Keutamaan Orang-Orang Yang Susah

Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw

18 September 2017

-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

Yang kita hormati dan kita cintai guru-guru kita Al-Habib Nabil Al Musawa, Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan semoga panjang umur dan di murahkan rezkinya, kemudian juga guru kita yang saat ini tidak bisa hadir karena kewajiban lain yaitu Habibanal Mahbub Al-Habib Muhammad Al-Bagir bin Alwi bin Yahya yang saat ini berada di samarinda. kita doakan mudah-mudahan panjang umur sehat wal afiyat, juga kepada Habib Ahmad Al-Idrus kita doakan panjang umur dan sehat wal afiyat, Ust. Abdussalam maupun para guru lainnya.

Alhamdulillah setelah kita bersyukur ke hadirat Allah sholawat dan salam kita haturkan untuk baginda Nabi besar Muhammad Saw. Lalu kemudian kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab Qutuful Falihin yang di karang oleh guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semoga Allah panjangkan usianya, Allah sehatkan badannya, Allah kabulkan segala hajatnya dan senantiasa di kumpulkan oleh kita semua di dunia maupun akhirat Amin Ya Rabbal Alamin. Kita baca bersama Hadits yang ke

  1. عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم قال (إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ)متفق عليه

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.” (Muttafaqun ‘Aleih)

إِنَّهُ( sesungguhnya) لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ ( pada hari kiamat nanti ada seseorang laki laki yang besar) السَّمِيْنُ (yang gemuk) يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ (akan tetapi ketika di timbang di sisi Allah) لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ (tidak sampai seberat sayap nyamuk)

Hadist ini berbicara tentang keutamaan orang-orang yang susah. keutamaan orang yang hidup di dunia dalam kesederhanaan. Makannya pas-pasan, pakaiannya seadanya, hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga Rasul menunjukan keutamaan orang yang hidup di dunia susah.

الْعَظِيْمُ dimana orang orang yang berkarakter hidup di dunia itu adzhim. Kalimat الْعَظِيْمُ ini artinya orang yang dahulu di dunia orang yang di agungkan. Baik dia presiden, atau Raja, atau keturunan Raja atau yang di kenali dengan orang yang paling kaya sekalipun, itu adalah kalimat ‘Adzhim. Nanti orang-orang yang ‘Adzhim di dunia di hari kiamat adalagi karakternya

Kata Nabi السَّمِيْنُ bukan yang di maksud gemuk saja. Kalau ada orang Kafir tidak pernah sujud kepada Allah badannya kurus kering timbangannya akan tetap masuk ke Neraka. السَّمِيْنُ yang di maksud di sini orang yang hidupnya di dunia penuh dengan kemewahan. Berada dalam gemerlap duniawi dan kecukupan yang sangat. Sehingga Nampak di makanan nya itu kalau dia makan satu meja padahal untuk dia sendiri bisa 5 sampai 10 jenis makanan. السَّمِيْنُ yang di maksud bukan gemuk akan tetapi boros. Buat pengeluaran isi perut nya itu tidak memikirkan orang-orang susah. Dia tidak tau tetangganya kelaparan. Ada orang yang belum makan dari pagi sampai sore dia tidak perduli. Sehingga dia tersibukan karena kemewahan sampai tidak beramal soleh. Itu yang di maksud السَّمِيْنُ. Ini orang yang macam itu di sebut dalam Hadist ini walaupun badannya besar walaupun berat timbangannya ketika di timbang di Mizan tidak lebih berat dari pada sayap nyamuk.

Kalau kita berbicara condong soal makanan baginda Nabi kita Muhammad Saw pernah bersabda: semestinya cukup untuk anak Adam itu kalau dia makan sekedar membuat dia kuat untuk berdiri. Dalam perut manusia ini ada usus yang terhubung dengan lambung.

Dalam Hadist Rasul tidak ada tempat yang lebih buruk melebihi perut seorang yang di isi makanan terlalu penuh walaupun dari yang halal. Ukuran usus manusia yang menyimpan makanan dari mulai ujung sampai ujung dalam ilmu kedokteran ada 18 jengkal. 18:3= 6.

Dalam Hadist Rasul cukup bagi  anak Adam kalau dia makan  sepertiga buat Nasi sepertiga lagi buat Minum sepertiga lagi sisa nya buat nafas. Ini makan Minum Nafas kalau di isi di dalam usus kita jumlahnya 18 jengkal. Kalau kita makan lebih dua pertiga hanya untuk Nasi lalu Minum nya 1 gentong maka sudah penuh 18 jengkal isinya macam-macam makanan untuk nafas saja susah.

Sehingga Imam Al-Qurtubi beliau berfatwa haram orang makan berlebihan.

Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Habsyi beliau itu ahli ilmu ahli ibadah. setelah sholat Isya, setelah Ba’diyah Isya beliau mulai baca Qur’an, mulai Zikir lalu di tutup dengan buka kitab. Kalau buka kitab sambil makan Kurma.

2 kalimat yang memberat kan timbangan di akhirat. Dua kalimat itu adalah Subhanallahi wabihamdi Subhanallahil ‘adzim.

Ada sahabat yang bernama Ibnu Mas’ud. Dia orang nya kecil. Beliau masuk ke rawa-rawa untuk mengambil seutas kayu untuk di jadikan Siwak oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Di depan para sahabat Ibnu mas’ud mencari kayu akhirnya terhembus angin terbukalah pakaian bawahnya sehingga Nampak betisnyna Abdullah bin Mas’ud. Maka sahabat tertawa. Rasul langsung marah. Kenapa kalian tertawa? Apa yang membuat kalian tertawa? Mereka berkata wahai Rasul kita tertawa melihat kaki nya Ibnu Mas’ud orang nya kecil dan betisnya juga kecil. Lalu Nabi marah.

Dan Nabi bersabda demi jiwa ku yang berada di dalam genggaman Allah Swt. kalian jangan sepelekan itu kaki nya Ibnu Mas’ud. 2 betis kaki nya Ibnu Mas’ud di Mizan di timbangan hari kiamat 2 kaki itu lebih berat dari pada Gunung Uhud. Gunung Uhud itu dari ujung ke ujung agak ke merah merahan. Bentuk nya agak seperti onta. Gunung Uhud itu sangat luas. Kakinya Ibnu Mas’ud menyimpan pahala seberat Gunung Uhud.

Mudah-mudahan amal kita bagus, tubuh kita menyimpan amal pahala yang baik, sehingga kita menjadi orang –orang yang timbangannnya bagus di hari kiamat.

Oleh karena itu saya tidak berpanjang kalam kita kembali ke Hadist ini sesungguhnya patokan ibroh yang menjadi sandaran Hadist ini bukan badan. Bukan tubuh yang menjadi timbangan amalnya. Tetapi tentang amal-amal kita dan niat hati sanubari kita. Semakin banyak amal soleh kita, semakin jernih hati sanubari kita, itu bisa menjadi pemberat amal timbangan kita di yaumail mahsyar amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.