Diperlihatkannya Amal Manusia Setelah Wafat, Senin 07 November 2011


D
iperlihatkannya Tempat Manusia Setelah Wafat
Senin, 07 November 2011

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بالغَدَاةِ والْعَشِيِّ إنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ ، وإنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، فَيُقَالُ : هذا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللهُ يَوْمَ القِيَامةَ

( صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW: “Sungguh jika diantara kalian telah wafat, diperlihatkan padanya tempatnya kelak setiap pagi dan sore, jika ia penduduk sorga maka diperlihatkan bahwa ia penduduk sorga, jika ia penduduk neraka maka diperlihatkan bahwa ia penduduk neraka, dan dikatakan padanya: inilah tempatmu. Demikian hingga kau dibangkitkan Allah di hari kiamat” (Shahih Bukhari)

{mosimage}

Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha Melimpahkan kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, Yang Maha membuka kemuliaan dan keluhuran sepanjang waktu dan zaman hingga seluruh waktu dan zaman berakhir, kemudian muncullah alam yang diciptakan oleh Sang Pemilik waktu dan zaman, yang berupa alam yang kekal yang tiada lagi mengenal akhirnya zaman dan waktu, di saat itu tiada lagi waktu dan zaman, namun yang ada hanyalah alam abadi yaitu dalam keluhuran atau kehinaan. Demikianlah alam abadi yang akan dan pasti kita temui kelak dalam kehidupan setelah kehidupan. Dan sungguh peristiwa yang disebut “kematian” justru itulah hakikat kehidupan yang abadi.

Telah kita baca hadits luhur, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa barangsiapa yang telah wafat maka ia akan melihat tempatnya kelak yang akan ia tempati, setiap pagi dan sore diperlihatkan kepadanya, maka apabila ia akan menempati sorga maka ia akan melihat surga, namun apabila ia akan menempati neraka maka ia akan melihat neraka di setiap pagi dan sore, dan jika hal itu yang terjadi maka itu merupakan siksaan yang cukup tanpa ada siksaan kubur, begitupula jika ia diperlihatkan surga di setiap pagi dan sore maka hal itu merupakan kenikmatan yang luhur sebelum menempatinya. Maka fahami dan renungkanlah bahwa hal itu pasti akan datang kepada kita, dan sungguh beruntung bagi mereka yang setiap pagi dan sorenya melihat surga yang akan menjadi tempatnya kelak, maka hari-harinya semakin dekat dengan hari perjumpaannya dengan Allah subhanahu wata’ala. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini mengandung makna yang sangat dalam dan memiliki banyak makna, yang diantaranya adalah bahwa kehidupan setelah kehidupan telah jelas adanya dan dibuktikan dengan hadits ini, hadits ini membuktikan bahwa ruh itu tetap hidup di alam kubur, karena yang wafat hanyalah jasad. Hadits di atas menyebutkan bahwa akan diperlihatkan tempat seseorang kelak di akhirat dan hal itu membutuhkan kehidupan, karena jika ruh telah meninggal maka apa yang diperlihatkan tidak akan terlihat olehnya, maka ruh orang yang telah meninggal akan tetap hidup sehingga ruh itu melihat apa yang diperlihatkan kepadanya kelak saat ia dibangkitkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Maka keluhuran dan kemuliaan hadits ini mengingatkan kita, bahwa jika berada dalam kemuliaan atau dalam kehinaan, di dalam kenikmatan atau dalam musibah, dan jika hadits ini selalu kita ingat dan kita renungi, sebagaimana kita ketahui bahwa semua ucapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mutiara-mutiara indah, dan jika kita berpegang teguh satu dari mutiara-mutiar indah tersebut, berpegang dengan satu hadits ini, sungguh hal ini akan menjadi obat di saat kita dalam keadaan sedih dan juga tidak akan membuat kita tertipu di saat kita dalam kenikmatan dan akan membuat kita selalu bersyukur dengan berpegang pada hadits ini, mengapa? karena kelak setelah kita wafat kita akan memiliki tempat keabadian, dimana di saat berada di alam kubur Allah subhanahu wata’ala memperlihatkan kepada ruh kita di setiap pagi dan sore tempat yang akan kita tempati kelak, surga atau neraka. Maka sungguh sangat beruntung bagi orang-orang yang beriman, dan beruntunglah kita yang hadir di majelis ini karena berada dalam tumpahan rahmat Allah subhanahu wata’ala. Al Imam Ibn Hajar dan para imam ahlu hadits yang lainnya menjelaskan bahwa hari-hari yang mulia di bulan Dzulhijjah termsuk juga hari-hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah, maka tidak hanya tanggal 1 sampai 10 Dzulhijjah saja, namun hari-hari mulia yang maksud dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَاالْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هذه قَالُوْا: وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَي

 

“Tiada amalan pada hari-hari yang lebih utama daripada (yang dilakukan) di dalamnya.” Mereka bertanya: “Tidak pula jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab: “Tidak pula jihad, kecuali seseorang yang keluar dengan membawa dirinya dan hartanya, lalu ia kembali tanpa membawa sesuatu.”

Al Imam Ibn Hajar dan beberapa pendapat lainnya berkata bahwa hari-hari mulia itu termasuk hari tasyrik, 3 hari setelah tanggal 10 Dzulhijjah yaitu hingga tanggal 13 Dzulhijjah, dimana amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah subhanahu wata’ala hingga 700 kali lipat bahkan lebih.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Beruntunglah mereka yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah, dan sangat beruntung pula mereka yang memiliki keturunan yang shalih dan shalihah. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abdullah bin Abbas RA menjelaskan dimana ketika datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya : “wahai Rasulullah, ibuku telah wafat apakah akan bermanfaat baginya jika aku bersedekah atas nama ibuku ?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “iya betul, hal itu bermanfaat bagi ibumu yang telah wafat”. Maka bersedekah atau melakukan amal ibadah lainnya seperti bacaan Al qur’an atau yang lainnya yang dihadiahkan untuk yang telah wafat, hal itu bermanfaat untuknya sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal ini menunjukkan suatu kemuliaan bahwa tidak terputus kebaikan sebab kematian jika mempunyai kerabat, teman, atau keturunan yang shalih dan shalihah yang mendoakannya. Diriwayatkan di dalam Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya bahwa Abu Hurairah RA berkata bahwa ketika salah seorang yang telah wafat dimuliakan oleh Allah subhanahu wata’ala, derajatnya diangkat oleh Allah setelah ia wafat, kemudian ruhnya bertnya kepada Allah subhanahu wata’ala : “Wahai Allah, bagaimana aku bisa termuliakan sedangkan aku telah wafat?”, padahal setelah wafat ia tidak bisa berbuat apa-apa, maka dikatakan kepada ruh tersebut : “ anakmu telah memohonkan pengampunan kepada Allah atas dosa-dosamu”, maka Allah menaikkan derajatnya di alam kuburnya, dan terlebih lagi kelak di akhiratnya. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Ibn Hibban dan lainnya :

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang terdzhalimi, dan doa orang yang bepergian”

Tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala tanpa ada keraguan, yaitu adalah doa orang tua terhadap anaknya, kedua doa orang yang terzhalimi, maka berhati-hati terhadap orang yang dizhalimi karena jika ia berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala maka sungguh doanya akan dijawab oleh Allah, ketiga adalah doa orang yang dalam perjalanan, selama perjalanannya bukan dalam maksiat maka doanya pasti dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah doa seorang ayah kepada anaknya, namun bagaimana dengan doa seorang ibu kepada anaknya?, maka tanpa keraguan bahwa terlebih lagi doa seorang ibu akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka selama seseorang mempunyai orang tua yang masih hidup selalulah memohon doa kepada keduanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam kitab Adab Al Mufrad :

مَنْ برّ وَالِدَيْهِ طُوْبَى لَهُ، زَادَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيْ عُمْرِهِ

“Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya keberuntungan baginya, Allah menambahkan usianya”

Dalam makna yang lain bahwa baginya kelak kemuliaan di surga, dan Allah menambahkan usia untunknya. Bagaimana usia bisa bertambah, bukankan usia itu telah ditentukan oleh Allah subhanahu wata’ala?, hal ini yang perlu kita fahami, banyak muncul pertanyaan mengenai takdir, yang sebagian diantara kita terkadang merasa bingung akan hal tersebut. Memang takdir tidak bisa berubah karena telah ditentukan oleh Allah subhanahu wata’ala, namun Allah juga telah menentukan sejak manusia belum lahir bahwa si fulan jika ia berbuat hal ini maka usianya sekian, rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan jika ia berbuat hal ini, maka usianya sekian dan rizkinya sekian, dan wafat dalam keadaan seperti ini, dan juga jika ia berbakti kepada orang tuanya maka usianya demikian, dan jika ia tidak berbakti kepada kedua orang tuanya maka usianya sekian, maka hal itu telah ditentukan oleh Allah dan tidak akan bisa dirubah lagi. Namun jika kita memilih jalan yang terbaik, maka tentunya masa depan kita akan berubah ke arah yang lebih baik. Mereka yang selalu mengarah kepada jalan kebaikan maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan takdir yang lebih baik daripada takdir yang ia hadapi saat itu, maka selalulah berniat dengan niat yang ikhlas untuk membenahi keadaan agar menjadi lebih baik dan semakin baik, maka takdir kita di hari esok akan semakin baik dan semakin indah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah panutan tunggal bagi segenap makhluk Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah orang yang selalu membukakan bagi kita keluhuran, dan beliau lah yang doanya paling diijabah oleh Allah subhanahu wata’ala dari semua doa, sehingga para nabi dan rasul yang lainnya memohon doa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, shahih Muslim dan lainnya, di hari dimana ketika semua hamba tidak mampu berbuat sesuatu, dan para nabi dan rasul berkata :

نَفْسِيْ نَفْسِيْ اِذْهَبُوْا إِلَى غَيْرِيْ

“ Diriku, diriku, pergilah kepada selain aku ”

Namun di saat itu nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :

أَنَا لَهَا

“ Aku yang akan memberi syafaat ( bagi para pendosa) ”

Demikian indah keadaan para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, limpahan kemuliaan dalam kehidupan dunia dan akhirat bagi mereka para pecinta sayyidina Muhammad shallallalhu ‘alaihi wasallam. Semoga kita semua yang hadir berada dalam naungan cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hingga kami wafat dalam keadaan cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkumpul kelak di hari kiamat bersama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena semua orang akan berkumpul dengan orang yang dicintainya.

Selanjutnya saya pribadi mengucapkan minal aidin wal faizin kulla ‘aam wa antum bikhair mohon maaf lahir dan bathin kepada segenap jamaah majelis Rasulullah yang hadir pada malam hari ini atau yang menyaksikan di streaming website www.majelisrasulullah.org . Selanjutnya kita berdoa bersama untuk kita dan para saudara kita yang sedang berada di medan haji , yang sebagian mereka masih beribadah di Mina semoga dilimpahi rahmat dan kekuatan, dan semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kesehatan kepada mereka, sehingga pulang dengan keadaan haji mabrur, dan semoga kita yang berada disini juga diberi pahala ibadah haji mabrur oleh Allah subhanahu wata’ala, karena kita telah mendoakan saudara kita yang sedang dalam ibadah haji, dan seseorang yang mendoakan saudaranya maka malaikat berkata :

آمِين وَلَكَ مِثْلُهُ

“ Amin, dan bagimu sebagaimana (doamu) untuknya”

Wahai Allah pastikan kami semua yang hadir disini berada dalam naungan keridhaan dan kebahagiaan dari-Mu…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ…مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ