 4 tonggaknya, kepada Allah Swt dia beriman kepada Allah dan esa tidak ada duanya, tidak ada yang menyerupai Allah , tidak ada yang menyekutui Allah Swt , tidak ada yang sebanding dengan Allah Swt, Allah saja yang menciptakan kerajaan langit dan buminya, tidak ada yang ikut campur tangan di dalam kerajaanya Allah Swt, Allah maha kuasa tidak ada ke lemahan bagi Allah Swt, tidak di lemahkan dengan segala apapun dari kemungkaran manusia , dari ke kufuran manusia , dari kemaksiatan – kemaksiatan manusia dan seluruh makhluk – makhluk, hamba – hamba yang lain tidak bisa di lemahkan oleh Allah Swt.  Jangan kira Allah lemah dengan kemaksiatan kita, hanya orang – orang yang jauh dari rahmat Allah Swt mereka menyangka dengan kemaksiatan nya Allah mampu di kalahkan , Allah mampu di lemahkan , iman Kepercayaan yang pasti kokoh kepada Allah Swt yang tidak bisa di lemahkan dengan segala sesuatu yang tidak bisa di kasih bandingan dengan segala sesuatu, iman yang seperti ini harus di cari, kekuatanya terus bertambah – bertambah di awali dengan

اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ الله

Di awali dengan sahadat kepada Allah Swt terus dengan amalan amalan kita, terus dengan ketaatan – ketaatan kita , ketaatan tubuh kita , ketaatan – ketaatan hati kita , berkembang , bertambah kuat dalam hati kita.

Di katakan oleh sohibul zubad ‘’ jadilah di dalam keimanan terus kalian bertambah, di dalam ketaatan kepada Allah, perbaharui terus dengan banyak shalat dan dengan banyak ketaatan – ketaatan kepada Allah Swt dan meninggalkan nafsu dan sahawat – sahwat kita ‘’ Dan bertambah kualitas iman kita.

Sayidina hudaifah mengatakan kepada Rasulullah, ya Rasulullah, wahai Rasulullah pagi ini aku beriman yang benar benar iman kepada Allah Swt, maka kata Nabi, segala sesuatu ada buktinya, lalu apa bukti keimannmu ya Hudaifah?, Kata saydina Hudaifah, aku beriman dengan Allah Swt seolah – olah arsnya Allah Nampak di depanku dan aku berada di maukiful kiyamat melihat orang – orang yang ahli surga masuk ke dalam surga, orang – orang ahli neraka masuk kedalam neraka ‘’, begitu dahsyat keimanan nya sampai menembus keadaan maukiful kiyamat dan melihat arsnya Allah Swt yang begitu dahsyat , karena kalau maukiful kiyamat di datangkan arsurahmanya Allah Swt dan di datangkan surga di sebelah kanan nya dan neraka di sebelah kirinya Allah Swt, baru terjadi perhitungan -perhitungan setiap amalan – amalan manusia, di situ di timbang amalan – amalan kita oleh Allah Swt. Kekuatan imannya Hudaifah melihat posisi itu di depan matanya, bagaimana dia bisa bermaksiat dengan Allah Swt atau bergerak lintasan – lintasan untuk bermaksiat kepada Allah Swt, orang yang sudah ada di depanya maukiful kiyamat.

Imam Ali bin Abi Bakar asakran beliau mengatakan ‘’ aku kalau melihat ke depanku, aku melihat surga, ke kanan ku aku melihat surga , ke belakang ku, aku melihat neraka dan melihat ke sebelah kiri ku aku melihat neraka ‘’ bagaimana orang yang seperti ini bisa tidur di waktu malamnya, ini lah orang yang benar – benar beriman dengan Allah Swt. Kita baru melangkah menambah keimanan kita, orang – orang arab yang baru masuk Islam mereka mengatakan kepada Rasulullah, saking cintanya kepada Rasulullah Saw langsung mau cepat saja, ya Rasulallah kami beriman ya Rasulallah, Allah tegur mereka jangan langsung ketingkatan iman . Sampai cahaya iman di berikan kepada hati kalian , para ulama , para sufiyah para ulama arif billah . ‘’ Iman adalah cahaya yang di tuang di setiap hati hambanya ‘’ … Rasul mengatakan ‘’ kalau cahaya iman masuk kedalam hati seseorang, terbuka itu hati menjadi luas ‘’ apakah ada tanda – tandanya ya Rasulullah ? lalu kata Rasulallah iya ,’’ dia menjauh dari kehidupan yang tipu tipuan, dia kembali kepada rumahnya yang abadi, yang kekal dan dia mempersiapkan dirinya sebelum datangnya kematian ‘’.  Iman yang begini kalau sudah masuk kedalam hati kita, sudah lapang hati kita dan tidak takut lagi kecuali Allah Swt, iman yang kuat nanti naik kepada posisi yaqin dan kita terus dalam ketaatan kepada Allah Swt dan dengan keimanan kita naik dan kekuatan iman itu kebatas aman , kalau sudah naik ke iman dan batas aman maka naik menjadi yaqin . Yakin adalah ibarat kuatnya iman , mantabnya iman , kokoh nya iman ke dalam hati seolah – olah gunung yang menjulang ke atas dan dasarnya menancap ke bawah bumi dan tidak bisa di getarkan dan tidak di goncangkan lagi ‘’ tidak bisa di bisikin oleh dunia , tidak bisa di bisikin oleh syaton , tidak bisa di bisikin oleh hawa nafsu karena sudah mantab terhadap Allah Swt.

Kata sayidina Ali ’’ kalau di buka oleh Allah Swt semua Alam , di buka oleh Allah Swt semua tabir , alam apapun kerajaan – kerajaan Allah di buka yang di bumi dan di langitnya, di dunia dan di akheratnya di buka oleh Allah Swt tidak bertambah keyakinanku, kenapa tidak bertambah karena sudah penuh iman nya dan sudah kuat keimanan sayidina Ali r.a, tidak perlu lagi di lihatkan karomah – karomah, tidak perlu lagi di perlihatkan alam – alam yang ada di depanya, alam jin , alam manusia , dengan segala bentuknya , langitnya, buminya, surganya , tidak bertambah rasa yaqin ku kepada Allah Swt karena sudah kokoh mantab kepada sang pencipta Allah Swt.

Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan ‘syaton akan kabur dengan orang yang punya keyakinan ‘’ , makanya di katakan ‘sungguh syaiton kabur dengan bayanganya sayidina Umar, tidak lah sayidina Umar melewati suatu jalan melainkan syaitan melewati jalan yang lain tidak bisa mendekat ‘’. Dan di kisahkan al imam Junaid dalam satu kisahnya, dia tidur, muridnya sembahyang, syaton mau menggoda ini murid akan tetapi ada gurunya sedang tidur, sedang istirahat, di lihat seseorang kenapa tidak masuk engkau karena syaiton jaman dahulu bisa menyerupai manusia dan berbentuk dengan manusia karena dari golongan jin dia bisa berbentuk manusia mau menggoda orang yang sedang sembahyang tidak bisa, di tanya kenapa tidak masuk – masuk? maka dijawab oleh syaitan, aku setiap mau masuk kebakar bukan dengan yang shalat akan tetapi dari nafas orang yang tidur, dalilnya adalah perkataan Rasulullah, sesungguhnya syaiton tidak bisa mendekat dengan saydina umar ‘’ karena syaiton tidak bisa mendekat dengan sohibul yaqin ‘’. Semoga kita di berikan iman yang kuat , keyakinan kepada Allah bertambah dan di tambah taufik dan hidayah supaya semakin kuat dan di angkat iman setinggi – tingginya dan di angkat dengan orang – orang yang besar di sisi nya dan di jaga kita dan keluarga kita

Wasalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh