Raja Dan Rakyat

Raja Dan Rakyat

Bagian I.

{mosimage}Segala Puji atas Maha Raja Yang Tunggal dengan Kesempurnaan, Tunggal dengan Kedigjayaan, Tunggal dengan Kemegahan, Tunggal dengan Keindahan, Tunggal menguasai setiap kejap perputaran kejadian dalam Kerajaan Nya, Alangkah Luas Kerajaan Nya, setiap Atom dan molekul menyimpan Isyarat Keagungan Nya, Tiada sejengkal tanah dipermukaan Bumi terkecuali milik Nya, dan Dia Penguasa Tunggal Yang Maha Berkuasa atas setiap tanah dibentangan Barat dan Timur, Maka muncullah penguasa-penguasa dunia di setiap tempat yg berganti-ganti setiap zaman, dengan mengaku sebagai Pemilik tanah di Bumi, membuat aturan dan undang-undang, lalu si penguasa gadungan mengaku bahwa setiap jengkal tanah adalah miliknya, semua bangunan harus dengan izinnya, harus membayar sewa/pajak padanya, harus membeli darinya, lalu menggantungkan seribu aturan yg harus ditaati di leher penduduk Bumi, bila melanggar maka ia akan dihukum dan diadili dengan hukuman yg ia buat sendiri, ia berkuasa meruntuhkan atau memusnahkan, atau mengubah semaunya, dengan alasan reboisasi, dibangun tanpa izin, maslahat umum, merusak ketenangan masyarakat dan seribu alasan lainnya, dan semua manusia taat dan memaklumi aturan si penguasa?

Lalu bagaimana dengan Penguasa Tunggal yg menjadi Pemilik aslinya?, saat Maha Raja ini mengubah keadaan Bumi Milik Nya, semua mengeluh dan mengecam Nya, semua menganggap Nya kejam, walau telah diumumkan ganti rugi sepuluh kali lipat mereka tetap marah, lalu Maha Raja ini mengumumkan akan mengganti gubuk reot mereka dengan Istana Megah Keabadian, mereka menolak dan memilih tinggal dalam gubuk kemiskinan..

Maha Raja Tunggal ini mempunyai Istana-Istana Indah yg didalamnya segala keindahan, perhiasan indah, Emas, Berlian, Zamrud, Zabarjad, ditebarkan sebagai tanah pijakan.. dan cangkir-cangkir berlian teramat indah yg bila sedikit pecahannya jatuh ke muka bumi maka itu lebih mahal dan berharga dari seluruh perhiasan yg ada di Bumi bila dikumpulkan semuanya, dan cangkir-cangkir itu berjumlah ribuan memenuhi Istana-Istana mereka, sungai Madu, sungai susu, air dan makanan yg datang sendiri bila di-inginkan, sejuk, teduh, singgasana-singgasana berukir dengan batu-batu mulia yg tak pernah ada di Bumi, ratusan Bidadari dan segala kemegahan yg menakjubkan. Lebih dari itu semua, mereka yg menghuninya adalah orang-orang yg dekat kepada Maha Raja dan dicintai sang Raja.

{mosimage}{mosimage}Maha Raja Jagad Raya ini pun memiliki penjara yg menakutkan, Api yg dipanaskan beribu tahun hingga berubah menjadi hitam pekat, menggelegar dan bergemuruh menakutkan, anda pernah melihat gemuruh lahar gunung berapi?, bagaimana bila lahar yg bergemuruh itu berwarna hitam kelam?, dan ketahuilah Neraka itu bila jatuh sebuah gunung kedalamnya baru akan tiba didasarnya setelah 40 tahun?dan di dalamnya terdapat siksaan-siksaan yg mengerikan dan tak terbayangkan pedihnya, siksaan yg paling ringan adalah dipakaikan sandal dari api yg membuat si pemakai sandal bergolak otaknya dari panasnya sandal itu..

Maha Raja Alam Semesta ini menciptakan manusia, lalu manusia ini berbuat kemungkaran dan kerusakan di Bumi Milik Nya, maka Dia dengan sopan dan sabar, membuat surat untuk para manusia di muka Bumi, dengan mengutus Ajudan dari Makhluk yg paling dicintai Nya. Mengabarkan pada mereka, bahwa siapa yg menaati aturan Ku maka ia dalam jangka waktu minimal dalam kejap ini, atau beberapa tahun mendatang, ia akan kupanggil untuk menjadi penghuni Istana-Istana Ku dan ia akan menjadi orang-orang yg dekat dengan Ku (dekat dengan Maha Raja Jagad Raya ni.., bukan dekat dengan ketua RW atau lainnya yg sebentar lagi pensiun).

Bila mereka tak menaati aturan Ku?., maka mereka ditangkap dan dihukum?, tidak!, mereka akan dimaafkan bila tak sengaja,

bila mereka melakukannya dengan sengaja, mereka ditangkap dan dihukum?, tidak!, mereka di maafkan bila mereka segera meminta maaf,

bila mereka berbuat salah lagi apakah mereka ditangkap dan dihukum?, tidak!, asalkan mereka segera meminta maaf lagi,

bila ia melanggar setiap hari siang dan malam apakah mereka ditangkap dan dihukum?,
tidak!, asalkan mereka segera meminta maaf pula siang dan malam,

bila ia tak langsung meminta maaf apakah ia ditangkap dan dihukum?, tidak!, permohonan maafnya bisa diterima hingga saat berakhirnya izin tinggalnya di bumi,
dan dalam jangka waktu itu bila ia shalat maka ada pengampunan (keringanan hukuman), bila ia menuju majelis ta’lim adalagi penghapusan hukuman, bila ia tersenyum pada saudara, adalagi penghapusan, dan masih banyak lagi,

bila mereka melewati itu semua dan masih tetap dalam pengingkaran?, maka mereka akan masuk penjara..

Maka datanglah waktu izin tinggal (Visa) selesai bagi salah seorang dari mereka, ia harus pindah ke Negeri lain, datanglah dua petugas penerima tamu, memberikan beberapa pertanyaan atasnya,

bila ia mampu menjawab maka kedua petugas itu tersenyum, lalu ia di istirahatkan untuk menanti Sidang Akbar, apalagi bila ia adalah seorang tentara, pejabat, atau orang kaya.

Bagian II.

Ada beberapa tingkatan mulia disana, Pejabat, Orang kaya, dan Tentara.
1). Tentara adalah para syuhada,
Merekapun bertingkat tingkat, ada komandan perang adapula laskar biasa (syuhada perang), ada laskar khusus (para da’i), mereka semua disambut dan dimuliakan disana.

2). Orang kaya,
Merekapun bertingkat tingkat, ada orang kaya yg punya banyak harta miliknya (orang orang ahli ibadah), ada tingkat lebih tinggi adalah orang kaya raya (orang yg kaya yg banyak berinfak didunia dan dermawan), mereka punya perusahaan banyak, maka transferan dana terus mengalir baginya walau ia telah pindah dari negeri asalnya (masjid2 yg mereka bangun, tanah yg diwakafkan, bantuan yg berkesinambungan).

3). Pejabat Negara,
Mereka adalah para Ulama, merekapun bertingkat tingkat, RT (ulama yg punya murid), RW (mengepalai para RT, yaitu Ulama yg sudah mempunyai murid para Da’i), Lurah (ulama yg sudah mempunyai murid yg sudah punya murid yg telah punya murid pula), Walikota, dll, dan bedanya Jabatan di Negeri itu tidak akan ada pensiunnya..

{mosimage}Mereka adalah Ajudan ajudan dari Pimpinan Ajudan Tertinggi (sayyidina Muhammad saw), mereka berjuang siang dan malam untuk Dakwah islam dan mereka mengabdi sepenuh hidupnya untuk Ajudan Tertinggi, untuk membantu Tugas Pimpinan Ajudan Tertinggi dari Maha Raja Alam Semesta.
Mereka adalah Abdi Maha Raja dan Kekasih Nya, dan ketahuilah bahwa Maha Raja ini tunggal tak beranak dan istri, Dia Maha Raja Tunggal dan derajat tertinggi dihadapan Nya adalah Pimpinan Ajudan Tertinggi (Sayyidina Muhammad).

Maka mereka inilah pejabat-pejabat tertinggi di negeri itu (Barzakh), merekalah penerus Pimpinan Ajudan tertinggi (Ajudan tinggi adalah para Nabi dan Rasul, Pimpinan Ajudan tertinggi adalah Nabi Muhammad saw). ‘ (*adapula orang yg mengharamkan untuk memuji kekasih Maha Raja, tak suka bila kekasih Maha Raja dimuliakan, mereka memusyrikkan orang yg mencintai kekasih Maha Raja, siapa ya?, ada deh.. )

Bila ia seorang yg tidak mengakui Maha Raja sebagai Raja Tunggal dan Muhammad adalah utusan Maha Raja, maka ia langsung dicengkeram dan dilemparkan ke Penjara terkejam untuk mendapatkan siksaan abadi, tanpa ada pembela, tanpa boleh mendapat kiriman hadiah dan seluruh hartanya disita.

Bila ia gugup dalam menjawab, (gugup akan tiba sebab ia banyak melanggar dimuka Bumi), maka kedua petugas mengantarnya keruang Interogasi, si petugas berkata : “anda harus di penjara dan menjalani interogasi khusus, karena anda adalah pembangkang terhadap Undang-undang Maha Raja, anda harus melewati masa Interogasi dan tahanan sambil menanti sidang Akbar, berdoalah semoga saat sidang Akbar hukuman anda diringankan, anda berhak mendapat kiriman hadiah dari keluarga dan teman anda, dan setiap hadiah bisa membuat anda diringankan, bila anda mengenal banyak pejabat dimuka bumi, atau mempunyai anak seorang kaya raya atau pejabat, dan mereka memohonkan keringanan bagi anda, atau mengirim hartanya untuk menebus anda, maka anda akan diringankan, atau dibebaskan, bila anda telah bebas, maka kiriman hadiah dan doa mereka akan membuat anda semakin kami layani dengan baik, bila anak anda menghafal ucapan-ucapan Maha Raja, atau apalagi disayang oleh Maha Raja, anda akan kami beri mahkota dan singgasana, sebaliknya bila putra/putri anda penjahat dan pembangkang Maha Raja, maka anda akan kami siksa lebih dahsyat?”

Demikianlah satu persatu rakyat Bumi kehabisan Izin tinggal (Visa) dimuka Bumi, mereka harus pindah ke tempat lain.

Bagian III.

Singkatnya datanglah hari yg sangat menakutkan.. Sidang Akbar..
Semua rakyat bumi hiruk pikuk ingin berebutan masuk ke Istana, mereka harus membayar banyak denda atas kesalahan mereka di Bumi, dan membayar banyak denda berarti harus punya banyak harta (amal pahala), dan yg punya banyak harta(amal pahala) pun ketakutan akan mendapat istana yg rendah, karena makin banyak harta makin megah pula istananya, dan bila tidak selamat dalam sidang berarti harus dipenjara, maka orang-orang berebutan ingin mengumpulkan harta sebanyak2nya..

Para Ajudan Tinggi (para Nabi) masing-masing memimpin kelompoknya, terlihatlah kelompok terbesar adalah kelompok Pimpinan Ajudan Tertinggi, yg paling disayangi oleh Maha Raja, kelompok ini dipanggil terdahulu dari kelompok yg lain,

maka dipanggillah satu dari mereka, Hakim Agung adalah Maha Raja, maka berdatanganlah para penuntut satu persatu, ayahnya, ibunya, istrinya, suaminya, anaknya, tetangganya, atau siapa saja yg merasa punya hak untuk meminta hartanya (amal pahalanya) dari penduduk bumi yg didholiminya, dicaci, ditipu, diumpat, dibicarakan aibnya dll
para saksi pun berdatangan, bumi pun dipanggil menjadi saksi, demikian pula tubuhnya yg menyaksikan kejahatannya, dan Pembela Tunggal adalah Pimpinan Ajudan Tertinggi,
satu persatu setiap langkah dan perbuatannya dipertanggungjawabkan, semua kejahatannya pada rakyat yg lain adalah hutang yg harus dilunasi dengan hartanya, dibayarkan dengan cash, bila hartanya habis, maka ia membayar dengan giro untuk melunasinya, bila selesai dari sidangnya, maka dilihatlah apakah hartanya masih tersisa, bila hartanya habis dan ia tak pula punya hutang dari gironya, maka ia bebas menanti untuk dipanggil ke Istana Maha Raja,

namun? ternyata masih tersisa dendanya atas kesalahannya yg bukan pada rakyat Bumi, tapi pada Maha Raja.. sebagian besar ia dimaafkan oleh Maha Raja yg Maha Pemaaf, justru yg tidak memaafkan adalah rakyat lainnya karena mereka ingin tinggal di Istana dan tak mau masuk penjara, adapula sebagian dari mereka yg berhutang banyak pada gironya yg tak terlunasi, maka mereka meminta Grasi pada Maha Raja, ada yg diterima, ada yg diringankan jangka waktunya di penjara, ada yg diringankan siksanya..,

sebagian dari mereka digiring ke Istana-Istana Maha Raja, sebagian lagi digiring ke penjara, mereka dibelenggu dan disiksa.. sementara itu Pimpinan Ajudan Tertinggi kembali menghadap Maha Raja, tak satupun pejabat berani menghadap Maha Raja, dan tak satupun Ajudan Tinggi berani pula, hanya satu yg diberi izin oleh Maha Raja untuk menghadap, ia memohon keringanan, maka permohonan Grasi pun diterima, sebagian nama-nama penduduk penjara dipanggil.. mereka mendapat Grasi dan dibebaskan menuju Istana, dan satu persatu mereka bebas dengan Grasi dari Maha Raja yg dimohon oleh Pimpinan Ajudan Tertinggi yg sangat dicintai.

Kesemua pengikut Pimpinan Ajudan Tertinggi satu persatu bebas dari penjara, tersisalah mereka yg tak mengakui Maha Raja sebagai Maha Raja Tunggal di Alam Semesta, dan mereka yg tak mengakui bahwa Pimpinan Ajudan Tertinggi adalah Ajudan Maha Raja.

Ah.. dimanakah kelompok orang yg membenci jamaah yg bersungguh-sungguh membela dan cinta pada Pimpinan Ajudan Tertinggi, membid’ahkan dan memusyrikkan mereka, dimanakah tempat mereka?, saat berkumpul Pimpinan Ajudan Tertinggi bersama sahabat-sahabatnya yg mulia, lalu para penerus-penerusnya, muncullah pengikut yg menolak memuliakan orang yg dimuliakan oleh Maha Raja, mereka sekelompok dengan Iblis, karena Iblis menolak memuliakan orang yg dimuliakan oleh Maha Raja.

Kelompok lain adalah yg tidak melewati sidang Akbar, mereka ada yg langsung ke Istana, mereka adalah orang-orang pilihan Maha Raja, yaitu mereka yg menjadi tentara Nya dimuka Bumi, sebagian Konglomerat (para ahli Ibadah dan orang2 kaya yg dermawan) dan sebagian Pejabat Tinggi (para Ulama, Da’I dan Ahi Ma’rifah billah). Derajat mereka pun berbeda-beda dalam Istana.

Adapula kelompok penjahat yg tidak lagi melewati Sidang Akbar, mereka langsung digiring ke Penjara Induk, mereka adalah yg tak mengakui kekuasaan Maha Raja, dan tak pula mengakui Muhammad adalah Ajudan Nya.

Dimanakah kelompokmu?