Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw
Senin, 1 juni 2020
Al-Habib Abdurrahman Hasan Al-Habsyi
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Segala puja dan puji syukur kita haturkan ke hadirat Allah Swt yang masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berkumpul memuji Allah Swt berkumpul dan bersholawat kepada Baginda Nabi besar Muhammad Saw, duduk bersama orang-orang Soleh, duduk bersama orang-orang yang mengenal Allah Swt baik yang hadir secara Zohir ataupun yang hadir secara bathin. Sesungguh nya Allah Swt memiliki para Malaikat yang di tugaskan oleh Allah Swt untuk berkeliaran di muka bumi ini dan menghadiri majelis-majelis seperti ini. Semoga dengan kehadiran para malaikat Allah Swt menerima apa yang kita niatkan dari apa-apa yang tersimpan di hati kita dari niat-niat yang baik di antaranya di angkat nya segala musibah dari muka bumi ini dan semoga Allah Swt menjadikan kita hamba-hamba nya yang taat, hamba-hamba nya yang mencari ilmu syariat Baginda Nabi besar Muhammad Saw
Telah banyak dari ulama kita yang telah berpulan ke Rahmatullah dan dengan demekian kita harus segara sadar bahwasannya ilmu makin terkikis, ilmu makin berkurang, tinggal bagaimana kita apakah kita ingin menghidupkan terus ilmu-ilmu mereka yang bersumber dari Baginda besar Nabi Muhammad Saw atau malah kita meninggalkan ilmu mereka kita mengaji, kita menghadiri di majelis ilmu namun yang kita dapati hanya tafakhur, hanya berbangga diri, hanya merasa lebih mulia dari pada yang lainnya tidak sedikit ilmu yang kita dapat dari majelis tersebut bila kita perhatian terhadap ilmu-ilmu yang di tuangkan oleh guru-guru kita
Sayyidil Habib Ali Masyhur beliau mengatakan orang yang tidak meliburkan waktu libur maka dia tidak akan mendapatkan dan meraih ilmu saat di masa pencarian ilmu maka ini mazhab nya orang-orang males dan Habib Ali Masyhur mengajarkan kami walaupun di bulan Ramadhan semua kholaqoh di tutup sama sayyidil walid al-habib umar dan di ganti dengan khalaqoh yang lainnya kecuali khalaqatul minhaj habib ali masyhur tidak mau memberhentikannya bahkan beliau mengatakan andaikata tidak mengaganggu kalian maka aku akan teruskan pelajaran walaupun di hari raya idul fitri.
Ilmu yang begitu luas di hati beliau, di pikiran beliau, kini telah di ambil oleh Allah Swt. Semoga anak-anak beliau cucu-cucu beliau atau para murid beliau bisa meneruskan walaupun sedikit dari ilmu Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Beliau adalah guru yang sangat mencintai murid-muridnya. Bahkan beliau tidak mengenal kata letih dalam mengajar. Tidak seperti kita baru mengajar 1 jam 2 jam sudah mengatakan saya capek saya ingin istirahat tapi beliau andaikata bersumpah itu perkara ringan maka kami akan bersumpah. Sungguh Al-Faqir saat beliau mengajar Minhaj Al-Faqir duduk di samping Habib Ali Masyhur dan Al-Faqir melihat jelas wajah beliau saat mengajar air mata nya menetes karena panas nya mata beliau karena kurang istirahat. Bahkan beliau jika Al-Faqir menyodorkan daftar hadir dan beliau setiap belajar menghadirkan Tholabah nya satu persatu. Sampai beliau terkadang begitu menyebut sebuah nama beliau tertidur lalu bangun dan memanggil sebuah nama lagi lalu tertidur lagi bahkan ketika beliau sedang cerita lucu sekalipun , saat beliau mengajar beliau terkadang suka bercerita lucu dan saat tertawa beliau tertidur. Ini himmah yang begitu kuat dari Al-Habib Ali Masyhur bahkan beliau lupa dengan waktu. Terkadang tidak ada yang mengingat kan beliau tentang waktu kecuali azan asar. Kita belajar ba’da Zuhur tidak ada yang mengingatkan beliau waktu kecuali azan Asar. Ini lah kemuliaan Sayyidil Walid Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
Bahkan beliau adalah orang yang merendah, tidak pernah membanggakan diri nya, beliau tidak pernah libur dalam mengajarkan ilmu. Baik beliau dalam keadaan sehat ataupun sakit. Sekali beliau pernah tidak mengajar di Khalaqoh kami di Minhaj saat beliau pergi ke Negeri kita Indonesia ini. Begitu pulan dari Indonesia beliau hadir kembali di Majelis dan beliau mengatakan demi Allah Swt tidak ada yang mengeluarkan aku dari Tarim kecuali karomah. Al-Habib Ali Masyhur tidak pernah mau keluar dari Tarim. Beliau adalah orang yang sangat di sandari oleh ahli Tarim bahkan saat beliau pergi ke Indonesia para Mufti di Tarim mengatakan seakan-akan majelis pembuka pincang karena tidak ada Habib Ali Masyhur. Karena beliau tegas, karena beliau adalah orang yang sangat berperinsip tinggi dan beliau tidak memudahkan perkara, tidak menggampangkan perkara dan beliau selalu mengambil pendapat yang terkuat dan sebelum nya meninggal Al-Habib Salim Asyyatiri, meninggal Al-Habib Abdullah bin Muhammad bin Syihab dan kita pun akan meninggal seperti mereka.
Kita akan meninggal seperti mereka baik ada nya Virus atau tidak ada nya Virus kematian itu pasti akan datang. Kematian adalah pintu dan setiap orang akan memasukinya tapi kematian bagi mereka orang-orang soleh para ulama dan para auliya kematian itu adalah hari raya bagi mereka namun kita yang bersedih bagi kematian mereka karena kehilangan mereka. Jika betul cinta nya kita terhadap mereka yang berjuang memperjuangkan syariat Baginda Nabi besar Muhammad Saw maka jangan terlantarkan majelis-majelis ilmu. Catat apa yang kita dengar hafalkan yang kita catat riwayatkan apa yang kita hafal Insya Allah kita akan di sertakan bersama mereka di hari kiamat.
Namun kalau kita menggampangkan maka kelak kita akan menyesal. Berapa ilmu dari zaman Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawa sampai detik ini Al-Habib Jakfar, Al-Habib Alwi,Al-Habib Bagir mereka mengajarkan kita dari tahun ke tahun dari minggu ke minggu dari bulan ke bulan terus sampai saat ini ilmu apa yang kita dapat? Apa yang kita kuasai dari ilmu-ilmu tersebut sungguh beruntung yang mendapatkan ilmu yang mereka perhatian dengan Ilmu tapi alangkah merugi nya bagi mereka yang tidak mendapatkan apa-apa hanya mendapat stempel bahwa saya keluaran Majelis Rasulullah Saw, bahwa saya adalah orang yang berbakti kepada Majelis Rasulullah Saw tapi ilmu yang mereka dapatkan tidak ada. Semoga tidak ada satupun yang demikian tapi jadikanlah meninggal nya para ulama kita membuat semangat baru untuk kita untuk bisa menggantikan walaupun satu persen dari perjuangan mereka. Andai kata kita semua memiliki semangat yang kuat, semangat yang sama ingin meneruskan syariat Baginda Nabi besar Muhammad Saw maka Insya Allah dunia ini akan menjadi tentram.
Sayyidil walid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz di rumah Al-Habib Mukhsin beliau mengatakan saya heran dulu Sembilan orang wali bisa mengislamkan 90 persen Rakyat Indonesia tapi mengapa kita sekarang yang 90 persen tidak mengislamkan yang 10 persennya? Kenapa demikian? Ini lah kualitas mereka dengan kita? Sangat jauh.
Bahkan sayyidil Habib Abdullah bin Syihab begitu menceritakan tentang Salafussholeh, menceritakan sahabat Nabi Muhammad Saw beliau mengatakan ketahuilah bahwa kita tidak lebih mulia dari pada debu yang di injak dari pada mereka. Debu mereka jauh leb ih mulia dari pada mereka kata beliau.
Mereka memiliki himmah yang tinggi, semangat yang tinggi ilmu yang luas ketulusan yang murni kepada Allah Swt. Bukan menginginkan kedudukan, bukan mengingin kan ketenaran.
Al Habib Masyhur paling marah kalau ada orang mengatakan menurut saya. Siapa anda sehingga anda mengatakan menurut saya. Beliau adalah orang yang sangat kuat saat berpendapat. Bahkan beliau bisa dan dengan beliau lah kita Alhamdulillah mengenal mana pendapat yang kuat mana pendapat yang lemah. Sehingga tidak mudah bagi kami para murid beliau mengatakan perkara yang lemah di halayak umum. Maka dari itu andai kata kita mengetahui Fiqih itu sangat luas ada pendapat terkuat, ada pendapat kuat, ada pendapat lemah dan ada pendapat terlemah. Pendapat ini andai kata kita bongkar di muka umum maka semua seperti orang yang tidak beragama. Maka dari itu kita tidak heran kalau di Negara kita ini sedang kacau balau karena mereka tidak tau mana yang Mu’tamad mana yang tidak Mu’tamad. Mereka yang penting dapat di kitab di sebarkan. Tidak semua ulama berpendapat kuat. Ini kita melihat dari Al-Habib Ali Masyhur.
Saat itu Habib Ali Masyhur di Tanya: Habib bagaimana hukum arisan yang biasa perempuan itu berkumpul? Lalu beliau mengatakan Haram. Dengan tegas beliau mengatakan haram karena itu akad nya tidak jelas. Kalau di katakan akad nya pinjam meminjam maka setiap orang yang di pinjamkan harus membayar hutang sesuai janjinya tapi sekarang tidak. Di undi terlebih dahulu lalu siapa yang keluar namanya maka akan dapat uang tersebut. Andai kata itu akad nya nitip maka setiap orang yang menitip kapanpun boleh menarik uang nya. Andai kata itu hutang, lalu orang yang berhutang ini tidak mampu membayar di tunggu sampai dia mampu tapi kalau arisan harus bayar.
Kata Habib Ali Masyhur carilah masalah tersebut dan Alhamdulillah Al-Faqir menumakan di Siroh Minhaj di sana di katakana di perbolehkan oleh Al-Iraqi. Kata Al-Habib Masyhur siapa ini Iraqi? Dan apa alasannya? Al-Iraqi adalah Syekh Syafii atau guru nya Imam Syafii, tapi apa hubungannya dengan Mazhab Syafii? Terus apa alasan beliau? Tidak ada Habib hanya di perbolehkan saja oleh Al-Iraqi. Kalau hanya memperbolehkan keledaipun boleh memperbolehkan tapi harus ada alasan yang kuat. Maka dari itu kita harus menyebarkan perkara-perkara Mu’tamada kepada masyrakat umum agar mereka tidak terperanjat dalam kerugian.
Lihat di puasa Syawal ini banyak orang yang bertanya apa hukum nya puasa Syawal di gabungkan dengan Qodho Ramadhan? Andai kata kita bongkar permasalahan ini banyak pendapat ulama dalam hal ini ada yang memperbolehkan dan ada juga yang tidak memperbolehkan dan di antara yang memperbolehkan adalah Abi Makhromah beliau mengatakan kiasan Alassholah jika puasa nya itu wajib dan di gabungkan dengan sunnah Ghoiro Mu’akkadah maka itu boleh tapi pendapat yang terkuat adalah Syekh Ibnu Hajar yang mengatakan bahwa puasa Ramadhan tidak boleh di gabung dengan puasa apapun karena puasa Ramadhan perintah wajib dari Allah Swt dan tidak bisa di gabungkan dengan yang sunnah dan ini pendapat yang harus kita sebarkan. Kenapa? Andai kata ada pendapat mengatakan Ramadhan tidak dapat di gabung dengan yang lainnya maka yang memperbolehkannya pun sepakat. Ada orang pengen Qodho Ramadhan saja hukum nya sah. Lalu ada lagi yang pengen puasa Qodho Ramadhan di gabungkan denga Syawal ada yang memperboleh kana da yang tidak. Berarti ini perkara yang ragu atau tidak? Kenapa kita beribadah dengan keraguan? Pastikan bahwa ibadah kita murni mengikuti syariat Allah Swt tanpa khilaf para ulama. Ini yang di inginkan para ulama kita. Maka dari itu belajar itu tidak semudah yang kita pikirkan. Bukan kita Cuma berkata-kata kemudian tidak bertanggung jawab dengan kata-kata tersebut. Bukan berarti kita ini tidak tahu masalah-masalah yang Ghoiro Mu’tamad. Bahkan sering kami katakan andai kata ingin kami memberi tahu bahwa terkadang mencuri itu halal itu ada caranya.
Bahkan ada sebuah kitab karangan Syekh Assarbini Al-Khotib beliau mengarang sebuah kitab yang haram di baca oleh penuntut ilmu. Kenapa? Karena pendapat di situ luar biasa. Sebab nya adalah Syekh Al-Abbadi beliau mengatakan sungguh engkau adalah bukan orang alim yang aku tau. Engkau setara denganku Al-Abbadi ini murid nya Syekh Ibnu Hajar kemudian berguru dengan Imam Romli karena cerdas nya Al-Abbadi Al-Imam Romli yang tadi nya gemuk menjadi kurus dan sampai ibu nya Imam Romli mengusir Al-Abbadi dari Majelis nya Imam Romli tapi imam Romli mengatakan jangan karena berkat dia aku banyak mengenal ilmu.
Datang ke Al-Khotib Assarbini yang terkenal wali yang mencium tangan Al-Khotib Assarbini bukan hanya tangan Muslimin Mesir tapi orang Kafir pun mencium tangan Assarbini. Al-khotib yang mengarang Minhaj kitab nya Mughnil Mu’tad. Beliau begitu datang Al-Abbadi di suruh cium tangan tapi Al-Abbadi tidak mau lalu tangan Assarbini berubah seperti tangan Singa maka Al-Abbadi pun mencium tangan Al-Khotib seraya berkata aku mencium tangan mu karena kamu wali bukan karena kamu Alim. Kata Al-Khotib Assarbini apa yang harus aku buktikan sehingga kau bilang aku Alim. Lihat Syarah kamu tentang Minhaj ini, anak-anak juga bisa mensyarahkan kitab seperti ini. Kata Al-Khotib Assarbini aku akan membuat kitab yang membuat engkau mengakui aku bahwa aku Alim. Di karang sebuah kitab oleh Al-Khotib Assarbini yang membuat Abbadi geleng-geleng kepala. Namun kitab itu di haramkan untuk di baca. Kenapa? Karena di sana ada rahasia-rahasia yang tidak boleh di jadikan konsumsi oleh umum.
Ini kita baru belajar Safinah sudah merasa hebat. Baru belajar kitab Risalatul Jamiah sudah merasa Alim. Kita belum ada setitik dari ilmu mereka. Ulama kita begitu luas ilmu nya namun mereka tidak mengada-ada dalam memberikan hukum. Makanya kita para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah tidak mengajarkan kita dalil, kenapa? Karena kita dasar agama aja masih belum mampu. Sehingga banyak dari saudara-saudara kita yang belajar tentang dalil-dalil syariat Nabi Muhammad Saw akhir nya ngaco. Nyalahin Imam Syafii, nyalahin Imam Nawawi, memang dia kira Imam Syafii dan Imam Nawawi mengambil Hujjah dari Zabur atau Taurat? Mereka orang yang mengenal Al-Qur’an mereka orang yang mengenal Hadist Nabi Muhammad Saw bahkan Al-Bukhori, Imam Muslim khilaf ulama bahwa Imam Bukhori dan Muslim bermazhab Syafii ada juga yang mengatakan bermazhab Ahlul Hadist ini khilaf ulama namun terlihat amaliah yang di perlihatkan oleh Al-Imam Bukhori ataupun Al-Imam Muslim sangat dekat dan sangat mirip apa yang di fatwakan oleh Al-Imam Syafii. Ini menandakan bahwa kemulian mereka adalah kemulian yang mutlak Allah Swt kepada mereka.
Kata Nabi Saw seorang Alim dari Quraisyh yang ilmu nya memenuhi barat dan timur adalah Imam Syafii. Dulu para sahabat mengira itu Al-Imam Ali bin Abi Thalib karena Nabi mengatakan aku raja nya ilmu dan Ali pintunya tapi ternyata yang di maksud oleh Nabi Saw adalah Al-Imam Syafii sampai Jakarta pun ada mazhab Al-Imam Syafii. Maka dari itu ulama kita mengajarkan ummat manusia ini sesuai kemampuan otaknya sesuai hadist Nabi Saw (ajaklah bicara ummat manusia sesuai otak mereka masing-masing). Maka dari itu belajar dengan benar, belajar dengan baik apa yang di sampaikan oleh Al-Habib Jakfar, apa yang di sampaikan oleh Al-Habib Alwi dan apa yang di sampaikan oleh Al-Habib Bagir catat dan jangan merasa kita sudah khidmah selesai tugas nya. Kita harus menjadi orang-orang yang pertama yang meraih ilmu mereka.
Nabi mengatakan ulama adalah pewaris Nabi. Abi Hurairah orang yang pelupa yang tidak cerdas ada kekurangan pada mentalnya. Beliau datang ke Rasulullah dan mengatakan Ya Rasulullah saya setiap hadir di Majelismu keluar lupa. Maka Nabi Saw mengambil rida nya lalu di gelar di tanah oleh nabi kemudian Nabi mengambil angin kemudian rida nya ini di libatkan di kepala Abi Hurairoh lalu kata Abi Hurairoh mulai sejak itu apa yang Nabi ucapkan aku langsung hafal. Maka dari itu Abi Huarairah itu orang yang paling banyak meriwayatkan hadist nya Rasulullah Saw padahal beliau hidup dengan Nabi hanya 3 tahun.
Datang Sayyidina Ali mengatakan aku ingin kuat hafalanku Ya Rasulullah lalu Rasulullah Saw menyuruh sholat. Ada cara-cara untuk kita pintar. Namun pastikan kita ingin menjadi pintar untuk bisa meneruskan dakwah nya Nabi Saw bukan supaya terkenal bukan supaya menjadi hebat di mata manusia. Sungguh banyak orang yang di berikan ilmu tapi mereka tersesat.
Maka nya Sayyidil Walid Al-Habib Umar menyinggung kami para murid nya banyak orang yang mengejar yang memiliki maksud yang tinggi dengan mengejar sarana begitu mereka mendapatkan sarana mereka lupa dengan tujuan. Sarana menjadi mulia karena ilmu tapi bukan mulia di sisi manusia tapi mulia di sisi Allah Swt. Semua memiliki sarana tapi sarana jangan kita jadikan tujuan. Maka dari itu mulialah niat yang murni dari awal.
Maka nya Nabi Saw memperingati kita dalam menuntut ilmu jangan untuk menyaingi para ulama. Jangan niat untuk mengucilkan orang bodoh, jangan niat supaya di pandang orang lain dan orang yang mempunyai niat tadi tempat nya di neraka walaupun dia nuntut ilmu Syariat Nabi Muhammad Saw. Maka dari itu jadikan niat kita seperti niat orang-orang Soleh. Seperti Sayyidl Habib Ali Masyhur yang tidak pernah mengenal pamrih apapun bahkan beliau adalah orang yang sangat percaya dengan orang-orang di sekitar beliau. Beliau tidak pernah sudzon dengan orang lain akan tetapi beliau sangat tegas saat mengambil keputusan. Semoga Allah Swt mengangkat derajatnya dan di jadikan kita murid-murid beliau yang berintisab kepada beliau, menjadi murid-murid yang soleh yang dapat meneruskan sedikit dari pada perjuangan beliau dan semoga Allah Swt memanjangkan usia Al-Habib Muhsin Al-Hamid dan semoga Allah Swt menjaga guru kita Sayyidil Walid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dan semoga para orang-orang yang telah wafat di rahmati oleh Allah Swt khusus nya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musaw, Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Habib Abdullah bin Muhammad bin Syihab, Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar Asyyatiri Al-Fatihah.