Jaltsatul Itsnain Majelis Rasulullah Saw
Senin, 23 januari 2016
Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang kita hormati dan kita cintai semua guru-guru kita terlebih khusus guru kita yang kita cintai dan kita banggakan Al-Habib Muhammad Bagir bin Yahya semoga beliau di beri kesehatan oleh Allah Swt. Juga kepada guru kita yang malam ini tidak bisa hadir Habibana Ja’far bin Bagir Al-Atthos yang saat ini sedang berada dalam rihlah dakwah di Kalimantan Timur, mudah-mudahan Allah panjangkan usia beliau, Allah jadikan ilmu nya kepada para pendengarnya berguna dan bermanfaat, juga kepada guru kita yang hadir malam ini, Habib Ahmad Al-Idrus, Habib Hasan Al-Hamid, ust Abdussalam, kita doakan juga guru kita Kh. Ahmad Baihaqi yang saat ini masih sakit, semoga Allah beri kesembuhan Amin Allahumma Amin,
Hadirin-Hadirat jamaah Majelis Rasulullah Saw kita akan kembali membaca hadist kita dalam kitab Qutuful Falihin yang telah sampai pada hadist ke 36, kita akan baca bersama:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
عن أبي عبدالرحمن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و آلهة و
سلم (من جهّز غازيا في سبيل الله فقد غزا و من خلف غازيا في أهله بخير فقد غزا) متفق عليه
Dari Abu Abdurrahaman Zaid bin Khalid Al Juhani RA, Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berperang fi sabilillah maka sungguh Ia telah ikut berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh ia telah ikut berperang.” (Muttafaq ‘Alaih)
Hadist ini adalah hadist ke 37 yang di cantumkan dan di atur oleh Sayyidil Walid Al-Habib umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, semoga Allah panjangkan usia beliau, dan kita semua menjadi orang-orang yang di cintai oleh Allah di dunia dan akhirat, yaitu hadist yang ke 36, yang berbicara tentang perang di dalam islam. Atau lebih tepatnya mendukung dan membela orang-orang yang membela agama Allah,
Di riwayatkan hadits ini oleh Abi Abdurrahman yang bernama Zeid bin Khalid Al-Juhani Ra, semoga Allah meridhoinya dan kita dapat barokahnya. Beliau salah satu sahabat Rasul yang ikut di dalam perjanjian Hudaibiyah bahkan beliau ini sahabat yang banyak meriwayatkan Hadistnya Rasul sebagian ulama mengumpulkan lebih dari 80 hadistnya Rasul di bawa oleh sahabat yang bernama Zeid bin Khalid Al-Juhani. Lalu beliau melanjutkan dakwahnya ke negeri-negeri yang jauh dari kota Madinah, sampai sebagian ulama mengatakan beliau meninggal di kota Basroh. Ada lagi ulama mengatakan beliau meninggal di Negara Mesir, sebagian ulama lagi mengatkan beliau meninggal dan di makamkan di kota Madinah pada usia 85 tahun. Mudah-mudahan Allah ridhoi beliau dan kita semua yang mencintainya mendapatkan berkah dunia akhirat. Hadist ini dimana beliau mengatakan
قال رسول الله صلّى الله عليه و آله وسلم
Rasul bersabda : من جهّز barang siapa yang menyiapkan segala kebutuhan, baik dari makanan, atau pakaian, atau tunggangan, atau kebutuhan, atau duit, غازيا kepada orang yang hendak berghozwah, ghozwah itu adalah berperang , bertempur, menguasai, ghozwah itu berasal dari kejadian peperangan yang di pimpin oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Yang mana setiap peperangan di pimpin oleh Rasul namanya Ghozwa, dan ketika Rasul hidup beliau bergozwah bersama sahabat jumlahnya ada yang bilang 25x, ada yang bilang 27x, ada lagi ulama ahli hadist mengatakan Ghozwanya Rasul 29x. ada lagi yang mengatakan 19x Ghozwa. Ada lagi yang bilang 9x Ghozwa di situ ada pembunuhan, yang selebihnya Rasul pimpin di sebut Ghozwah juga tapi di situ tidak ada pertumpahan darah, tapi pada intinya tidak semua syiar islam yang di bawa oleh Rasul berhasil dengan Ghozwa. Tapi banyak di situ kemenangan-kemenangan islam bersumber dari akhlaknya baginda Nabi kita Muhammad Saw.
Sehingga ada juga yang namanya Sariah, peperangan-peperangan yang diberi mandat oleh Rasul kepada sahabat, itu di luar bilangan Ghozwah yang sampai 29x. Sayyidina Abu Bakar di suruh memimpin , kadang kala Sayyidana Khalid Ibnul Walid , kadang kala Sayyidina Umar, kadang kala Sayyidina Ali, kadang kala sahabat yang lain. Jumlahnya sampai 47x.
Sariah itu peperangan yang di awali pada waktu malam. Mereka memata-matai, lalu ketika sudah sampai tidak bertemu dengan kesepakatan terjadilah pertempuran, kembali kita ke hadist, Kata nabi barang siapa yang menyiapkan segala kebutuhan orang yang mau berghozwah di jalan Allah. Apa yang di maksud di jalan Allah?
Dalam Hadist Bukhori Muslim di bawa oleh Imam Abu Hurairah Rasul pernah bersabda : Barang siapa yang membunuh atau terbunuh di dalam membela agama Allah agar nama Allah menjadi tinggi dan menjadi mulia maka dia adalah di jalan Allah. Sehingga ketika kita ingin membantu orang yang ingin berperang, ini di perintah oleh Allah. Dan kalian saling membantu, saling mendukung, saling mendoakan, saling merangkul di dalam 2 hal : di dalam kebaikan dan ketakwaan.
Sehingga dalam hadist ini ada fadilah. belum bicara orang yang perang, baru fadilah orang yang mendukung orang yang membantu orang yang mempersiapkan segala kebutuhan orang yang perang ada fadilahnya.
Apa fadilahnya? Kata nabi disini maka sungguh orang itu seakan-akan dia ikut berperang, dia dapat pahala juga, seakan-akan dia berperang karena dia menjadi sebab orang berperang . menjadi sebab orang sampai ketempat yang di tuju untuk berperang. Menjadi sebab orang yang berperang tadi bisa makan, dia beri dukungan makanan, dia beri dukungan tunggangan, maka dia dapat pahala sam seperti orang yang berperang. Lalu yang ke 2 kata nabi : barang siapa yang meninggalkan peperangan tersebut demi untuk mengurus keluarga orang yang berperang baik keluarganya , atau keluarga orang lain yang berperang dengan cara baik maka sungguh dia juga mendapatkan keutamaan seakan-akan dia berghozwah. Sepakat Imam Bukhori Imam muslim.
Hadist ini perlu kita pahami, ada 2 perbedaan :
- ada gozwah.
2. ada jihad
Setiap orang yang bergozwah berarti dia Mujahid, tapi tidak semua mujahid dia berghozwah. Kalau di negeri kita ini belum ada ghozwah. Karena kata ulama ghozwah itu harus di negeri orang. Sebagaimana Rasul tidak pernah Rasul perang di Madinah. Tapi Ghozwahnya Rasul keluar dari kota Madinah. Sehingga kalau di negeri ini di katakan Ghozwah belum saat nya. Sehingga bisa di katagorikan di Negeri kita ini Jihad. Jihad maknanya luas, Jihad itu tidak harus memegang Pedang, Jihad itu tidak harus memegang Pistol, Jihad itu tidak harus memgang Tombak, orang yang Tahajjud Jihad, orang yang ngaji Jihad, orang yang berceramah Mujahid, orang yang mengajak kepada kebaikan Jihad, anda mencari nafkah untuk keluarga anda Jihad, jadi Jihad itu maknanya lebih luas,
Jihad itu ada di Negeri kita, tapi kalau Ghozwah belum ada, tapi kalau saudara mempersiapkan orang yang Jihad saudara mendapatkan keutamaan yang ada dalam Hadist ini juga, sehingga perlu kita pahami keutamaan orang yang Jihad itu atau orang yang berghozwah sampai Allah sebut dalam Qur’an
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka
يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
Saudara hadirin-hadirat Rahimakumullah Jihad atau Ghozwah itu penting, walaupun di Negri kita ini belum ada Ghozwah velum ada Jihad terbuka tapi kita harus tahu keutamaannya, orang yang mendukung orang yang Jihad saja ada Hadistnya. Seakan-akan dia berjihad atau dia berghozwah. Sehingga kalau ada orang yang beriman di hatinya hilang rasa Jihad orang tersebut di tegur oleh baginda Nabi besar Muhammad Saw,
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di bawa oleh Imam Abu Umamah Rasul bersabda : “barang siapa yang tidak mau berghozwah , mendukung juga tidak mau , memberi semangat juga tidak mau, malah yang ada menghina atau melecehkan, dan tidak bertanggung jawab kepada keluarga yang di tinggalkan ketika dia berjihad, maka orang itu akan diberi bencana oleh Allah di dunia sebelum bencana di akhirat”
Di dalam riwayat Imam Muslim berkata Rasulullah Saw: “barang siapa yang tidak mau berperang, sedikitpun dalam hati nya tidak mau berperang membela agama Allah, Allah matikan dia dalam keadaan Munafik”
Di dalam riwayat Imam Turmudzi: “barang siapa yang meninggal dunia yang mana dia menjumpai Allah di hari kiamat di tubuhnya tidak ada bekas Jihad, tidak ada bekas pedang, tidak ada bekas anak panah, tidak ada bekas Sujudnya dia di waktu Tahajud, tidak ada bekas pengorbanannya di dunia maka imannya nya ketika di telusuri isi hatinya semuanya gelap”
Karena Jihad atau Ghozwah itu keutamaan yang luar biasa, sehingga kita beruntung kalau di negeri kita ini ada ulama yang bagiannya Amar Makruf, ada ulama yang bagiannya Nahi Munkar, seperti guru kita Al-Habib Riziq kita doakan, berjuang, ada ulama yang mengajak zikir, ada ulama yang mengajak sholawat semuanya kompak bersatu, inilah aqidah yang di inginkan oleh baginda nabi kita Muhammad Saw, lalu yang salah yang bagaimana? Yang salah yang tidak mendukung, yang salah yang menghujat. Kita lihat guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, memerintahkan kita agar mendoakan orang-orang yang membela Islam. Karena itu tugas yang berat, sehingga saking mahal nya yang namanya jihad tidak semua orang bisa dan tidak semua orang mau,
Ada sahabat di dalam hadist shohih muslim : Dia pernah bertanya kepada Rasulillah , wahai Rasul amal apa yang paling bagus? Beriman kepada Allah dan Rasulnya , lalu apa lagi? Jihad di jalan Allah amalan yang paling mulia , sahabat bertanya lagi , apa lagi wahai Rasulullah? Haji yang mabrur , ini amalan-amalan yang bagus , amalan-amalan yang utama ,
Di dalam suatu riwayat ada satu sahabat ingin ikut Ghzwah bersama Rasulullah. Dia berkata wahai Rasulullah saya ingin ikut berperang bersama mu wahai Rasulullah , karena karakter sahabat itu selalu berkata tidaklah kau tempuh jalan siang sore malam dingin atau panas susah atau enak kami akan senantiasa ikut bersama mu wahai Rasulullah, tapi saya tidak punya apa-apa, lalu nabi berkata : hai anda tenang, saya beri tahu kepada anda, ada orang yang ingin berperang tapi dia tidak bisa ikut karena sakit, datanglah anda kepada dia, lalu dia datang kepaada orang itu, dia berkata, anda mau berperang? Iya tapi saya sakit, bagaimana kalau perlengkapan perang engkau untuk saya? baik, maka sahabat nabi yang sakit yang berhalangan perang itu berkata kepada istrinya, wahai istriku segala kebutuhan perlengkapan perang saya, semuannya jangan ada yang di tinggalkan kasih ke dia semuanya, cerita ini masuk kedalam hadist ini, mempersiapkan orang untuk perang, jangan kau tinggalkan sedikitpun, karena apa yang dia bawa menjadi sebab keberkahan umtuk kita.
Ini menjadi dalil siapa saja yang mendukung orang yang berjihad di jalan Allah. Anda tidak bisa memberi harta, minimal kita doain kepada ulama-ulama yang berjihad, ulama-ulama yang berghozwah, mungkin di negri kita belum ada ghozwah, tapi minimal jihad, kita doain agar kita tidak masuk dalam murka yang di sebut oleh baginda nabi kita Muhammad Saw. Sehingga tidak ada yang lebih mulia kata nabi melainkan orang hidup dalam keadaan mulia atau mati syahid. Hidup dalam keadaan mulia, ngajar, belajar, tahajud, silaturrahmi, akhlak bagus, taat ibadah kepada Allah atau berjuang di jalan Allah, atau kalau anda mati matinya dalam keadaan syahid, mati dalam keadaan syahid maknanya luas, anda tidak harus terbunuh. Anda tidak harus ikut perang, anda mati dalam keadaan sujud anda syahid, anda mati dalam keadaan bakti kepada orang tua anda syahid,
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh 5 perawi hadist yang di riwayatkan oleh
1.Imam Muslim
2.Imam Abu Daud
3.Imam Turmudzi
4.Imam Nasai
5.Imam ibnu Majah
Jikalau mana kalian berdoa, berdoalah se sungguh-sungguhnya minta agar mati syahid, semoga Allah menyampaikan anda mati dalam keadaan syahid, walaupun anda mati di atas kasur anda. Makanya jangan sampai hilang keinginan di dalam hati kita untuk mati syahid.
Di dalam riwayat shohih Bukhori dan Muslim di bawa oleh Imam Hakim juga mengatakan bahwasannya Rasul bersabda: “surganya Allah ada dibawah pedang”
Maksudnya orang yang terbunuh di jalan Allah, Allah akan masukan kedalam surganya. Bahkan di tetapkan di dalam hadist yang shohih, Nabi pernah sebut itu di surga ada gerbang yang namanya jihad. Tidak boleh dimasuki kecuali orang yang mati syahid di jalan Allah Swt. Kalau kita mati syahid sudah tidak di Tanya lagi kita punya amal, kalau kita mati syahid kita bisa ngasih syafaat untuk orang yang kita cintai
Yang bisa memberi syafaat di hari kiamat ada 3 karakter manusia
1)para nabi dan Rasul
2)para ulama
3)orang yang mati syahid
Kecuali dia punya hutang, di angkat orang yang mati syahid di hadirat Allah tertunda kalau dia punya hutang. Sampai dia bisa melunasi, tidak bisa di dunia nanti di hari kiamat, harus di lunasi dulu baru di angkat derajatnya. Kembali kita ke masalah mati syahid dan kemasalah jihad, dan masalah Ghozwah, baginda nabi kita Muhammad Saw beliau itu mendapat 2 gelar,
- beliau meninggal dalam keadaan Nubuwwah, meninggal dalam keadaan menjadi seorang nabi dan utusan Allah.
- Nabi juga meninggalnya dalam keadaan mati syahid,
Sehingga para ulama merangkum dari sekian banyaknya hadist Rasul di katakan matinya mati syahid, walaupun tidak jatuh di medan pertempuran, kenapa? Karena Rasul meninggal dunia dalam karena sebab racun yang menempel di dalam tubuhnya.
Ketika salah satu peperangan tabuk atau khandak ada seorang ibu-ibu manggil Rasulullah, kata ibu-ibu itu wahai Muhammad saya sudah bikin ini daging, saya mau kasih buat anda, silahkan dimakan, Rasul tidak mau mengecewakan hatinya maka Rasul bersama salah satu sahabatnya yang bernama Barro’ bin Bisyir untuk makan itu daging. Ketika masuk ke dalam mulut baginda nabi besar Muhammad Saw dengan izin Allah itu daging berbicara. Kata daging wahai keasih Alllah jangan telan saya, saya ini sudah di racun, muntahkan saja, maka Rasul memuntahkan Rasul memberi tahu kepada sahabatnya juga untuk memuntahkan daging tersebut, dan detik itu juga sahabat nabi yang bernama Barro’bin Basyir meninggal dunia karena di racun, tapi mukjizat Rasul Allah beri kekuatan hidup bertahan sampai beberapa tahun, sehingga di katakan Rasul meninggal dunia karena dampak racun yang terdahulu yang pernah masuk ke dalam tubuh baginda nabi besar kita Muhammad Saw, kalau orang mati di racun matinya-mati syahid apa lagi dia utusan Allah,
Kalau orang mati syahid karena gugur di jalan Allah di dalam kuburnya dia hidup.
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
Ini orang yang mati syahid umum apa lagi baginda nabi besar Muhammad Saw. Kalau nabi hidup, makanya kalau kita baca maulid kita panggil Yanabi Salam Alaika kita harus khusu, Karena Rasul dengan dan jiwab salam kita, karena Rasul hidup di dalam kuburnya
Ketika Yazid bin Muawiyah menguasai kota Madinah tidak ada yang berani adzan. Mereka takut, lalu di saat mereka mau sholat mereka bertanya-tanya, apakah ini sudah waktunya sholat? mereka bingung, lalu mereka lari ke kuburan baginda nabi besar Muhammad Saw, kalau sudah mendekati adzan zuhur mereka kira-kira, lalu mereka mendengar suara adzan dari dalam kuburnya Rasulullah, mereka mendengar adzan setelah mendengar adzan mereka sholat qobliyah, setelah beberapa rakaat qobliyah terdengar suara qomat dari makam Rasulullah, lalu sholat, setelah sholat mereka pulang,sampai terualang 3 hari 3 malam suara adzan komatnya Rasul di makam Rasul. Bukan baginda nabi Muhammad saja yang di kuburnya hidup,
Ketika nabi Allah Ya’qub menunggu anaknya Nabi Allah Yusuf datanglah anaknya rame-rame sambil nangis-nangis buaya anaknya berkata : “wahai ayahku saudara kami Yusuf di makan Srigala, ini bajunya penuh dengan darah , ini srigalanya sudah mati dan sudah kami bunuh”, kata nabi Ya’qub kalian mau tipu saya, tunggu dulu, Ya Allah dengan izinmu hidupkanlah kembali srigala ini, saya mau bertanya kepada srigala ini, maka dihidupkan oleh Allah srigala itu dan dengan izin Allah berbicaralah srigala ini. Hai serigala begitu teganya kau memakan kesayanganku Yusuf, apa kata serigala, mohon maaf mohon ampun Nabi Allah Ya’qub kami ini bangsa binatang diharamkan dan dilarang oleh Allah memangsa dan memakan jasad tubuhnya para nabi dan para utusan Allah. Jangan lagi kami wahai Nabi Ya’qub , andai kata anakmu betul sudah mati di kubur tanah ini di haramkan oleh Allah memakan kulit dan tubuh manusia yang bernama para nabi dan Rasul. Jadi anak mu masih hidup saya tidak sentuh.apa kata nabi Ya’qub, kalian lihat, kalian mendustakan saya wahai anak-ank ku.
Apalagi baginda Nabi kita Muhammad Saw dulu ada ulama namanya Sulaiman bin Suheim, dia datang ke kuburan baginda Rasul tidur bermimipi berjumpa Rasulullah. Lalu dia berkata dalam mimpinya, wahai Rasulullah mereka itu orang-orang yang datang ke kuburanmu, ketika mereka memberi salam apakah engkau dengar suaranya?apakah anda mengerti bahasanya?lalu apa jawaban Rasulullah : “ya saya mendengar dan saya pun jawab bahasa-bahasa mereka kata Rasulullah.”
Mereka orang-orang yang berghozwah yang berperang di jalan Allah, yang bantu, yang bela, yang dukung yang doa saja ada fadilahnya, apalagi yang gugur berghozwah di jalan Allah Swt. Ada sahabat datang kepada Rasulullah saw dan di riwayat kan oleh Imam Abi Mas’ud Al-Anshori. Wahai Rasulullah saya membawa onta yang bagus ini untuk saya hadiahkan di jalan Allah, lalu kata Nabi kamu jangan sedih, ente harus seneng nanti di hari kiamat kamu diganti oleh Allah dapat 700 onta. Memberi satu onta balasannya 700 onta. Makanya waktu perang Tabuk Rasulullah umumkan, kita mau berperang, Sayyidina Usman angkat tangan, wahai Rasulullah saya menyumbang 100 unta, lalu Rasulullah mengumumkan kembali bahwasannya kita akan berperang, Sayyidina Usman angkat suara lagi, saya wahai Rasulullah 200 unta lagi, Rasul belum terlalu mendengarkan lalu Rasul mengajak lagi, Sayyidina Usman angkat tangan wahai Rasulullah saya tambahkan 300 unta lagi, maka Rasul dari mimbarnya turun, sambil berkata wahai Usman, sesungguhnya setelah hari ini tidak ada apapun yang di catat oleh malaikat tentangmu.
Di dalam riwayat yang lain Sayyidina Usman memberikan seratus ribu dirham kepada Rasulullah, di taruh di kamarnya Rasul waktu ingin berangkat berperang. Maka Rasul tidak bisa memegang saking banyaknya itu uang dan Rasul sambil berkata kamu tidak akan celaka di dunia setelah ini dan sampai selama-lamanya wahai Usman.
Di dalam riwayat yang lain Sayyidina Usman memberikan kepada Rasul 1000 ekor Unta, 70 Kuda dan seratus ribu Dinar untuk Rasulullah, lalu Rasul memmanggilnya, wahai Usman Allah ampuni dosa kamu, baik yang kamu rahasiakan, atau kamu jelas-jelas sampai hari kiamat terbebas kamu dari pada dosa.
Sayyidina Abu Bakar begitu juga, dengar Nabi ingin berperang dia tinggalkan semua hartanya, dia bawa apa yang bisa dia berikan untuk Rasulullah, sampai Nabi bertanya, apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu, lalu jawab Sayyidina Abu Bakar, Allah dan Rasulnya. Sayyidina Umar memberikan segala-galanya untuk Rasul di sisakan sedikit untuk keluarganya, begitu juga Sayyidina Ali ingin berkorban, ikut berperang bersama Rasul di salah satu peperangan Sayyidina Ali di tegur oleh Rasul , wahai Ali, kamu jangan ikut berperang, engkau jaga keluarga disini, kamu bersama saya seperti Nabi Musa dan Nabi Harun, kamu di rumah saja, coba kita lihat, pengorbanan Saayyidina Ali adalah nyawa, tidur di atas kasur Nabi Muhammad, Abdurrahman bin Auf membawa 800 Unta dari Syam, sampai orang Madinah semuanya bingung keluarga dari rumah meraka terjadi kegaduhan, maka Sayyidatuna Aisyah berkata kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, ada suara berisik, saya mau melihatnya, maka Rasul senyum dan berkata sungguh saya sudah melihatnya Abdurrahman bin Auf masuk Surga dalam keadaan merangkak saking senang nya.
Oleh karena itu memberi dukungan minimal doa orang yang berjuang di jalan Allah adalah sama seperti orang yang berjuang di jalan Allah. Dan kita doakan orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah baik para ulama, para Habaib, para Kyai, semoga semuanya di beri kekuatan oleh Allah, di beri kemenangan oleh Allah, Wallahu a’lam Bisshowab…
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.