Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw
2 Oktober 2017
-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang kita hormati dan kita cintai guru-guru kita Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan semoga panjang umur dan di murahkan rezkinya, kemudian juga Habibanal Mahbub Al-Habib Muhammad Al-Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan mudah-mudahan panjang umur sehat wal afiyat, juga kepada Habib Ahmad Al-Idrus kita doakan panjang umur dan sehat wal afiyat, Ust. Abdussalam maupun para guru lainnya
Alhamdulillah setelah kita bersyukur ke hadirat Allah sholawat dan salam kita haturkan untuk baginda Nabi besar Muhammad Saw. Lalu kemudian kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab Qutuful Falihin yang di karang oleh guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semoga Allah panjangkan usianya, Allah sehatkan badannya, Allah kabulkan segala hajatnya dan senantiasa di kumpulkan oleh kita semua di dunia maupun akhirat Amin Ya Rabbal Alamin. Kita baca bersama Hadits yang ke 58
- عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و آله قال (الساعي على الأرملة و المسكين كالمجاهد في سبيل الله) و أحسبه قال (وكالقائم لا يفتر و كالصائم لا يفطر الساعي على الأرملة و المسكين كالمجاهد في سبيل الله) و أحسبه قال (و كالقائم الذي لا يفتر و كالصائم الذي لا يفطر) متفق عليه
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang mengurus janda dan miskin sama seperti mujahid di jalan Allah atau seperti orang yang shalat malam dan puasa di siang hari.” Dan sepertinya beliau bersabda : “atau seperti orang yang selalu sholat sepanjang malam tidak pernah lelah dan seperti orang yang berpuasa tidak pernah berbuka (sepanjang masa) Orang yang mengurus janda dan miskin sama seperti mujahid di jalan Allah” Dan sepertinya beliau bersabda “orang yang selalu sholat sepanjang malam tidak pernah lelah dan seperti orang yang berpuasa tidak pernah berbuka”(Muttafaqun ‘Aleih)
Hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah, Hadist malam ini Hadist yang ke 58 dari pada kitab Qutuful Falihin dari Hadist Riyadushholihin Hadist yang di bawa oleh Imam Abu Hurairah. Yang sudah beberapa kali pernah dan telah kita kupas sejarahnya. Semoga Allah meridhoinya dan kita mendapatkan barokahnya Amin.
قال (Rasul telah bersabda,) الساعي ( orang yang mengurus) على الأرملة و المسكين (mengurus janda dan orang msikin) كالمجاهد في سبيل الله ( kata Nabi dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang jihad di jalan Allah) و أحسبه قال ( dan sepertinya beliau bersabda) وكالقائم لا يفتر ( seperti orang yang bertahjjud tapi tidak putus-putus, orang yang bertahhud tidak kenal lelah setiap malam) و كالصائم (dan seperti orang yang berpuasa ) لا يفطر ( yang tidak pernah berbuka sepanjang masa). HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim. Hadist ke 58 malam ini saudara mudah-mudahan Allah berikan manfaat untuk kita bisa mengamalkannya.
Yang mana baginda Rasul memberitahukan kepada kita tentang keutamaan kepedulian sesama Muslim. Terlebih utama kepada fakir Miskin. Bahkan dalam Hadist ini Hadirin dan Hadirat yang di rahmati oleh Allah Rasul seakan-akan menyamaratakan pahala orang yang mengurus, orang yang peduli, orang yang menolong, orang yang mempehatikan, kebutuhan dari kedua orang ini janda yang membutuhkan dan orang Miskin di sama ratakan pahalannya oleh Rasul seperti orang yang Jihad di jalan Allah Swt.
Bahkan kata Nabi pahalanya seperti orang yang Tahajud tidak kenal lelah. Dan seperti orang yang berpuasa sepanjang masa. Hanya mengurus kebutuhan, membantu, mengayomi, melindungi, menafkahi, memperhatikan, janda-janda yang membutuhkan dan orang Miskin mendapatkan keutamaan jihad di jalan Allah dan mendapatkan pahala Tahajud dan mendapatkan pahala puasa sepanjang masa.
Oleh karenanya melalui Hadist ini ada anjuran dari baginda Rasul untuk kita akan memberikan solusi kepada mereka, menutupi kebutuhan mereka, menjaga kehormatan mereka, dan melazimi kemuliaan ini sepanjang masa walaupun rintangannnya sangat sulit. Ujiannya sangat berat. Dari mulai ujian hawa nafsu kita, demikian pengorbanan harta kita , jiwa raga kita, di dalam membantu mereka tetapi di balik itu ada ganjaran yang besar dari Allah untuk orang-orang yang mau peduli kepada mereka.
Hadirin dan Hadirat yang di rahmati oleh Allah. Di dalam Islam itu Amal soleh begitu banyak. Semua Amal soleh di nilai ibadah oleh Allah. Di nilai ibadah oleh Allah buakn hanya Tahajjud, bukan hanya bertasbih, bukan hanya sholawat, bukan hanya baca Qur’an, bukan hanya Qobliyah Ba’diyah Dhuha Witir Tasbih, Taubat Hajat Istikhoroh, termasuk ada nilai ibadah memberi makan binatang ada pahalanya. Memberi makan yang membutuhkan ada pahala. Memberikan pertolongan kepada janda-janda yang membutuhkan orang Fuqoro Masakin ada nilai pahalanya bahkan pahalanya seimbang, seukuran, dengan orang yang jihad di jalan Allah Swt.
Saudara ibadah itu ada dua: ada ibadah yang manfaat untuk kita dan ada ibadah yang manfaat untuk orang lain. Mana yang lebih afdhol? Dua-duanya Afdhol dan tidak boleh di tinggal. Sholat untuk kita, puasa untuk kita, zakat untuk kita, haji untuk kita, Tahajjud untuk kita, itu ibadah untuk diri kita. Zuhur, asar, magrib, isya, subuh, tidak boleh kita tinggal. Tapi ada ibadah yang merupakan ibdah lebih Afdhol di balik ibadah yang tidak boleh kita tinggal. Yaitu ibadah manfaat untuk orang lain.
Contohnya yang ada di dalam Hadist ini. Sehingga melalui Hadist ini kita tau bahwa sesungguhnya Islam itu Indah. Kita sholat mendapatkan pahala, sedekah pun mendapatkan pahala. Apalagi kepada orang yang sangat membutuhkan dari pada kaum-kaum Du’afa dan Masakin termasuk para janda-janda yeng memiliki terutama anak-anak Yatim.
Kita lihat di dalam Hadist ini hal yang pertama yang keluar dari lisan Rasul الساعي على الأرملة و المسكين orang yang pemerhati, orang yang memperhatikan, menolong, melindungi, membantu, mengayomi, mengurus, menafkahi kepada janda-janda dan orang miskin. Lihat Hadist Rasul kalimatnya الساعي bukan Al-Munfiq. Atau bukan orang yang memberi uang. Kenapa? Karena ada kalanya orang bisa menolong tapi tidak punya uang. Makanya di sini kalimat nya الساعي yang menolong, memperhatikan. Tidak harus dengan uang. Mungkin dengan tenaga kita, mungkin dengan ilmu kita, mungkin dengan pikiran kita, mungkin dengan relasi kita, yang bisa menyampaikan kebutuhan mereka ini melalui relasi kita yang mempunyai uang. Yang mempunyai makanan, yang bisa membuat satu kelompok membuat iuran baik Mingguan atau bulanan, atau Tahunan.
Tapi kembali merujuk ke Hadist ini kalimatnya bukan Al-Munfiq tapi الساعي (yang mengusahakan). Apalagi kalau dia menafkahi, apalagi kalau dia betul-betul mengeluarkan dari hasil jerih payah dia untuk mereka ini pahalanya lebih besar lagi Amin Ya Rabbal Alamin.
Ibu bapak Hadirin dan Hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt. Kita tidak bisa menafkahi janda yang tua, yang membutuhkan, kita tidak bisa memperhatikan dengan harta kita untuk kebutuhan orang Miskin tapi kita di beri tenaga oleh Allah Swt, di beri akal oleh Allah, untuk bagaimana caranya mereka itu bisa memiliki apa yang menjadi kebutuhan lahiriah mereka. Itulah yang di maksud di dalam Hadist ini.
Saudara Hadirin dan Hadirat yang di rahmati oleh Allah. الساعي على الأرملة yang pertama kata Nabi pada الأرملة itu pada bahasa Indonesia nya janda. Kalau dalam bahasa Arabnya yaitu seorang perempuan yang di tinggal wafat oleh suaminya atau perempuan yang tidak ada menfkahi dirinya. Seorang wanita yang di tinggal wafat oleh sang suami dia menjaga Iddah 4 bulan 10 hari, hatinya hancur, di tinggal wafat. Tidak ada kebutuhan yang bisa dia beli ketika sang suami tidak meninggalkan apa-apa.
Tidak ada orang yang peduli padanya di balik kehancuran derita sanubarinya, dia memiliki anak, jiwanya lemah, dia butuh orang untuk memberikan nafkah untuk mereka dan anak-anaknya.
Tentunya dalam Islam yatim itu yang orang tuanya bapaknya meninggal sebelum dia baligh. dia harus ngurusin nih anak-anak yaitm, dia menanti siapa orang yang akan membantu? Makanya Nabi memberikan tawaran kepada kita semua . pahalanya sangat besar seperti jihada di jalan Allah, seperti Tahajjud tak kenal putus, seperti puasa tak kenal henti, pahala dari Allah untuk orang yang mau peduli kepada mereka.
Sehingga kita di tawari dalam Hadist ini melalui jandan dan orang Miskin. Siapa itu Miskin? Imam Nawawi berkata Miskin itu bukan orang yang tidak punya kerjaan, Miskin itu seseorang yang mencari nafkah tapi tidak menutupi kebutuhannya. Pas-pasan, betul-betul minim. Dan Rasul paling cinta sama orang miskin. Sehingga kalau di hati kita ini ada kebencian terhadap orang miskin berarti kita tidak mengikuti akhlak nya Rasulullah. Karena Rasul paling cinta kepada orang Miskin.
Nabi itu bapaknnya anak Yatim. Bapak nya ibu-ibu yang janda. Kalau di undang dengan orang susah Nabi datang yang paling awal. Kalau ada pilihan permohonan, permintaan datang kepada Nabi dari orang kaya atau orang Miskin Nabi datang ke orang miskin sampai Nabi berdoa Ya Allah matikan saya dalam keadaan Miskin kelak di hari kiamat bangkit kan hamba bersama orang-orang miskin.
Dan kita ini Muslim bersaudara seperti satu tubuh. Kalau salah satu organ tubuh kita ini ada yang sakit seluruh tubuh akan merasakan derita. Muslim semua saudara kita. Kalau ada Muslim mengemis hati kita hancur sebenarnya. Kata Allah rendahkan dirimu untuk orang-orang Mukmin mencintai. Orang yang tidak punya kepedulian kepada orang Muslim di dalam urusan mereka dia tidak termasuk orang Muslim yang baik.
Saudara Hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah. Tapi memang berbeda, berbeda orang Miskin zaman dahulu dengan orang Miskin zaman sekarang. Orang Miskin zaman dahulu lebih sulit, lebih berat, tapi mereka masih memiliki harga diri dan tidak mau mengemis.
Abuzar Al-Ghifari di Tanya oleh Rasul saya orang susah Ya Rasulullah, punya Istri? Punya. Punya anak? Punya. Punya Rumah? Punya. Kamu orang kaya. Orang sekarang punya Istri 3, punya anak 7, kontrakan 7 pintu, punya Mobil, punya Motor, masih ngemis setiap hari menjadi profesinya.
Dalam Hadist riwayat Bukhori Muslim orang Miskin yang mulia itu bukan yang mendapatkan 1 atau 2 butir kurma, bukan mencari 1 atau 2 suap makanan, orang Miskin yang mulia itu yang tidak mau mengemis padahal dia lagi butuh. Lalu bagaimana cara nya? Allah sebut dalam Qur’an: يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ (orang-orang yang bodoh menduga itu mereka orang-orang Miskin seperti orang kaya di karenakan mereka itu orang Miskin tapi tidak pernah mengemis). Jadi orang-orang bodoh menganggap mereka ini sudah cukup. Saking menjaga kehormatan diri nya tidak mau mengemis.
Berbeda dengan orang yang berakal. orang berakal melihat orang Miskin dari pakaianya, dari kehidupannya, dari rumahnya, dari kesehariannya orang yang berakal cukup melihat isyarat.
Sayyidatuna Aisyah pernah berkata: pernah datang seorang wanita kerumah saya, membawa 2 anak dan mengemis dan saya tidak punya apa apa selain 1 butir kurma lalu saya kasih, ketika di terima 1 kurma dan di belah jadi 2 lalu di kasih ke 2 anaknya. Dia tidak memakannya tapi di beri untuk ke 2 anaknya habis itu dia berdiri lalu dia pulang. Tidak lama kemudian Nabi datang, lalu saya menceritakan kejadiannya.
Lalu Rasul bersabda: barang siapa yang di beri ujian oleh Allah jadi janda, punya anak Yatim yang dia pelihara, lalu dia baik mengurusnya, demikian juga orang berlaku bijak kepada nyna, tidak mengusirnya, tidak menghardiknya, berlemah lembut kepadanya, balesannya perlindungan dari api neraka untuk orang itu. Makanya kita di suruh berbuat baik kepadanya.
Bahkan Rasul pernah mengatakan Ya Allah saya nganggap dosa besar bagi orang-orang yang mampu jika hidup di dunia tapi tidak punya kepedulian kepada dua orang yang lemah( anak Yatim dan Janda).
Di sumpahi oleh Rasulullah Saw, anda punya uang, perut anda kenyang, anda tidak peduli dengan anak Yatim dan janda yang Miksin di katakan oleh para ulama orang itu terkena sumpahnya Nabi.
Jawaban akhir dari pada Hadist ini كالمجاهد في سبيل الل( seperti orang yang berjuang di jalan Allah). Bahkan kata Nabi seperti orang yang Tahjjud tidak pernah berhenti, seperti orang yang berpuasa tak putus-putus, kita tidak ada yang mampu melakukan ini, tidak mampu kita betul-betul jihad di jalan Allah, apalagi tahajjud setiap malam, puasa setiap hari tidak akan mampu, tapi melalui Hadist ini ada sesuatu jalan yang di kasih oleh Allah dan kemudahan buat kita. Pengen dapat pahala Jihad, pengen dapat pahala Tahjjud, pengen dapat pahala puasa perhatikan Janda-Janda dan kaum Dhuafa dan dari pada Masakin. Fadhilah nya besar.
Nabi kita Muhammad Saw beliau pernah bersabda dalam Imam Thabrani: tidak lah saya mengurusi saudara , Muslim saya perhatikan, saya tolong, saya bantu, saudara saya yang Muslim itu lebih saya sukai dari pada itikaf di Masjid saya selama 1 bulan.
Nabi Ibrahim As. Setelah selesai membangun Ka’bah lalu Nabi Ibrahin duduk di samping Ka’bah. Gembira, senang, tidak lama kemudian ada penegmis datang meminta-minta dan di beri oleh Nabi Ibrahim. Langsung turun dari wahyu Ilahi “Wahai Ibrahim kamu bikin orang yang lapar menjadi kenyang pahalanya lebih besar dari pada kamu membangun Ka’bah.
Ketika kita peduli dengan Hamba Allah, Allah akan peduli kepada kita. Ketika kita perhatian kepada ummat nya Nabi maka Nabi akan perhatian kepada kita. Kita menolong orang ingatlah bahwa sesungguhnya Allah akan menolong kita. Kita bikin senang orang ingat Allah akan bikin senang kita. Kita sayangi ummatnya Nabi Demi Allah Nabi bakal sayang dan cinta kepada kita. Apalagi dia dari keluarganya Rasulullah.
Yang Janda ini seorang Syarifah, yang Miskin ini seorang Sadah, yang kesusahan ini adalah ahlul Baitnya Rasulullah.ini Hadist umum, Jandanya Umum, orang Miskinnya umum, bagaimana jikalau yang susah itu Syarifah? Yang miskin itu keluarganya Rasulullah?
Di tulis di dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 140, seorang Sadah yang kaya raya tidak lama kemudian meninggal dunia dan meninggal Janda dan anak-anak nya Syarifah-Syarifah. Setelah beberapa tahun kefakiran melanda rumah tangganya. Sudah tidak punya apa-apa, menjadi Yatim, ibunya menjadi janda, kefakiran kemiskinan buat makan saja susah. Karena malu ke negri itu dia pindah ke negri orang. Dia taro anak-anaknya di Musholla. dia pergi keluar Musholla ngemis dan pertama orang yang dia jumpai adalah orang Muslim yang kaya raya.
Dalam kitab lain pertama yang dia jumpai orang Alim. Beri saya air, beri saya makan, saya mengurusi anak-anak Yatim, saya orang susah, saya Janda, apa jawabannya? Mana bukti anda sebagai janda? Mana bukti anda kalau anda mempunyai anak yatim? lalu di usir. Maka dari kejauhan di perhatikan oleh orang Majusi. Lalu datang kepada orang Majusi, lalu di tanya oleh orang Majusi ada apa wahai Ibu? Saya Janda, anak saya kelaparan, kehausan saya taro di Musholla. Kalau begitu ikut kerumah saya, dia panggil Istrinya dia panggil putra putrinya urus ini janda dan anaknya, kasih makan sampai kenyang kasih pakaian yang bagus.
Tengah malam, ini muslim yang kaya tidur bermimpi dengan Rasul dalam keadaan marah. Dalam mimpinya terjadi kiamat, Rasul menguasai alam saat itu dan di belakang Rasul ada istana. Maka Rasul mempersilahkan satu persatu masuk, tibalah Muslim itu ketemu Nabi, Wahai Rasul perbolehkan saya masuk kedalam Istanamu?, tidak boleh. Ini Istana khusus orang Muslim, aku Muslim Ya Rasul, mana bukti anda? Begitu juga pertanyaan yang kau berikan kepada anak cucuku yang kelaparan, kehausan datang kepadamu.
Bangun dia kaget lari, dia cari orang Majusi ini. Maka di ketuk pintu rumahnya keluarlah orang Majusi, ada apa? Apakah kamu di tamui janda dan anak-anak Yatim? Ia, boleh kah saya berjumpa? Tidak, mereka sedang istirahat. Saya ganti dengan duit 1000 dinar ambil kata si Muslim. Kata Majusi tidak, saya tidak butuh duit, saya telah mendapatkan apa yang saya mau, saya sudah mendapatkan Istana, kaget ini Muslim dia berkata Istana itu saya bermimpi Nabi khusus untuk orang Muslim. Kata orang Majusi begitu bangganya engkau dengan ke Islaman mu. Perlu kamu tau, tidaklah kami dan keluarga kami tadi malam tidur kecuali kami semua sudah masuk Islam melalui tangannya para Syarifah itu. Maka tidurlah kami di waktu malam kami berjumpa dengan Rasulullah. Apa kata Rasulullah, sebagaimana telah kau urusi anak cucuku maka kuberikan istana surga untuk mu dan keluargamu. Maka pergilah kamu. Maka pulanglah itu orang Muslim dalam keadaan hampa. Sementara orang Majusi di beri hidayah oleh Allah karena memperhatikan orang-orang yang susah, terlebih khusus anak cucu baginda Nabi kita Muhammad Saw.
Mudah-mudahan Allah lembutkan hati kita, Alllah berika kepada kita Ilmu yang bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb