Penjelasan Kitab Arrisalatul Jami’ah Bagian 32
Senin, 21 Oktober 2013
عَنْ أَبِي الْخَيْرِ
سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ
بْنَ عَمْرٍو أَنَّ أَبَا
بَكْرٍ الصِّدِّيقَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
قَالَ لِلنَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ عَلِّمْنِي
دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي
صَلَاتِي قَالَ قُلْ
اللَّهُمَّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي
ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ
لِي مِنْ عِنْدِكَ
مَغْفِرَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
PENJELASAN HADITS OLEH ASY- SYEKH RIDWAN AL- ‘AMIRY
Tadi baru saja dibacakan hadits Baginda Rasulullah SAW, yangmana
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ
الْهَوَى
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ
يُوحَى
, Rasulullah SAW banyak sekali mengajarkan kepada kita umat Nabi Muhammad SAW tata cara berdoa kepada Allah SWT, memohon kepada Allah SWT, tata cara
meminta kepada Allah SWT. Sebagaimana mereka sahabat Nabi Muhammad SAW selalu bertanya kepada Rasulullah SAW, tidak ada suatu kebaikan melainkan telah
diajarkan dan ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dirawatkan tadi oleh Sayyidina Abdullah bin ‘Amr bin Ash RA, beliau menyampaikan
dari Sayyidina Abu Bakar ash- Shidieq, bahwasanya beliau bertanya kepada Baginda Rasulullah SAW tentang suatu doa,
”
يَا رَسُولَ اللَّهِ
عَلِّمْنِي دُعَاءً
أَدْعُو بِهِ فِي
صَلَاتِي
” ( ya Rasulullah ajarkan aku doa yangmana aku baca didalam sholatku ), maka berbeda pendapat disini para ulama , apakah dibaca diawal sholat,
dipertengahan sholat atau diakhir sholat, atau dibaca diwaktu qiyam, atau diwaktu ruku’ atau diwaktu sujud. Alhasil beberapa ulama berpendapat bahwa dibaca
diakhir sholat khusunya diwaktu sujud,karena paling dekatnya seorang dengan Allah ta’ala didalam sholatnya yaitu ketika sujud.
Maka sayyidina Abu Bakar ash-Shidieq menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW, kiranya apa doa yang paling bagus untuk aku baca didalam sholat? Maka Rasul
mengatakan ”
قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي
ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ
لِي مِنْ عِنْدِكَ
مَغْفِرَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
” ( ya Allah aku telah berbnuat dosa , apa dosa yang dilakukan oleh seorang Abu Bakar ? yangmana beliau meletakkan batu di mulutnya,
sehingga sahabat bertanya mengapa engkau meletakkan batu sehingga setiap ingin berbcara harus mengeluarkan batu tersebut, maka beliau menjawab “ini gara
gara mulut atau lidah bisa menjerumuskan aku kedalam api neraka”.
Dan juga terdengar dari beliau didalam majelis diantara pembicaraan beliau ketika berhenti terdengar لااله الا الله secara berulang – ulang ,itulah kalimat yang
terlantun dari lisan sayyidina Abu Bakar ash-Shidieq, begitu pula sayyidina Umar bin Khatab melantunkan kalimat الله اكبر الله اكبر ,
sayyidina Utsman bin Affan melantunkan سبحان اللهسبحان الله , sayyidina Ali Ra الحمد لله الحمد لله .
Adapun yang dimaksud dengan ظلما كثيرا adalah seseorang jika berbuat zholim kepada
dirinya jika berbuat dosa kepada Allah SWT. ظلما كثيرا berbuat
dosa yang banyak, didalam riwayat Muslim “ظلما كبيرا” ulama mengatakan sebaiknya
menggabung antara dua hadits tersebut sehingga menjadi
اللَّهُمَّ إِنِّي
ظَلَمْتُ نَفْسِي
ظُلْمًا كَثِيرًا
كبير
untuk bisa mendapatkan dua riwayat Bukhari dan Muslim. Kemudian
وَلَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا
أَنْتَ
( dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah
) ,
فَاغْفِرْ لِي
مَغْفِرَةً مِنْ
عِنْدِكَ
( ya Allah berikanlah kepadaku ampunan dari sisi-Mu) ,
إِنَّكَ أَنْتَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
(
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih )
.
Kita melihat disini kalimat maghfiroh dan taubah itu disebutukan di dalam Al-Quran sebanyak 28 kali, didalam surat al-Baqarah disebutkan sampai 5 kali, 5
ayat didalam surat al- Baqarah, didalam surat ali ‘Imran disebutkan 5 kali tentang taubah dan maghfiroh, di surat an-Nisa 2 kali disebutkan, kemudian di
dalam surat al- Maidah sampai 6 kali disebutkan maghfiroh dan taubah , begitu pula dalam surat al-A’raf disebutkan sekali, begitu juga surat asy- Syura,
ash- Shaff, al- Jumu’ah, hingga 28 kali disebutkan didalam al-Quran mengenai Taubah dan maghfiroh.
Diantaranya Allah berfirman ”
فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ
رَبِّهِ كَلِمَاتٍ
فَتَابَ عَلَيْهِ
إِنَّهُ هُوَ
التَّوَّابُ الرَّحِيم
ُ ” , dan juga Allah ta’ala berfirman ”
توبوا إلى الله جميعا ايها
لمؤمنون لعلكم تفلحون
” kita diperintahkan untuk banyak banyak bertaubat dari perbuatan dosa apasaja kitaminta ampun kepada Allah SWT, baik dosa yang kecil maupun dosa yang
besar. Janganlah dosa kecil itu diremehkan! Dikatakan bahwa perbedaan antar orang yang mukmin dengan orang yang munafiq adalah orang mukmin jika memandang
kepada dosa yang kecil bagaikan melihat sebuah gunung yang akan menimpa dia, akan tetapi orang yang munafiq melihat dosa yang besar bagaikan seekor lalat
yang hinggap dihidungnya, dia meremehkan dosa tersebut.
Allah SWT berfirman dalam al- Quran ”
غافرالذنب وقابل التوب
شديدالعقاب ذي الطول
لااله الا هو اليه المصير
” Allah mendahului dengan غافرالذنب , Allah yang mengampuni dosa,
وقابل التوب yaitu menerima taubat, bahkan didalam hadits dikatakan bahawa “Allah gembira dengan
taubat dari hambaNya “. Bahkan dijelaskan didalam hadits tentang seseorang yang kehilangan kudanya yangmana diatas kuda tersebut terdapat perbekalannya
menuju perjalanan yang begitu jauh, kemudian ia memohon dan berdoa kepada Allah SWT, seketika itu juga kuda tersebut kembali dihadapannya lengkap dengan
perbekalannya, sehingga dengan perasaan yang amat gembira orang tersebut salah mengucapkan syukur ” ya Allah Engkau hambaku dan aku TuhanMu”
Suatu ketika dating seorang sahabat kepada Nabi Muhammad SAW mengeluhkan dosanya sampai ia berteriak didepan Nabi ” alangkah banyaknya dosaku
…..” lalu Rasulullah mengatakan kepada sahabat tersebut ”
اللهم مغفرتك اوسع من
ذنوبي و رحمتك ارجى عندي
من عملي
” maka sahabat tersebut mengucapkan apa yang diajarkan Nabi, yang mana doa tersebut dibaca setiap khatam al-Quran di kota Tareem pada hari kamis pagi, lalu
setelah dibaca doa tersebut oleh sahabat itumaka Rasulpun memerintahkan untuk mengulangnya hingga 3 kali. Ampunan Allah itu lebih luas daripada dosa dosa
kita, rahmatAllah SWT itulah yang paling kita harapkan daripada amalan kita. Rasul bersabda ”
لا يدخل احدكم الجنة بعمله
الابرحمته
” ( tidaklah masuk seorang dari kalian kedalam surga dengan amalnya kecuali dengan rahmat Allah ), sampai para sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW, ” begitupun engkau ya Rasulullah?” Rasul SAW menjawab ” begitupun aku, hanya saja Allah melimpahkan anugerah dan rahmatNya kepadaku.”
Ada cerita tentang seseorang pada zaman bani Isaro’il yangmana beribadah selama 500 tahun dan bangga atas ibadahnya tersebut, sedangkan kita umur kita
antara 60-70 tahun bahkan ada yang dipanggil Allah sebelum waktu tersebut sebagaimana Guru kita Habibana Munzir yang dipanggil Allah pada umur 40, lalu
ketika orang tersebut akan dimasukkan kedlam surga dengan rahmat Allah, dia protes kepada Allah dan meminta masuk surga dengan amalnya, lalu Allah
menimbang ibadahnya dengan kenikmatan satu mata dan ternyata ibadahnya selama 500 tahun tersebut belum bisa mengimbangi kenikmatan mata tersebut sehingga
Allah memerintahkan agar memasukkannya kedalam neraka dengan/sebab amalnya, mendengar hal itu maka ia berteriak dan meminta kepada Allah agar memasukannya
kedalam surga dengan rahmatNya.
(lanjutan cerita sahabat) maka setelah sahabat tersebut mengulang ucapan yang diajarka oleh Rasulullah maka Rasulullah berkata kepadanya ” sungguh Allah telah mengampuni bagimu.“. Bahkan Rasulullah sering mengajarkan para sahabat doa doa yangmana salah satunya yang sering dibaca oleh
Rasulullah adalah ”
اللهم انا نسالك موجبة
رحمتك وعزائم مغفرتك
والسلامة من كل اثم
والغنيمة من كل بروالفوز
بالجنة والنجاة من النار”
” ini adalah doa yang sering dibaca oleh Nabi Muhammad SAW.
Nabi SAW bersabda ”
ايهالناس توبوا إلى الله !
فإني أتوب في اليوم مائة
مرة
” didalam riwayat lain ” اكثرمن سبعين مرة ” ( wahai manusia bertaubatlah kepada Allah! Sesungguhnya aku setiap hari meminta ampun kepada Allah 100x , ” dalam riwayat lain
” lebih dari 70 kali). Siapakah yang lebih pantas untuk meminta ampun kepada Allah SWT? Sedangkan Rasulullah Ma’sum (terlindungi dari dosa ).
Tidaklah ada suatu perbuatan terpuji dimuka bumi ini terkecuali bersumber dari Rasulullah SAW.
Ditutup dengan kisah seseorang pada Bani Isaroil yangmana ia telah membunuh 99 orang, akan tetapi ia memiliki keinginan besar dalam hatinya untuk bertobat
kepada Allah SWT, sehingga ia bertanya tentang orang yang paling pintar dikota tersebut lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta, lalu orang tersebut
bertanya kepada pendeta bahwa adakah ampunan baginya setelah ia membunuh 99 orang? Lalu pendeta tersebut menjawab bahwa tidak ada baginya ampunan, karena
kecewa maka orang tersebut melengkapkan membunuh menjadi 100 orang dengan membunuh pendeta tersebut. Akan tetapi masih ada didalam hatinya untuk bertaubat
kepda Allah SWT, maka bertanya lagi tentang orang pintar lainnya maka ditunjukkan bagi seorang ulama, lalu ia bertany kepada ulama tersebut adakah ampunan
baginya setelah membunuh 100 orang, lalu ulama tersebut bertanya kepadanya ” siapa yang menghalangi antara engkau dengan taubah?” tidak ada yang
menghalangi terkecuali engkau minta kepada Allah dengan satu syarat yaitu engkau tinggalkan kampungmu ( tempat maksiat ) menuju tempat ketaatan, dari
tempat yang banyak orang melakukan maksiat menuju tempat yang banyak orang yang banyak melakukan kebaikan. Maka dari hadits ini kita bisa mengambil
istimbat bahwa disunnahkan untuk berhijrah dari suatu tempat yang sudah terlalu parah keburukan dalam kampung tersebut, karena kalaupun kita dapat selamat
namun anak keturunan kitabisa terancam hal tersebut. Setelah dia berhijrah, ketika dalam perjalanan, ia dijemput oleh kematian, maka datang kepadanya
malaikat rahmat dan malaikat azab, maka kedua malaikat tersebut berselisih untuk mengambil orang tersebut. Malaikat rahmat berkata ” aku akan membawa orang
ini karena memiliki niat yang tulus untuk bertaubat kepada Allah SWT.” Sedangkan malaikat azab berkata ” tidak bisa, orang ini tidak pernah sekalipun
berbuat kebaikan.”. maka Allah mengirimkan seorang malaikat dalam bentuk manusia sebagai hakim atau penengah, maka malaikat tersebut mengatakan ” sebaiknya
kita mengukur jarak orang ini dari tempat yang banyak kebaikan atau tempat yang banyak kemaksiatan”. Didalam hadits disebutkan bahwa jarak antara orang
tersebut dengan tempat yang ia tinggalkan adalah sejengkal lebih dekat dengan tempat kebaikan, maka malaikat rahmat yang membawanya. Maka dalam hadits
inipun kita dapat beristmbat bahwa kita diperintahkan untuk dekat denga orang orag sholeh, karena dekat dengan orang-orang sholeh akan membawa kebaikan
didunia, dalam kubur bahkan di akherat sertapadang mahsyar akan membawa manfaat tang begitu besar. Karena seseorang akan bersama dengan yang ia cintai
kelak dihari kiamat. Ada riwayat lain mengatakan bahwa dada orang tersebut menghadapke tempat yang baik. Maghfiroh dan ampunan dari Allah itu adalah suatu
pemberian yang amat besar untuk itu kita janganlah enggan enggan untuk memohon ampunan tersebut. Karena Rasulullah bersabda ”
التائب من الذنب كمن لا
ذنب له
” (orang yang bertaubat dari suatu dosa bagaikan seseorang yang tidak berdosa).
Mudah-mudahan Allah melimpahkan anugerahNya serta maghfirohNya serta keberkahanNya kepada kita semua yang hadir , bangkit dari tepat ini diampuni oleh
AllahSWT, bahkanlebih dari itu, orang yang hadir dalam majelis ilmu diberikan lebih bukan hanya ampunan akan tetapi keburukannya digantikan dengan
kebaikan.
PENJELASAN KITAB RISALAH AL-JAMI’AH OLEH AL-HABIB AHMAD BIN NOVEL JINDAN BIN SYEKH ABU BAKAR BIN SALIM
وانه بعث سيدنا محمد عبده
ورسوله إلى جميع الخلق
لهدايتهم ولتكمل معاشهم
ومعادهم, وأيده بالمعجزات
الظاهرة.
وانه عليه الصلاة والسلام
صادق بما اخبر عن الله من
الصراط والميزان والحوض
وغيرذالك من أمور الآخرة
والبرزخ ومن سؤال الملكين
وعذاب القبر ونعيمه .
وأن القرآن وجميع كتب الله
المنزلة حقٌ والملائكة
حقٌ والجنة حقٌ والنار حقٌ
و جميع ماجاء به سيدنا
محمد صلى الله عليه وسلم
حقٌ
Didalam pertemuan kita yang lalu dibahas mengenai aqidah yang harus dianut oleh setiaporang yang beriman kepada Allah SWT, setiap muslim dan mukmin.
Didalam pertemuan yang lalupun dibahas mengenaiaqidah kepercayaan yang harus dianut antara kita dengan Allah SWT. Kemudian disini dibahas mengenai aqidah
kepercayaan yang harus kita anut yaitu tentang Sayyidina Muhammad SAW. Sebab setiap individu diantara kita ketika masuk didalam agama islam, maka ia harus
mengucapkan kalimat
لا إله إلا الله محمد رسول
الله
.
ketika malaikat Jibril AS dating kepada Rasulullah SAW dengan menyerupai seorang manusia yang tidak dikenal oleh sahabat, dating dengan pakaian putih
bersih menghadap Rasulullah SAW kemudian ia bertanya ”
يارسول الله, أخبرني عن
الإسلام
( wahai Rasulullah ajarkan kepadaku mengenai islam!)maka Rasulullah SAW menjawab ”
ان تشهد ان لاإله إلا الله
و أن محمد رسول الله
” ( hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah) tentang kesaksian kita bahwa tiada Tuhan
selain Allah telah kita bahas pada bebrapa pertemuan kita yang lalu, sejak zaman keberadaan Habib Munzir hingga Habib Jindan pada minggu yang lalu. Dan
sekarang bagian yang kedua daripada syahadah yaitu kesaksian kita kepada Allah tentang Nabi Muhammad SAW.
Kita harus meyakini pertama harus mengetahui bahwa Allah SWT telah mengutus, memilih seorang hambaNya yang terbaik di alam semesta ini. Tidak pernah Allah
menciptakan manusia ataupun ciptaan yang lebih agung, lebih mulia, lebih baik daripada Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sebaik-baik makhluk secara mutlak
dipilih oleh Allah SWT. Sebelum alam semesta diciptakan, Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah menjadi Nabi utusan Allah ta’ala.
Allah SWT mengutus pemimpin yaitu Nabi besar Muhammad SAW yangmana Beliau hamba Allah dan utusan Allah SWT. Gelar hamba adalah gelar yang paling mulia yang
disandang oleh Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam al-Quran ” سُبْحَانَ الَّذِي
أَسْرَى بِعَبْدِهِ
لَيْلًا
” ( Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya ) disini Allah menggunakan kata ‘hambaNya’ adalah gelar yang teragung yang Allah berikan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Allah mengutus Nabi Muhammad SAW bukan hanya kepada bangsa Arab, bukan hanya kepada orang – orang yang hidup di zamannya, akan tetapi Allah mengutus Nabi
Muhammad kepada seluruh alam semesta. Nabi-nabi terdahulu sebelum beliau diutus oleh Allah SWT hanya untuk kaumnya saja, Nabi Musa diutus hanya kepada bani
Isroil begitu pula Nabi Hud hanya kepada kaumnya, Nabi Sholeh demikian kepada kaumnya. Setiap Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW mereka diutus terbatas hanya
kepada kaumnya saja. Kecuali Nabi Muhammad SAW, beliau diutus kepada seluruh ciptaan Allah SWT khususnya kepada manusia, jin, dan malaikat.
Bahkan Imam Nabhany syekh Yusuf bin Ismail An- Nabhany didalam kitabnya Anwarul Muhammadiyah beliau mengatakan bahwa Nabi Muhammad diutus bukan hanya
kepada manusia akan tetapi juga kepada para jin, kepada para malaikat, bahkan kepada benda matipun mendapatkan keberkahan dari diutusnya Nabi Muhammad SAW.
Bahkan Nabi Muhammad diutus oleh Allah bukan hanya kepada seluruh manusia yang hidup pada masa beliau ataupun setelahnya, bahkan beliau diutus untuk umat
sebelumnya. Walaupun Nabi Muhammad diutus setelah para Nabi Nabi dan umatnya, akan tetapi kenabian beliau telah ada sebelum Nabi Adam diciptakan oleh Allah
SWT. Sehingga ( berkata syekh Yusuf bin Ismail ) mereka para Nabi-Nabi yang datang sebelum Nabi Muhammad SAW tidaklah lain hanya sebagai wakil dari Nabi
besar Muhammad SAW. Beliau SAW adalah Nabinya para Nabi, sehingga beliau bersabda didalam haditsnya “وبعثت إلى الخلق كافة ” ( dan aku diutus kepada seluruh makhluk Allah SWt seluruhnya) dan Allah menegaskan didalam al-quran dengan berfirman ”
وما أرسلناك إلا رحمة
للعالمين
” ( dan Aku tidak mengutusmu wahai Muhammad terkecuali untuk alam semesta sekalian )
Beliau adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah yang dipilih sebagai utusan Allah , menyampaikan kepada sekalian ciptaan Allah SWT agama Allah, aturan – aturan
Allah untuk kebaikan seluruh ciptaan Allah di alam semesta ini.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk membawa petunjuk, membawa hidayah untuk alam semesta sekalian. Sehingga mereka yang mengikuti petunjuk yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW maka ia akan memperoleh kebahagiaan didunia maupun diakherat, adapun mereka yang berpaling dari petunjuk hidayah yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW yang datangnya dari Allah maka mereka tidak akan mendapatkan kebahagiaan melainkan kehancuran didunia dan di akherat.
Dan Allah memberikan anugerah kepada Nabi Muhammad Saw sebagai bukti yang menunjukan bahwa beliau adalah utusan dari Allah SWT. Allah SWT memberikan
anugerah-anugerah berupa mukjizat yang membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang diutus untuk membawa hidayah bagi alam semesta
sekalian. Begitu pula para Nabi lainnya, mereka ketika dipilih oleh Allah dan diangkat menjadi Nabi, mereka diberikan bekal berupa mukjizat- mukjizat yang
membuktikan kebenaran mereka bahwa mereka adalah utusan Allah SWT.
Dan Allah memberikan anugerah ini kepada Rasulullah SAW, dan kita mengetahui bahwa Nabi Nabi diberikan mukjizat oleh Allah SWT akan tetapi Nabi Muhammad
SAW diberikan keistimewaan oleh Allah SWT, yaitu mukjizat beliau adalah sebaik-baiknya mukjizat yang ada dialam semesta. Sehebat apapun mukjizat yang
diberika kepada Nabi Nabi terdahulu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Bahkan para ulama mengatakan diataranya syekh Yusuf bin Ismail yangmana beliau mengarang sebuah kitab ‘
حجة الله على العالمين في
معجزات سيدالمرسلين
‘ kitab yang berbicara tentang apapun mukjizat- mukjizat Nabi Muhammad SAW ( hampir terdiri dari 1000 halman ). Nabi- Nabi yang terdahulu hanya diberikan
beberapa mukjizat yang kecil yang sedikit walaupun terlihat besar, akan tetapi Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat yang demikian banyak. Imam al- Haddad
mengatakan ” Allah memberika Nabi Muhammad mukjizat yang tak terhitung jumlahnya ”
Dan dari sekian banyak mukjizat yang beliau sebutkan ( syekh Yusuf ) dan ulama ulama lainnya mengatakan ” tidak ada mukjizat pada Nabi Nabi terdahulu
melainkan juga diberikan kepada Nabi Muhammad SAW atau kepada umat beliau, mukjizat yang sama ataupun lebih hebat dari itu.”
Kita melihat mukjizat mukjizat yang diberikan kepada Nabi Nabi terdahulu, akan tetapi lihatlah kabar pasti mengenai mukjizat yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW jauh lebih hebat dari mukjizat mukjizat tersebut. Sebab beliau adalah manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT. Imam Abdurrahim al- Bur’iy
mengatakan tentang mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW ” apabila Nabi Ibrahim AS dijadikan oleh Allah sebagai khalilullah, Nabi Muhammad
adalah Habibullah kekasih Allah SWT. Kalau Nabi Musa dijadikan sebagai kaliimullah , yang berbicara dengan Allah, mendengar firmanNya langsung dari Allah,
maka Nabi Muhammad SAW diberikan jauh lebih agung, Nabi Musa berbicara dengan Allah diatas bukit Thur, akan tetapi Nabi Muhammad SAW berbicara langsung
dengan Allah, melihat Allah, menghadap Allah bukan dengan permintaan akan tetapi dipanggil naik pada malam isra mi’raj kelangit ketujuh bahkan lebih jau
dari itu. Anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad jauh lebih besar daripada yang diberikan kepada Nabi Musa AS. Ketika Nabi Musa ingin
bermunajat kepada Allah di lembah suci, lembah Thuwa, beliau diperintahkan Allah untuk melepaskan sendalnya karena berada dilembah yang suci. Tapi lihatlah
Nabi Muhammad SAW ketika beliau isra mi’raj bersama malaikat Jibril naik kelangit yang ketujuh hingga sidratul muntaha, sehingga ketika melewati
sidratul muntaha Nabi beroisah dengan Malaikat Jibril dan meneruskan perjalanan, malaikat Jibril mengatakan ” wahai Muhammad teruskanlah perjalanmu,
batasku hanya disini , aku tidak diizinkan melewati batas ini. Kalau aku melewati batas ini maka aku akan hancur terbakar sedangkan engkau melewati batas
ini dan meneruskan perjalanan maka engkau akan bertemu dengan Allah SWT” maka Rasulullah SAW meneruskan perjalannya tanpa diperintahkan melepaskan sendal
beliau. Sendal beliau masuk kedalam tempat yang tidak bisa dimasuki oleh malaikat Jibril AS. Sehingga Imam Nabhany mengatakan ” diatas kepala seluruh
makhluk ini telah dipijak oleh sendal Nabi Muhammad SAW.”
Anugerah yang agung yang diberikan kepada Nabi Muhammad lebih dari anugerah yang diberikan kepada Nabi Nabi terdahulu. Jikalau Nabi Musa diberikan Allah
dengan membelah batu dengan tongkatnya maka keluar air yang terpancar yang diminum oleh ribuan umatnya dari kaum bani Isroil. Itu hal yang wajar karena air
pada dasarnya keluar dari mata air dalam tanah atau batu. Akan tetapi Nabi Muhammad diberikan anugerah bahwa pasukannya yang ikut berperang dengan beliau
yang berjumlah ribuan pasukan minum dari air yang keluar dari sela-sela jari Nabi Muhammad SAW.
Nabi Isa AS diberikan Allah anugerah dapat menghidupkan orang mati, akan tetapi Nabi Muhammad dapat menghidupkan benda mati, ketika duduk dengan beberapa
sahabat beliau, beliau mengambil beberapa batu ditangannya, saat itu batu tersebut hidup dan berbicara dengan lantangnya mengucapkan tasbih kepada Allah
SWT yang didengar oleh para sahabat semuanya. Nabi Muhammad bukan hanya menghidupkan orang mati melainkan beliau menghidupkan benda mati yang merupakan
anugerah yang lebih agung dibandingkan anugerah yang diberikan Allah kepadas Nabi Isa AS.
Nabi Musa AS diberikan anugerah oleh Allah dapat membelah lautan, dan tidak pernah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW membelah lautan. Akan tetapi, apa
yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya jauh lebih agung. Nabi Musa dapat membelah lautan sedangkan Nabi Muhammad, umat beliau yang
diberikan anugerah oleh Allah SWT. Didalam riwayat ketika Nabi Muhammad SAW mengutus salah seorang sahabat beliau yaitu sayyidina ‘Ala bin al-Hadromy untuk
pergi kedaerah Bahrain, disana ada orang – orang kafir yang tidak mau membayar fidyah. Diperangioelh sayyidina ‘Ala dan kebetulan keberadaan mereka
diseberang lautan. Maka berangkatlah sayyidina ‘Ala bin al- Hadromy bersama pasukan nya, ketika sampai di pesisir, mereka menyewa kapal untuk menyebrangi
lautan, pada malam hari kapal tersebut dibakar hangus oleh orang- orang kafir. Mereka membakarnya agar menghalangi perjalanan sahabat tersebut. Akan
tetapi, para sahabat ketika melihat keadaan kapal mereka, mereka tidaklah kaget ataupun bingung, akan tetapi mereka hanya bertahajjud bermunajat kepada
Allah SWT. Inilah prajurit-prajurit yang pantang mundur, tidak memandang kepada materi, tidak memandang kepada persenjataan yang lengkap, mereka memiliki
Allah diatas segala-galanya.
Sayyidina ‘Ala ketika melihat para prajuritnya tunduk kepada Allah SWT, esok harinya beliau memerintahkan prajurit untuk berkumpul dan bersiap untuk
bertempur. Tak ada satupun yang kebingungan karena kapal hancur, mereka berkumpul dengan onta mereka dan membawa persenjataan mereka dengan lengkap lalu
berbaris dan dihadapan mereka lautan. Lalu sayyidina ‘Ala berdoa kepadaAllah, ” ya Allah Tuhan yang Maha Agung, kami datang demi untuk menegakkan agamaMu,
kami diutus oleh Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan agamaMU kepada mereka, maka ya Allah tundukkanlah kepada kami lautan ini sebagaimana Kau tundukkan
laut kepada NabiMu Musa AS”. Setelah berdoa , beliau memulai perjalanan dan para sahabat tidak ada yang mengingkari karena mereka mengetahui dan memiliki
iman yang kuat kepada Allah SWT. Seketika itu, sayyidina ‘Ala menerjang lautan dan seketika itu pula lautan mengeras bagaikan batu yang sangat keras, tidak
ada satu kakipun yang basah terkena air. Maka semua para sahabat menerjang lautan tersebut hingga mereka menyebrangi lautan. Ketika sampai diseberang para
musuh menyerah tanpa syarat, tanpa terjadi pertempuran karena melihat mukjizat yang dianugerahkan kepada umat NabiMuhammad SAW.
Anugerah yang agung yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Dan
jikalau kita membicarakan mukjizat Nabi Muhammad SAW amatlah agung, amatlah banyak, Nabi Sulaiman AS dilimpahkan kekayaan oleh Allah SWT yang amat banyak,
sedangkan Nabi Muhammad ditawarkan oleh Allah agar gunung Uhud menjadi emas dan senatiasa mengikuti beliau, akan tetapi ditolak oleh Nabi Muhammad SAW,
siapa yang lebih agung? Yang meneria kekayaan atau yang menolak kekayaan?tentu Rasulullah SAW.
Inilah Nabi Muhammad SAW dan harus kita tetapkan didalam hati kita sebagai I’tiqad , sebagai kepercayaan tentang Nabi Muhammad SAW, dan orang yang
menanamkan kepercayaan ini dalam hatinya tentang keagungan Nabi Muhammad SAW maka mau tidak mau akan mengenal cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Mudah-mudahan kita dijadikan sebagai manusia – manusia yang dekat dengan Rasulullah, yang cinta kepada Nabi Muhammad SAW, dikuatlkan iman kita oleh Allah ,
dan mudah-mudahan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Marilah kita jalankan doa yang barusan diajarkan oleh Nabi Muhammad! Kita baca, dosa – dosa kita
sangatlah banyak akantetapi semakin banyak kita meminta ampunan maka seluruh dosa – dosa kita diampuni oleh Allah SWT .
اللهم ظلمنا أنفسنا ظلما
كثيرا وظلما كبيرا , ولا
يغفر الذنوب إلا أنت ,
فاغفرلنا مغفرة من عندك
وارحمنا إنك أنت
الغفورالرحيم
,
يا أرحم الراحمين ويا
أجودالأجودين ويا راحم
المساكين ويا ذاالقوة
المتين. وصلى الله على
سيدنا محمد النبي الأمي و
على آله وصحبه أجمعين
والحمدلله رب العالمين.
والسلام عليكم ورحمة الله
وبركاته.