{mosimage} {mosimage} Johor adalah salah satu kota tertua di Malaysia, dan Johor juga
merupakan pelabuhan laut bagi para pengunjung dari Batam, dan Hb Munzir Almusawa sudah menjalin hubungan dakwah dengan para penggerak dakwah di wilayah Johor dengan perantara Hb Abdulkader Ali Haddad dari Singapura yang menyambungkan dengan para Kordinator dakwah setempat, yang dipimpin oleh Sayid Abubakar Al Haddad dan Hb Zein Al Habsyi, di Masjid Wadi Hassan setiap senin malam bakda Isya selalu diadakan pengajian Asma’ulhusna, dan dihadiri ratusan hadirin, dan telah berkali-kali Hb Munzir Almusawa mengunjungi dan menyampaikan
ceramah di Masjid tersebut saat acara Asma’ullhusna tersebut, kota Johor merupakan salah satu kota yang cukup giat mengadakan majelis-majelis taklim dibanding kota-kota lainnya di Malaysia, semoga Johor Bahru akan semakin bercahaya dengan cahaya Bimbingan Rasul saw, karena di Kota Johor sangat banyak terdapat makam para wali Allah, yaitu para Da’i besar yang menjadi mercusuar Dakwah Nabi Muhammad saw diwilayah tersebut, diantara mereka adalah Al Habib Alwi bin Tohir Al Haddad yang bergelar Mufti Johorn dll.
{mosimage}Dan antara Johor dan Kualalumpur, terdapat sebuah desa terpencil yaitu "Batu pahat" yangg di wilayah tersebut tinggallah seorang shalih yang Doanya tak pernah ditolak oleh Allah swt, Al Habib Ali bin Ja’far Alaydrus, seorang lanjut usia yang waktunya habis untuk menemui tamunya siang dan malam, dengan rumah yang sangat sempit dan sederhana, namun para Habaib dan Ulama ulama Dunia bila berkunjung ke kualalumpur, pastilah harus berkunjung untuk mendatangi beliau, telah banyak para habaib besar yang mengunjungi beliau, diantaranya Al Habib Umar bin Hafidh Hadramaut, Al habib Muhammad bin Alwi Al Maliki Makkah, Al Habib Zein bin Ibrahim bin Smeith Madinah, Al Habib Hasan bin Abdullah As Syathiri Hadramaut, Al Habib Salim bin Abdullah As Syathiri Hadramaut, {mosimage} Al Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf dan banyak lagi para Habaib besar yang selalu mengunjungi beliau, dan ayah beliau adalah salah seorang yang Luhur dan Agung disisi Allah, Al Habib Ja’far Alaiydrus yang termasyhur dihampir seluruh Dunia sebagai orang yang shalih dan telah dikelompokkan dalam kumpulan ahli Shiddiqiyyatil Kubra, dan putranya Alhabib Ali bin Ja’far yang tampak tak memiliki apa-apa, dan selalu menunduk dan dipenuhi kerendahan diri dan kesopanan pada para tamu tamunya ini, bersuara lembut dan penuh kasih sayang ini.. ah..beliau bagaikan Intan berlian yang bersinar ditengah-tengah gelapnya suasana malam.
Kualalumpur, sebagai Ibukota Malaysia yang jarak tempuhnya sekitar 350 km dari Singapura, ternyata keadaan masyarakatnyapun tak jauh berbeda dengan Singapura, bahkan pemerintah setempat sangat keras terhadap gerakan dakwah muslimin, karena telah banyak pula kelompok
garis keras yang merusak citra Islam disana. Maka sekelompok kecil para pecinta Rasul saw di Kualalumpur beri’tikad suci untuk mengembalikan citra Islam yang luhur dengan mengenalkan sosok Mulia Alhabib Abdullah Alhaddad r.a. sebagai momen Ulama besar yang pantas dijadikan qudwah nabawiyah dalam kesucian bimbingannya dan perilaku hidupnya yang selaras dengan ajaran Imam Al Akbar Muhammad Rasulullah saw.
{mosimage}Dan mereka mengadakan acara haul Sayyidinal Haddad setiap tahunnya, yang diadakan oleh Sayed Abdurrahman Ali, dengan tujuan agar masyarakat Kualalumpur mengenal ajaran kelembutan yang sebenarnya, bahwa Islam bukanlah terorisme, fanatisme dan liberalisme, Islam adalah Rahmat bagi sekalian alam yang dikenalkan oleh Muhammad saw ke muka bumi, yang lalu diteruskan oleh para penerusnya yang terpilih, untuk mengenalkan pada masyarakat dunia bahwa inilah Islam yang sebenarnya, yang memang sejalan dengan namanya "Al Islam", yang berarti penyerahan diri dan kesejahteraan.
Memang sosok Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad r.a. masih sangat kuat Bayangan keluhurannya di Barat dan di Timur, hingga kini Ratib beliau r.a. (Ratib Al Haddad, yaitu kumpulan do’a-do’a yang beliau kumpulkan dari Hadits Shahih dan Mutawatir) masih dikenal di Indonesia dan seluruh negara di Asia Tenggara, bahkan hingga Jerman dan Amerika. Hal ini terbukti dari internet-internet da’wah dari negara-negara tersebut yang menerjemahkan Ratib Al Haddad ke bahasa mereka masing masing.
{mosimage}Acara haul dimulai saat mendekati waktu magrib (pk 19.15 waktu setempat / pk 18.15 wib), pada 11 Januari 2003. Selain masyarakat Malaysia dan ulama-ulama negara tetangga, hadir pula Sultan Agung Trengganu, yaitu Sultan Zainal Abidin Naib Sultan Agung Kerajaan Malaysia.Tanpa disangka, airmata haru mengalir diwajah sang Sultan yang masih
berusia 32 tahun itu, beliau sangat terharu menyaksikan dan menyimak Samudra Kelembutan Ilahi yang disampaikan Hb Munzir Almusawa, Maha Suci Allah yang membuat Raja Dunia ini terharu dengan ajaran Rasulullah saw, maka telah benarlah Islam adalah agama bagi semua golongan masyarakat, dari kalangan manapun ia, apakah dhalim atau alim, akan terketuk hatinya apabila mendengar tuntunan Rasulullah saw yang hakiki.
Pokok pembahasan malam itu adalah kelembutan Allah Ta’ala yang terlimpah di Alam yang sangat diprioritaskan pada Umat Muhammad SAW melalui Al Qur’anulkarim, yang kemudian diwarisi oleh umat ini dari zaman ke zaman hingga kini bagi mereka yang mau menggalinya. Semoga Allah swt terus mempermudah lajunya penyebaran dakwah Rasulullah saw, dengan segala bimbingan Kelembutan-Nya. Yaa Allah hiasilah Bumi ini dengan Cahaya Kelembutan-Mu yang telah Kau wariskan pada Nabi Muhammad saw, dan pilihlah kami sebagai para penerus Beliau saw, Aamiin.