Assalamu ‘laikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Hadirin hadirat rahima kumullah, kita lanjutkan daripada kitab ar risalatul jami’ah yang disusun oleh ulama besar, salah satu murid yang paling besar, yang paling menonjol dari pada murid Shohibur Ratib Al Imam Abdullah Al Haddad, yaitu Al Imam Al Habib Ahmad bin Zein Al Habsyi radhiyallahu anhum.
Bismillahirahmanirahim
ولده و لو ميت
Hadirin hadirat, sebelum kita menginjak pembahasan yang baru, pembahasan mengenai hal hal yang membatalkan wudhu, sedikit saya tambahkan dari kajian kita yang lalu mengenai janabah hadats besar.
Mandi janabah, apa yang menyebabkan kita mandi janabah, itu semua sudah kita baca, sudah kita pahami, lalu selain mandi yang wajib karena mengangkat hadats besar. Ketika mandi hadats ada beberapa macam niat, boleh kita berniat NAWAITU RAF’AL JANABAH, NAWAITU GHUSLAL JANABAH, NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR, biasanya di tambahkan AN JAMIIL BADAN atau boleh juga NAWAITU THAHARAH LI SHOLAH ( SAYA NIAT BERSUCI UNTUK SHOLAT) SAYA NIAT MANDI UNTUK MENGANGKAT HADATS BESAR. Itu diantara niat mandi yang wajib.
Namun disana ada mandi mandi yang sunnah dan ada juga sunnah sunnah mandi yang harus kita perhatikan ketika kita mandi.
YANG PERTAMA, sunnah di dalam mandi membaca tasmiyah, at tasmiyatu membaca Basmallah, Bismillahirrahman nirrahim. Namun karena kita mandi nya di dalam ruangan yang di khusus kan kita untuk buang hajat, baitul khala, atau hammam, Mirhadh, birkah dan seterusnya nama nama nya. Di dalam kamar mandi maka tidak boleh mengucapkan Lafdhul Jalallah dan juga ayat Al Quran, maka membaca Basmallah nya di dalam hati, itu sunnah di dalam mandi.
YANG KEDUA, kita menngunakan siwak, as siwak yang terbuat dari kayu ark. Cara memegang nya yang sunnah, kelingking dan ibu jari di bawah sementara jari manis jari tengah dan telunjuk di bagian atas. Kita gunakan dari kanan atas, gigi kanan atas lalu kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah, melingkar seperti angka delapan, itulah sunnah cara memakai siwak dan diakhiri dengan mengusap lidah dari dalam memanjang kedepan.
YANG KETIGA, al qiyamu, dan sunnah mandi itu berdiri tidak sebagaimana wudhu, kalau wudhu sunnah nya duduk atau nongkrong jongkok, tapi kalu mandi khusus nya mandi hadats maka sunnah nya justru berdiri, al qiyamu, bil qiyam, karena dapat kita meratakan air keseluruh badan, khusus nya badan yang ada lipatan lipatan nya atau lipatan lipatan pada seseorang, yang berlipat, yang nekuk nekuk itu terlebih lagi bagi orang yang gemuk. Kalau dia jongkok atau duduk, maka ketika dia berdiri nanti ada lipatan lipatan dan garis garis dibadan nya itu yang diperut atau dibagian yang lainnya masih kering, tapi kalau di berdiri itu akan terkena air seluruh nya, maka nya mandi disunnahkan berdiri.
YANG BERIKUTNYA (KE EMPAT), istiqbalul kiblah, menghadap kiblat, juga wudhu disunnahkan menghadap kiblat. GHASLUL KAFAIN, membasuh telapak tangan sebelumnya, berkumur dan memasukan air kedalam hidung lalu kita keluarkan kembali, mengeluarkan air dari dalam hidung itu nama nya ISTINTSAR. ISTINSYAQ memasukan nya, ISTINTSAR mengeluarkan nya.
YANG BERIKUT NYA, IZALATUL Khathar QABLAHU mengilangkan al Khathar, kotoran kotoran sebelumnya, najis najis yang ada di kemaluan kita, dan juga wudhu sebelumnya. Jadi sebelum kita mandi hadats sunnah nya berwudhu. Sebagaiman wudhu seperti biasanya dengan sunnah sunnah nya juga kita perhatikan, wudhu sebelum mandi. Dan masih banyak lagi sunnah sunnah lainya, ada lagi diantara nya, memperhatikan lipatan atau lekukan badan, disela sela rambut atau jenggot, cambang, baik rambut, jenggot atau cambang kita sela sela. Dengan cara mengurut badan itu diantara sunnah kita mandi agar air itu meresap dan terkena kedasar kulit, seperti kita mengurut urut memijat mijat, mendahulukan sebelah kanan, membasuh anggota kanan depan, kanan belakang, kiri depan kiri belakang lalu dari atas kepala. Itu cara mandi yang sunnah, jadi didahulukan bagian kanan, kanan depan, kanan belakang lalu kiri depan kiri belakang, lalu kita guyur dari bagian atas. Selain itu, mendahulukan badan yang sebelah kanan dan yang berikutnya adalah mentiga kalikan basuhan, membasuh anggota yang kedua sebelum mengeringnya anggota yang pertama.
Jika kita didalam wudhu, mebasuh tangan sebelum mengering basuhan wajah tetapi juga disitu dalam kondisi yang normal, hawa, suhu, dan kondisi badan kita juga normal. Kalau orang suhu badan nya tinggi, katakan 40 derajat celcius itu, ketika dalam keadaan suhu yang tinggi seperti itu tentu dia tidak normal, lebih cepat mengering basuhan atau usapan didalam wudhu nya, begitu juga didalam mandi, maka itu tidak dianggap. Yang dianggap ketika suhu badan nya normal dan juga ketika cuaca juga normal, tidak terlampau panas dan juga tidak terlampau dingin. Ketika dimusim dingin atau ditempat yang sangat dingin maka mengeringnya akan lama, jadi ketika cuaca normal dan juga kondisi negeri tersebut juga normal, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
YANG BERIKUTNYA adalah juga mandi dalam keadaan menutup aurat. Kemarin diantara macam macam mandi ada mandi yang makruh, diantara mandi yang makruh adalah mandi nya seseorang yang berpuasa dengan cara berendam, sambil nyelam berendam, itu makruh. Begitu juga pada mandi yang lain baik mandi yang wajib maupun yang sunnah, ketika kita mandi dalam keadaan aurat kita terbuka maka itu makruh, para auliya para sholihin mereka ketika mandi nggak telanjang, tetapi tertutup antara pusar dan lututnya, jadi pakai kain. Mandi pakai kain sarung, tidak telanjang itu sunnah nya mandi, sementara kalau terbuka aurat berarti makruh. Dan juga mandi yang makruh adalah mandi nya orang yang berpuasa dengan cara berendam.
YANG BERIKUTNYA adalah mandi sementara dari wadah air tersebut tidak akan menyiprat biar tidak ada percikan. Begitu juga ketika kita berwudhu kita letakkan, misalnya ember kalu dia tidak menggunakan keran, maka ketika kita mengambil atau menciduk dengan gayung air dari ember tersebut badan kita agak menjauh agar tidak masuk cipratan air tesebut kedalam ember. Ini diantara sunnah sunnah mandi dan masih banyak lagi.
Itu sunnah mandi dan ada mandi sunnah, seperti mandi untuk sholat jumat, untuk sholat di hari raya idul fitri, idul adha, masuk masjid, masuk makkah, masuk madinah. Diantara sunnah sunnah ketika sholat jumat, atau ketika ita akan menghadiri sholat jumat, disebutkan dalam kitab zubad Syekh Ahmad bin Ruslan, diantara sunnah hari jumat adalah mengatakan mandi, dan yang kedua adalah membersihkan badan. Jadi bukan hanya sekedar mandi hanya basah tubuhnya tetapi dia bersihkan dari kotoran segala macam yang ada di badan kita, kita bersihkan kotoran kotoran, daki yang menempel pada badan kita. Selanjutnya sunnah memakai pakaian yang serba putih, mengenakan pakaian yang berwarna putih, kalau bisa jangan hanya baju koko nya saja yang berwarna putih, kain sarung nya juga berwarna putih, gamisnya berwarna putih, jika dia pakai gamis, rida sorban nya juga berwarna putih, imamah juga yang berwarna putih. Itu yang berwarna putih, didalam hadits baginda Rasululla saw bersabda,
Pakailah pakaian yang berwarna putih oleh kalian, karena pakaian yang berwarna putih adalah pakaian yang paling bagus, pakaian kalian yang terbaik, dan kafanilah orang yang mati diantara kalian dengan kain kafan yang berwarna putih. Jangan pakai yang berwarna, sunnah nya kain kafan berwarna putih, lalu sunnah hari jumat memakai minyak wangi, beli mninyak wangi, pakai setiap sholat, kita berhias setiap sholat kita. Bukan hanya ke masjid saja, bukan hanya sholat dilakukan di masjid saja dengan berjamaah, walaupun dirumah setiap kita sholat berhias menghadap ALLAH SWT. Kita diperintahkan untuk berhias, jangan kalau kita kondangan baru dandan yang rapi, kekantor menghadap atasan baru dandan yang rapi di setrika pakai minyak wangi ,sementara sholat apa adanya, sejadi jadinya, alkadarnya, semaunya dia, pakai kaos tangan pendek mungkin, pakai baju yang kotor habis kerja belepotan ini itu segala macem, sementara ALLAH taala memerintahkan agar kita berhias dandan yang rapi mnghadap ALLAH RABBUL ALAMIN yang menganugerahkan nikmatnya kepada kita sekalian.
Didalam kitab karangan habib Zein bin Smith disana membawakan sebuah hadits “Barang siapa yang membaca doa ketika setelah mencium minyak wangi diampuni dosanya yang telah lalu”. Doanya yaitu
“Allahumma kamaa an’amta fadziid walaa ‘aisyan illa ‘aisyul akhiroh” “Ya Allah sebagaimana engkau berikan nikmat kepadaku maka tambahkan, dan tidak ada kehidupan yang hakiki yang sebenarnya melainkan kehidupan akherah”. Itu doa ketika atau setelah mencium minyak wangi. Amalan yang ringan, enteng, mencium yang enak minyak wangi diampuni dosa kita yang telah lalu. Subhanallah, berkahnya siapa? sebabnya siapa? kalau bukan karena baginda Sayyidina Muhammad Saw.
“Allahumma kamaa an’amta fadziid walaa ‘aisyan illa ‘aisyul akhiroh”.
Hadirin hadirat rahimakumullah, masih banyak sekali sunnah sunnah mandi, mandi mandi sunnah.
ketika kita berkumpul didalam perkumpulan yang banyak juga disunnah kan mandi, disunnah kan memakai minyak wangi. Kita agungkan masjid, kita muliakan masjid semata mata niatnya karena itu memuliakan Baitullah, rumah Allah taala. Memuliakan dzikir memuliakan sholawat, memuliakan malaikat yang berkumpul dimasjid. Itu diantara niat ketika kita masuk masjid, diantara nya dengan menggunakan memakai minyak wangi. Mungkin hanya ini saja yang dapat saya sampaikan, tambahan dari kajian yang lalu. Semoga Allah berikan pemahaman kepada kita, ilmu yang bermanfaat,
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jalsatul Itsnain Majelis Rasulullah,
29 desember 2014, Masjid Raya Al Munawar Pancoran
~Al Habib Alwi bin Yahya~